Hello everyone! Welcome back to this story 👋.What your opinion with this story? Please write in comment. I hope you like my story and give me a vote and comment. Jangan lupa untuk membaca ceritanya terlebih dahulu ya!
Enjoyed for u and happy reading guys!
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Rainni menangis dalam diam setelah di bentak oleh Danis di muka umum. Sebutir demi sebutir air mata meluncur hingga membasahi pipinya. Baru kali ini, ia di bentak di depan umum dan itu dengan pacarnya sendiri, eh salah lebih tepatnya mantannya sendiri. Ia tidak mengerti Danis rela datang untuk memisahkannya namun, mengapa justru ia membentaknya.Ada sedikit rasa sakit dan perih yang ia rasakan membuat kepalan tangan terbentuk perlahan.
Emosi Rainni yang sudah tidak terkontrol pun akhirnya menepis kasar tangan Danis yang mencengkram tangannya dengan cukup kuat lalu berjalan seraya memojokkan Rainna.
"Sadar Rainni sadar!" ujar Rainna seraya menepuk bahu Rainni sambil berjalan mundur
Rainni tersenyum miring lalu memojokkan Rainna lagi hingga punggung Rainna terbentur hingga menyebabkan bunyi yang cukup keras "aw" ringis Rainna pelan.
"Sakit, hm? itu belum seberapa." ucap Rainni pelan.
Danis menggeram kesal, dirinya melangkahkan kaki mendekat kepada kedua gadis itu "Jangan bergerak atau lo akan menyesal."
Rainni tersenyum puas lalu menatap Rainna tajam "justru lo yang jangan bergerak nis atau lo akan tau apa yang bakal gue lakuin sama cewek SIALAN INI!"
Danis menghentikan langkahnya saat suara Rainni meninggi.Ia menatap gadis itu tajam walaupun gadis itu tidak melihatnya. Rainni pun berbalik badan namun tangan kirinya mencengkram tangan Rainna agar tidak kabur kemana mana.
"Dia ini siapa lo ha? Sampe gitu banget belainnya."
Danis tidak menggubris "diam atau menyesal."
"Gue diem? Gak ada gunanya. Lagian kalo gue diem apa hubungan kita akan balik lagi seperti semula ? Enggak kan."
"Jawab gue, kalo gue diem hubungan kita akan seperti semula gak?" tanya Rainni dengan kesal Danis menghembuskan nafasnya pelan dan menatap Rainni dengan penuh kekesalan.
"Sadar, lo yang minta putus bukan gue." jawaban Danis dengan dingin lalu matanya teralihkan kepada Rainna yang nampak sedang menahan sakitnya "lepasin dia, atau lo nyesel."
Rainni tertawa sumbang "gue gak akan minta putus kalo lo nya gak begitu, ini semua salah Lo dan Lo!"
Rainni membalikkan badannya menghadap Rainna, ia menekan kata Lo yang keluar pada akhir kalimat kepada Rainna. Tanpa aba aba yang jelas baik dari suara atau gerakan, Rainni langsung menyerang Rainna dengan mengangkat tangannya dan menamparnya dengan kencang, namun bukannya mengenai wajah Rainna, tangannya justru mendarat di tembok, kini darah mengalir sedikit di tangan gadis itu. Dan juga sebuah cincin perak yang terlepas dari tangan saudari kembarnya. Cincin itu sudah jatuh ke lantai dengan darah menghiasi keindahan cincin itu. Darah siapa itu? Saat Rainna mengangkat kepalanya, matanya pun membulat karena melihat darah yang mengalir cukup banyak pada tangan saudari kembarnya. Emosi, panik dan khawatir menjadi satu membuat Rainna bertindak tanpa pikir panjang dengan melepaskan dasinya untuk memperban luka di tangan saudari kembarnya untuk mencegah pendarahan semakin banyak.
"Lo boleh marah sama gue! Tapi jangan nyakitin diri lo sendiri!" emosi Rainna sudah memuncak, sedangkan Rainni mematung dengan tatapan nanar ke arah tangan yang di balut oleh darah yang cukup banyak.
Kak Raditya baru saya sampai di kelas Rainna, ia baru mendapatkan kabar bahwa kedua adiknya itu sedang bertengkar dan ia tidak datang sendiri, ia di temani dengan Reza dan Faiza. Reza yang melihat tangan Rainni yang terluka pun langsung menariknya sedangkan kak Raditya memeluk Rainna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Go About in the Rain
Teen FictionHujan. Ia sudah lama bersembunyi untuk menahan rintikannya. Hingga banyak orang yang menunggu akan kehadirannya, termasuk dengan Rainna si gadis penyuka hujan yang menunggu untuk merasakan sebuah kebahagiaan. Namun, hujan mengkhianatinya.Kedatangann...
