23 | Berubah Sikap

36 8 2
                                        

Hello guys! Welcome back to this story!!! Hiyaaa akhirnya update juga setelah sekian lama hiat, siapa yang penasaran sama kisah mereka? Ayoo komen di bawah!

Maafin gue kalo misalnya ada kesalahan kata atau kalimat yang nyambung, dan selamat membaca!











Jangan di paksakan bila kau sudah tidak tahan, menangislah jika kau rasa itu akan membuat mu tenang. Jangan biarkan tangisan itu menjadi sebuah tumpukan karena terlalu lama di pendam, bukan hanya pikiran yang akan terganggu, mental pun juga akan terganggu bila lau tidak mengeluarkannya.

-Danis Fadella Winata

***

Sinar matahari dengan indahnya memancarkan sinarnya kepada bumi seraya tersenyum, sinar yang masih belum terasa hangat ini sangat sejuk sehingga upacara bendera kali ini sangat khidmat tanpa adanya keluh kesah karena gerah ataupun kepanasan. Semua murid kini berbaris rapih di tengah lapangan, dengan topi dan segala atributnya terpantri di seragam putih yang di padukan dengan rok abu abu di bawahnya. Tangan yang sedang di instruksikan untuk istirahat di tempat pun menyiapkan sang telinga untuk mendengarkan kata kata mutiara yang keluar dari sang pembina upacara.

Rainna mengembangkan senyumnya, ketika Danis mengejeknya karena hal kemarin dengan kata kasar dan dinginya itu. Entah mengapa ia tidak merasakan emosi kepada Danis hari ini, dan rasanya seperti ada sesuatu yang menggelitik hingga ia ingin tertawa dan tersenyum lagi dan lagi.

Entah ini akan menjadi awal perubahan sikap Rainna kepada Danis yang menandakan mungkin mereka bisa menjadi seorang teman, atau bisa kembali memanas, di karenakan bukti yang masih di dalam tahap pencaharian.

"Rese banget sih lo hari ini, habis kesambet apaan lo sampe kayak gini? Jin tomang? Demit? Apa tuyul kacang ijo upin ipin?" ujarnya dengan panjang membuat Danis memutarkan kedua bola matanya malas.

"Bacot anjir." sarkasnya dingin

Rainna menatap Danis dingin lalu bersedekap selayaknya memarahi anak kecil yang tidak mendengarkan ucapan orang tuanya tanpa pamit ataupun mengucapkan permisi karena saking kesalnya. "KOK LO NGEGAS SIH? GUE GAK ADA NGELUARIN TOXIC LOH TADI, kan biasanya kalo ada lo reflek selalu keluar walaupun gue gak menginginkan satu patah kata toxic pun keluar dari mulut gue."

"Jatuh cinta kali lo sama gua." jawabnya asal yang di hadiahi satu pukulan di punggung tegap Danis hingga membunyikan suara yang cukup keras, beberapa orang di sekitarnya menatap Rainna yang membuat dirinya menahan malu seraya mengangkat kedua jadinya ke udara.

"Tak ada otak."

"Yang ngomong."

"Lo juga ngomong Jubaedah."

"Tapi lo yang pertama ngomong Toniiii! Lagian mimpi apa lo semalem sampe bisa ngomong kek gitu? Ngawur banget." ucap Rainna kesal, ia menendang botol yang berada di sampingnya lalu menyorotnya ke arah Danis, dan ya! Tepat sasaran, tapi sebelum itu, ia sudah menjadi target oleh Bu Fana,sang guru bk. Ia kaget sekaligus malu karena tertangkap basah sudah tidak tertib dalan rangkaian upacara.

"Ngapain kamu Rainna?" tanya bu Fana tegas.

"Eh eng-enggak ngapa ngapain kok bu" elak Rainna seraya berbaris tegap dengan tangan yang kembali dalan posisi istirahat di tempat

Go About in the RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang