Go About in the Rain

26 | Filosofi permen karet

Hello guys! Welcome back to this story 🐾 Ah akhirnya ke update juga ni part. Oh iya apa kalian nunggu bagian baru dari Gaitr? Kalau iya gue ucapin terimakasih ke kalian semua yang sudah Setia membaca cerita ini dari awal sampai sekarang. Apa kalian sudah siap buat baca part ini? LET'S, CHECK IT OUT!
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•

Hubungan itu sifatnya sama kek permen karet na. Banyak dan tak terhingga, misalnya.

1.kalo lo serius menikmati permen karet pasti lo bakal dapet rasa manisnya begitu juga sebaliknya kalo lo gak ada rasa buat menikmati rasa yang bakal lo dapet cuma hambar.

2.Kalo lo serius lagi menikmati permen karet, rasa capek buat ngunyahnya gak bakal kerasa begitu juga sebaliknya, kalo lo gak serius pasti abis makan permen karet rahang lo langsung pegel karena capek.

3.Kalo lo emang suka sama permen karet, sehambar apapun rasanya pasti bakal lo makan sampe puas, coba kalo lo gak suka atau cuma sekedar coba doang, sekali rasanya hambar langsung di buang.

4.Kalo lo terjebak sama permen karet pasti dia gak bakal bisa lepas dari sepatu lo, karena apa? Karena dia seperti hubungan, terikat dan bisa lepas sendiri kalau memang sudah habis masanya.

Masih banyak lagi ibarat permen karet tentang hubungan. Coba deh gue tanya sama lo sekarang, apa kesimpulan lo dari ibarat yang gue sebutin tadi?

Daniel Arsena W

***

"Lo aman kan?" tanya Daniel seraya menempelkan tangannya pada kening Rainna, padahal panas saja tidak mengapa harus ngecek suhu badan?

Rainna mengerjapkan matanya sebentar lalu membuang nafasnya pelan "Suhu badan gue aman kok ka, cuma-"

"Hati dan jantung lo yang gak aman?" potong Daniel seraya terkekeh pelan.

"Astagfirullah akhi, hati sama jantung gue baik baik aja gak ada yang sakit!" seru Rainna dengan tegas

Daniel pun mencubit pipi Rainna dengan gemas, " maksud gue bukan itu Dino, tapi hati lo gak bergetar lagi kan dan jantung lo gak jedag jedug dengan kencang kek lampu disko gara gara ketemu lagi sama mantan gebetan yang paling tampan sejagat raya?"

Rainna pun terdiam seraya tertunduk malu. Apakah Daniel tidak mengetahui kalau dia sedang membuat seseorang dilanda panas secara mendadak serta tingkah yang tersendat sendat karena merasa bergetar atau yang biasa di sebut dengan salting plus blushing?

"Dino? It's a unique nickname"

"Eh pipinya kenapa tu." goda Daniel kembali seraya menekankan jarinya kepada pipi Rainna dengan usil.

"Perasaan gue gak nyoretin pipi lo pake benda yang bertinta merah atau pink deh." tambahnya lagi.

"A-apaan sih kak, gu-gue gak dandan sama sekali. Jadi gimana bisa pink warna pipi gue." Alibi Rainna yang terbata bata untuk menyembunyikan fakta tentang pipinya yang memerah itu.

Sedangkan Daniel, ia tergelak puas.

"Iya iya gua tau, jantung lo makin dag dig dug ser kan?"

Rainna kira Daniel akan mengucapkan, "iya iya gua tau, cuma bercanda gak usah baper ya.Maafin gue, peace." ternyata itu hanya haluan belaka. Yang di ucapkan Daniel sungguh berbeda 360° yang berhasil membuat jantung Rainna semakin tidak karuan. Memang ya, lelaki satu itu tidak pernah berubah, Daniel ya Daniel dan akan selalu menjadi Daniel, yang tidak bisa berhenti jahil bila orang yang di jahilinya marah dan ia tertawa dengan puas. Tapu tidak dengan Rainna, ia tidak mampu memarahi orang yang satu ini. Untuk berdiri di dekat Daniel saja ia rasanya ingin tumbang.