6

183 18 0
                                    

Sekitar satu jam reivan dan viona berada di rooptoop. mereka ralat Reihan karena viona masih setia memejamkan mata indahnya dengan reivan yang tak bosan memandangi wajah manis itu sambil tersenyum manis. Padahal 4 tahun belakangan ini ia jarang sekali tersenyum. menghiraukan bel istirahat telah berakhir itu artinya kini mereka sudah harus kembali ke kelas.

Ketika  reihan sedang asik memandangi wajah manis yang mampu mengalihkan dunia nya yang sepi hanya untuk memikirkan gadis itu. Ia melihat dan merasakan viona menggeliat dan mengucek ngucek kedua bola mata indahnya sambil menguap lebar.

"sial, bisa bisanya gue ketiduran disini mana udah selesai lagi jam istirahatnya." viona mengoceh setelah melihat jam yang bertengger di pergelangan tangannya menunjukan bahwa ia jam istirahat telah berakhir setengah jam yang lalu.

"gimana nih ah elah sial sial sial. "viona memukul kepalanya sendiri bahkan ia masih belum menyadari bahwa reivan sedari tadi sedang memperhatikannya sambil tersenyum tipis.

"jangan di pukul kepalanya nanti sakit." kata reivan tiba tiba dan itu sontak membuat viona kaget viona menghela napsnya,ia berfikir kenapa.ia sampai lupa tadikan reivan yang membawanya ke rooptoop sekolah.

"bodo. Loe tuh ya.kenapa gak bangunin gue sih?"kata viona yang sedang menatap reivan kesal.sedangkan reivan hanya memandang langit yang sudah mendung sedari tadi.

"gue gak tega. Soalnya tadi gue liat loe tidur kayaknya nyenyak banget. kalo gue bangunin loe takutnya loe masih ngantuk.biar aja kita bolos.loe tenang aja nanti gue bilang sama gurunya kalo kita izin." kata reivan panjang lebar. Viona terkejut reivan berbicara panjang lebar walaupun ini bukan pertama kalinya reivan berbicara biasa pada dirinya ia heran,semua murid SMA HARAPAN BANGSA bilang bahwa reivan itu irit ngomong dan dingin tapi viona tak melihat sikap itu dari reivan. Reivan selalu berbicara biasa dan tidak irit jika berbicara dengannya.

"gue udah bilang gue cuman bersikap dingin sama orang yang gak deket sama gue." kata reivan yang sepertinya mengetahui isi pikiran gadis yang ada di depannya itu.

"lah, kan gue juga gak deket sama loe.lagi pula gue gak kenal sama loe. Gue cuma tau nama loe doang." kata viona namun ia tak memandang reivan ketika ia berbicara.ia malah mengikuti kegiatan reivan yang sedang memandangi langit yang terlihat mendung.

" gue gatau tapi gue nyaman kalo deket sama loe." kata reivan tulus sambil.tersenyum pada viona.viona yang melihat itu sempat terpesona namun tak lama ia menggeleng gelengkan kepalanya. Reivan yang melihat itu mengernyitkan dahinya heran.

"loe kenapa geleng geleng gitu?" reivan bertanya pada viona yang hanya di jawab singkat oleh viona." gapapa" jawabnya.

Kemudian viona berdiri dari duduknya berniat untuk pergi karena bel pulang telah berbunyi. Namun baru satu langkah ia berjalan, tangan nya ada yang mencekalnya. Siapa lagi pelakunya kalo bukan reivan. Reivan memgang tangan kanan viona dan ia ikut berdiri dan menghadapkan tubuhnya di depan viona.

"loe pulang sama gue" kata reivan.
"engga maksih."jawab viona cuek.
"loe gak seneng gitu gue ajakin balik bareng? banyak loe cewe yang antri buat pulbar ama gue." kata reivan percaya diri. Entah mengapa ketika reivan berada di dekat viona sikap dingin yang biasanya melekat pada dirinya menguap seketika.

" gue gak peduli." jawab viona masih dengan muka cueknya

"loe harus pulang sama gue pokoknya." keukeuh reivan pada viona.

"gue heran sama loe. Kata orang loe dingin banget sama irit ngomong, kok sama gue loe jadi kayak emak emak sih yang suka ngoceh? Loe tuh nyebelin tau gak. Baru kenal juga." kata viona sambil berjalan meninggalkan reivan.

"kan gue bilang gue bersikap dingin cuma sama orang yang gak deket sama gue dan gak bisa bikin gue nyaman." kata reivan menjawab viona.

"bodo." kata viona lalu setelah itu ia pergi berjalan meninggalkan area rooptop sekolahnya.

Ketika viona mulai menjauh, reivan berlari mengejar viona. Entah kenapa ia sangat ingin mengantar gadis itu pulang padahal selama ini ia terlihat cuek pada wanita. Apa ini efek dari cinta?

"tungguin gue sasa." kata reivan pada viona. Kini reivan dan viona berjalan sejajar ketika reivan memanggil dirinya sasa, ia merasa dihempaskan pada masalalunya lagi. Tapi ia mencoba menghilangkan ingatannya agar tak mengingat masalalunya lagi.

"jangan panggil gue SASA" kata viona penuh penekanan dikalimat akhirnya.

"kenapa?" reivan mengernyitkan dahinya.

" gue gak suka." jawab viona reivan.pun menganggukan kepalanya.

Ketika berjalan dikoridor sekolah viona melihat reivan dengan wajah datar dan dinginnya. Sorot mata tajam yang reivan pasang mampu membuat nyali para siswi yang berniat menyapa nya menciut.

Viona heran kenapa reivan bisa berubah secepat itu. Padahal baru saja reivan berbicara cukup panjang dengannya tapi benar kata reivan ternyata ia hanya bersikap niasa pada orang yang sudah dekat dengannya dan dengan orang yang bisa membuatnya nyaman.

Tapi.. Kenapa reivan nisa bersikap biasa dan tidak menmpilkan sikap dinginnya pada dirinya padahal kan reivan dan viona baru kenal.karena terlalu lelah memikirkan itu. Viona hanya mengedikan bahunya acuh.

Setelah sampai di kelasnya reivan dan viona langsung mengambil tas mereka dan berjalan keluar kelas menuju parkiran.

Viona sebenarnya tidak mau tapi reivan tetap memaksanya agar pulang bersamanya berkata pada viona bahwa dirinya akan menemui aldan.

stay with me please!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang