Saat viona dan reivan sampai ke rumah milik orangtuanya viona, mereka tak melihat siapapun dirumah.
Sepertinya aldan juga belum pulang dari sekolah pikir mereka berdua.
"ayo masuk!" kata reivan setelah memarkirkan motor sport nya dihalaman rumah milik orangtua viona.
"berasa loe yang punya rumah" viona memutar kedua bola matanya itu pada reivan.
"iyh kan nanti gue juga bakal jadi bagian dari keluarga ini"
seperti biasa,reivan sudah menampilkan wajah kalem lagi karna hanya ada viona.
"serah lu dah " viona langsung melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam rumah milik orangtuanya itu.
Dan disusul oleh reivan yang mengikuti viona dari belakang.
"ngapain ngikut?"
Pertanyaan viona itu, ia lontarkan tanpa melihat ke arah reivan yang saat ini sedang berjalan kearah viona untuk mensejajarkan posisinya.
"udah masuk aja"
Reivan mendorong pelan tubuh viona yang masih berdiri mematung di depan pintu.
"di rumah cuma kita berdua lo.
Pembantu lagi pulkam, awas aja kalo macem macem."Jari telunjuk viona saat ini tepat berada di depan wajah reivan,tepatnya di depan kedua bola mata reivan.
Reivan hanya tersenyum tipis atas perlakuan viona terhadapnya.
"gue ga akan macem macem,tapi nanti kalo khilaf gatau deh"
Senyuman tipis reivan kini sudah berubah dengan Seringaian yang membuat viona mengedikan bahunya was was.
"bunglon nyebelin" seelah mengatakan itu,viona langsung masuk kedalam rumahnya,
tanpa menunggu reivan yang sedang tersenyum senang karna Berhasil membuat viona kesal.
Sesaat setelah mereka masuk kedalam rumah, viona langsung naik kelantai atas dan masuk kedalam kamarnya dan mengganti pakaiannya dengan pakaian rumahan.
"belom pulang lo? Bokap lo pasti khawatir."
pertanyaan yang dilontarkan viona,seperti sebuah kode untuk mengusir reivan yang sedang asik menonton tv.
" ga ada yang bakal khawatir,tenang aja"
Kata itu reivan lontarkan dengan santai,namun viona tahu betul, maksud dari jawaban reivan.
Viona melangkah mendekati reivan yang duduk di depan layar tv milik keluarganya.tanpa menunggu lama lagi Vio langsung duduk di sebelah reivan dan membawa reivan ke dalam pelukannya,
Awalnya reivan kaget dengan perlakuan viona,namun tak lama ia tersenyum tulus dalam dekapan kecil viona.
Entah setan apa yang merasuki viona,hingga berani berbuat seperti itu,namun viona sungguh merasa sangat peduli saat ini pada lelaki yang ada didekapannya.
" lo harus yakin, kalo bokap lo sayang sama lo,meskipun gue tau Masalalu yang lo alamin itu sulit buat lo terima. Tapi lo harus coba buat belajar memaafkan semuanya." nasihat viona pada reivan.
Viona tak sadar bahwa dirinya juga sulit memaafkan masalalunya sendiri.
"tapi,bantu gue"
"pasti" viona hendak melepaskan pelukannya pada reivan, namun reivan malah mempererat pelukan itu.
"ok. Sekarang lo harus lepasin gue bunglon! "ingat itu adalah perintah viona,namun tak didengar sama sekali oleh reivan.
"gak" jawaban itu meluncur bebas dari mulut sexy milik reivan.
"ihh lepasin gak! Dasar bunglon" viona masih berusaha melelaskan dirinya dari pelukan reivan.
Viona sungguh menyesal karna telah melakukan hal seperti tadi, kenapa pula ia harus memeluk reivan. Aihh viona sangat sangat menyesal.
"gak mau"kata itu reivan ucapkan dengan nada seolah mengejek.
Bukannya melepaskan pelukannya,reivan malah menggelitiki pinggang viona.sontak saja itu membuat viona menggerakan tubuhnya tak menentu sambil tertawa menahan geli.
"bunglon,, ahaha... Geli" viona berusaha melepaskan jari jari nakal reivan yang ada dipinggangnya agar berhenti membuatnya merasakan rasa geli yang sungguh menyiksa dirinya.
"coba aja" reivan semakin gencar menggelitiki viona hingga viona semakin menggeliatkan tubuhnya tak tentu arah,
Hingga,,
Bugh,
viona jatuh tertidur disofa yang tadi ia duduki.dan reivan masih saja menggelitikinya,padahal jarak tubuh mereka sangat intim.
Dengan viona berada dibawah kungkungan tubuh besar milik reivan.
"huh,huh.. Rei,udah yh aduh gue cape" dengan napas yang tak beraturannya viona memohon pada reivan. Dan masih belum sadar akan posisinya dengan reivan.
"ok.sama gue juga cape" kata reivan yang membuat viona lega.
Namun tiba tiba saja viona menjerit.
"Aaaaa.... Reivan... Bangun lo dari badan gue,cepetannnnn!" teriakan viona menggema ke seluruh penjuru rumah.
Bukannya mengangkat diri dari atas tubuh viona,.reivan.dengan jailnya memberi senyuman mesum pada viona dan malah mempersempit jarak diantara mereka.
"kalo gue gamau gimana?" perkataan itu sontak saja membuat tubuh viona bergidik ngeri.
"please,rei lo bangun yh" ingatan masalalu kelam itu menghampiri viona tanpa permisi. Membuat tubuhnya yang tadinya hanya bergedik ngeri menjadi bergetar hebat.
"hiks hiks lepasin gue" viona tiba tiba saja menangis membuat reivan khawatir.
Dan langsung saja membawa viona untuk duduk kembali.
"lo kenapa?" reivan dibuat khawatir oleh viona. Ia tak tahu bahwa kejailannya akan membuat viona takut.
Dan kenapa pula ia harus jadi orang yang jail.padahalkan dia adalah cowo berwajah tembok dan dingin.
"jangan gitu lagi yh"dengan suara seraknya viona memohon pada reivan.
Tanpa pikir panjang lagi reivan langsung menganggukan kepalanya dan langsung memeluk viona untuk menenangkan.
"maaf "hanya itu yang dapat reivan lakukan untuk viona yang saat ini ada dalam dekapannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
stay with me please!!
Humor"jangan memintaku untuk pergi meninggalkanmu, ku mohon" REIVAN WIRAWAN "pergilah dan cari kebahagiaanmu" VIONA SALSHABILA WIJAYA Tolong hargai penulis, saya buat cerita ini asli pemikiran saya makasih:)