8

171 17 1
                                    

"loe ga papa kan ada yang sakit gak? Coba sini gue lihat." kata reivan dengan wajah yang memancarkan kekhawatiran yang luar biasa.

Viona yang awalnya kesal karena reivan meraba raba sekitar wajah dan tangannya untuk memastikan apakah ada luka atau tidak kini di buat heran kenapa reivan sangat khawatir.

" gue gapapa kok sant ae kali." kata viona cuek. Sedangkan reivan kini sangat kesal bagai mana bisa viona tampak tenang sedangkan ia sangat khawatir dengan keadaan  viona.

"gue khawatir sama loe please jangan ulangin lagi yh gue takut loe kenapa napa." kata reivan yang awalnya kesal dan kini dia benar benar takut viona kenapa napa. Reivan dengan tiba tiba memeluk tubuh viona membuat viona kaget namun ketika itu juga viona merasakan kehangatan dari reivan. ia pun dengan refleks membalas pelukan reivan

Reivan tersenyum ketika viona membalas pelukannya ia pun mengeratkan pelukannya pada viona.

" gue gak mau loe kenapa napa. Gue khawatir banget."  viona mendengar reivan berbicara tulus dan tanpa sadar ia tersenyum tipis.

"gue gak papa" kata viona sambil melepaskan pelukan diantara mereka.

" ini tas nya, yang punya tas nya dimana?" kata reivan sambil bertanya.

"di pertigaan yang tadi kita lewatin yaudah yuk balikin dulu kasian kan" kata viona dan reivan hanya mengangguk.mereka berjalan pada motor masing masing dan menggunakan helm masing masing.

Mereka meninggalkan kedua preman yang tadi mencuri tas.setelah memberikan tas pada ibu yang tadi di curi mereka langsung pulang ke kediaman viona.

"assalamualaikum." kata viona dan reivan serentak ketika sampai di depan pintu rumah viona.

"waalaikumsalam" jawab suara seorang laki laki yang bisa viona dan reivan simpulkan.bahwa itu suara aldan kaka dari viona.

Orangtua viona masih belum pulang dan masih di luar kota.

"dari mana aja kok baru pulang"kata aldan menatap adik dan sahabatnya satu persatu.

"ck awas loe minggir gue mau  masuk." kata viona mendorong tubuh kakaknya karena tubuh kakanya menghalangi jalan untuk masuk.

Mau tak mau aldan memberikan akses untuk adiknya masuk karena ia melihat adiknya seperti kelelahan.

" abis dari mana aja.?" tanya aldan pada reivan yang sudah duduk di ruang tamu sedangkan viona sudah masuk kedalam kamarnya dan tidur karena kelelahan.

"tadi ada kendala dikit" kata reivan singkat.

"kendala apaan?" tanya aldan lagi karena masih penasaran.

Reivan pun menjelaskan kejadian ketika viona dan dirinya menolong ibu yang di jambret tanpa dilebih lebihkan atau pun dikurangi.

"ck tue orang emang cuek tapi jiwa pedulinya emang masih ada." kata aldan setelah ia mendengarkan cerita dari reivan.

"dia bisa beladiri" ucap reivan.

" iyh dia emang bisa beladiri tepatnya  bisa karate dulu dia pernah ikutan ekskul dan dia juga sering ikut lomba." terang aldan bercerita. Reivan hanya mendengarkan dan megangguk.

"tapi setelah suatu kejadian  itu dia jadi gak ikutan lagi" kata aldan membuat reivan menherutkan kening.

" kejadian apa.?" tanya reivan penasaran.

" dia juga punya masalalu yang sama kayak kita dan dia juga mungkin bisa dibilang sama kayak loe punya masa lalu yang kurang baik." jawab aldan.

" dan gue udah bilang mungkin suatu saat loe bakal tau semua tentang dia tapi bukan sekarang." sambung aldan dan reivan lagi lagi hanya mengangguk.

Setelah pembicaraan itu aldan dan reivan larut dalam perbincangan ringan. Hingga tak terasa hari sudah malam. Reivan pamit pulang pada aldan.

"gue balik dulu yh" pamit reivan pada aldan

"iya hati hati loe." jawab aldan dan ia pun masuk kedalam rumah setelah reivan pergi meninggalkan halaman rumahnya.

stay with me please!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang