9

156 14 0
                                    

Pagi itu viona sudah siap dengan seragam lengkapnya. Seperti biasanya ia tidak menggunakan rok melainkan celana karena ia ingin pergi ke sekolah sendiri lagi.

"morning" kata viona setelah sampai dilantai bawah rumahnya untuk sarapan.

"morning sayang." jawab ayah dan bundanya serentak.

Ayah dan bundanya baru saja pulang tadi malam karena pekerjaan mereka telah selesai.

" bun aku pergi sekolah sendiri lagi yh." seru viona yang sedang memakan sarapannya.

" iyh boleh tapi hati hati yh " jawab bundanya sambil mengulum senyum.

" makasih bunda, oh iya bang loe udah atur kan masalah gue yang mau ikut basket?." tanya viona pada abangnya yang sedang sarapan sambil memainkan ponselnya.

" iyh udah kok tenang aja." jawabnya.

"nanti pulang sekolah latihan soalnya kemarin ga jadi ada halangan." sambung aldan pada viona.

"ok" viona bangkit dari duduknya kemudian menghampiri kedua orangtuanya.

"vio berangkat dulu ya yh bun?" kata viona sambil mencium punggung tangan milik kedua orang tuanya.

" iyh hati hati" kata ayah nya sambil mengusap lembut rambut viona.

Viona hanya tersenyum dan menghampiri abangnya yang sedang meminum susunya.

" bang gue berangkat, kalo masalah ketua basket baru kapan pemilihannya?" tanya viona.

" nanti setelah pulang sekolah dek." aldan kini sedang mengambil kunci mobilnya karena ia selalu membawa mobil berbeda dengan viona yang lebih suka membawa motor sport merah kesayangannya.

"oh" setelah itu viona pergi meninggalkan rumahnya dan melajukan motornya menuju sekolah.

Hari itu masih pagi jadi ketika viona sampai di parkiran sekolah masih belum banyak murid yang datang.

Viona berjalan melewati koridor sekolahnya yang masih sepi. Kemudian ia pergi menuju ke arah toilet untuk mengganti celananya menggunakan rok.

Tak lama setelah itu ia kembali berjalan jalan dan kini langkah kakinya membawa dirinya ke arah rooptop sekolahnya.

Ketika sampai diatas, ia mendengar suara erangan seseorang, ia pun dengan cepat menghampiri ke arah sumber suara.

Matanya terbelalak ketika melihat seorang pria sedang menjambak rambutnya sendiri sambil mengerang dan sedang berada di pinggir rooptop yang memperlihatkan area parkiran. Jika dilihat dari atas itu sangat tinggi dan jika pria itu terjatuh mampu membuat pria itu mengeluarkan darah dari kepalanya.

Viona berlari kearah pria itu dan menariknya ke tempat yang lebih aman.

" loe gila hah?? Kalo punya masalh tuh selesain jangan bersikap nekat kayak gini." kata viona berteriak sambil membalikan tubuh pria yang ada di depannya.

" loe kan cowo yang kemarin bawa motor ugal ugaln kan,dan cowo yang gue tabrak?" kata viona

"satu lagi lpe kan temen nya abang gue dan loe juga cowo yang nyebelin itu kan.?" sambung viona.

Namun tiba tiba pria itu yang tak lain adalah reivan memeluknya erat.seketika tubuh viona menegang karena merasakan darahnya mendesir hangat ada rasa nyaman ketika reivan memeluknya.

Namun entah bagaimana viona secara refleks membalas pelukan reivan. ia mengusap usap pelan punggung pria itu.

"loe kenapa?" tanya viona dengan suara lembut dan pelan. Hal itu membuat reivan nyaman dan hatinya menghangat. Mereka masih saling berpelukan.

Namun bukannya menjawab reivan malah mempererat pelukannya.dan viona hanya pasrah karena ia merasa bahwa pria yang sedang berpelukan dengannya sedang menanggung beban yang mungkin sangat berat.

" ok loe tenangin diri dulu aja!" perintah viona dan hendak melepaskan dirinya dari pelukan reivan.

Namun reivan kembali mempererat pelukannya.

" gue mohon biarin kayak gini dulu" reivan berbicara dengan nada memohonnya. Dan viona menarik napas panjang dan membuangnya pelan. Ia pun hanya mengangguk.

Setelah merasa puas reivan mengurai pelukannya dan viona mengajak duduk.

"sebenernya loe tuh kenapa?" tanya viona yang biasanya tak peduli pada orang yang berjenis pria namun entah kenapa ia merasa sangat ingin membantu dan ingin mengurangi beban yang mungkin membuat pria ini melakukan hal yang nekat.

" jangan tinggalin gue." kata reivan dengan wajah sedih yang tak biasa nya ia tunjukan pada siapapun. Viona yang melihat itu dibuat bingung. Pasalnya pria didepannya ini adalah pria dingin dan kini pria itu memperlihatkan wajah sedih nya didepan dirinya yang viona yakin orang lain belum pernah melihatnya.

"gu- gue" viona bingung harus menjawab apa.

" gue mohon" kata reivan dengan wajah yang membuat viona menganggukkan kepalanya tiba tiba.

Viona sendiri dibuat bingung kenapa ia harus peduli pada reivan yang menurutnya menyebalkan bukan dingin seperti yang orang lain katakan.

" tapi kenapa loe lakuin hal nekat kayak tadi bahkan dua hari yang lalu ketika loe bawa motor ugal ugalan ?" viona kembali bertanya.

" gue-"

Jangan lupa tinggalkan jejak guys.

Maaf banyak typo hehe

stay with me please!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang