10

148 17 0
                                    

saat ini viona sedang berada di rumah besar milik reivan. yah reivan memaksa viona untuk menemaninya pulang ke rumah milik nya.viona sempat menolak karena mereka harus belajar apalagi reivan baru saja masuk setelah beberapa bulan terakhir tidak hadir.

"kok sepi sih?" viona angkat bicara setelah mereka masuk kedalam.rumah reivan,viona mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan.

di dalam rumah itu hanya ada beberapa pelayan saja dan kemana keluarga reivan yang lainnya.

" gatau" jawab reivan dengan sendu.kemudian reivan membawa viona masuk kedalam kamar miliknya.

" tunggu sini gue mau ganti baju dulu." kata reivan setelah menyuruh duduk di ranjang milik pria tampan itu.

viona yang tengah menunggu itu, mengedarkan kembali ruangan atau lebih tepatnya kamar milik reivan yang menurut pandangan orang lain adalah orang yang irit bicara dan berbanding terbalik jika menurut viona.

reivan sangat menyebalkan bagi viona.
tatapan viona jatuh pada sebuah gambar yang terdapat sepertinya sebuah keluarga.dan viona mengetahui salah satu nya. di gambar itu terdapat gambar seorang pria paruh baya yang viona kenal yaitu kepsek sekaligus pemilik sekolah yang ditempatinya.

"ini kan pak samir, dan anak ini..pasti reivan." kata viona sambil mengelus gambar yang sudah ada di genggamannya.
tanpa sadar viona tersenyum tipis sambil mengusap pelan gambar reivan yang sepertinya masih duduk di bangku sd

" dia ibu gue." kata reivan yang tiba tiba sudah ada di belakang viona dan sontak mengejutkan dirinya.

"jadi, dia alm ibu loe?" kata viona pelan sambil mengusap gambar wanita paruh baya yang masih cantik.

" iyh" kata reivan dengan sendu. viona kini telah membalikan tubuhnya menghadap reivan ia melihat  kesedihan dari mata reivan.

"cantik" gumam viona pelan namun masih dapat di dengar reivan.reivan tersenyum mendengarnya.

" loe kenapa?" ketika melihat reivan kembali terlihat murung.viona berjalan membawa reivan untuk duduk dibalkon yang ada di kamar reivan.

" jangan tinggalin gue" kata reivan lirih.lagi lagi kalimat itu yang viona dengar untuk kedua kalinya.

"emang kenapa?loe masih punya keluarga loe, dan sahabat sahabat loe." kata viona sambil memandang reivan yang tengah memandangnya juga.

" ga ada yang peduli sama gue. yah walaupun gue punya yudha dan dan aldan,abang loe." kata reivan pelan dan terdengar lirih.

viona menarik napas nya panjang dan mengeluarkannya perlahan.

" kalo loe mau, loe boleh cerita sama gue kalo ada masalah." entah kenapa viona bersikap peduli pada reivan yang  masih tergolong baru dikenalnya.

" gue mohon, jangan tinggalin gue." setelah itu reivan tiba tiba memeluk tubuh viona. sedangkan viona terbelalak kaget dengan pelukan dari reivan yang tiba tiba.

" gue mohon." reivan kembali angkat bicara dengan lirih dan sedikit bergetar.

entah keberanian dari mana viona malah mengelus elus pelan punggung reivan dan membalas pelukan itu.

" iyh" kata viona dan membuat reivan tersenyum atas jawaban yang diberikan viona.

setelah itu viona melepaskan pelukan itu dan menatap reivan dengan lembut.

" loe boleh cerita sama gue, siapa tau gue bisa bantu." kata viona.

reivan terlihat menghirup napasnya panjang dan menghembuskan napas nya perlahan sebelum mulai bercerita.

" 4 tahun yang lalu, orang yang sangat gue sayang dan gue cinta pergi meninggalkan gue untuk selama lamanya. karena penyakit mematikan yang ada di dalam tubuh miliknya. saat itu gue sangat terpukul dengan kepergian ibu gue. awalnya gue hidup seperti anak biasanya penuh dengan canda tawa namun itu semua berubah setelah ibu gue meninggal karena penyakit leukimia yang udah bersarang di tubuhnya selama tujuh bulan sebelum ibu gue menghembuskan napas terakhirnya. gue hancur saat itu, bahkan orang yang gue harepin untuk dateng dan ngehibur gue ga ada dan seperti gak perduli dengan keadaan gue bahkan kematian ibu gue. dia terlalu sibuk dengan pekerjaan nya dan mengurus sekolah miliknya. saat itu gue kecewa sama orang itu yang notabenya bokap gue sendiri. yah gue kecewa sama dia dan marah, dimana hatinya sampe sampe dia lupa sama keluarga dan lebih mementingkan pekerjaannya. bahkan ketika ibu gue dirawat pun dia cuman dateng sekali dan cuma gue yang selalu ada di sisi ibu gue. gue selalu pergi kerumah sakit setelah pulang sekolah. saat itu gue masih duduk di bangku sd dan akan ngikutin ujian tapi gue tetep jagain ibu gue di rumah sakit. gue marah saat gue ngedenger dia manggil nama bokap gue saat napas terakhirnya. bokap gue ga ada saat ibu gue menghembuskan napas terakhirnya karena dia lagi ngurusin pekerjaannya  hingga sampai kini gue masih kecewa dan marah sama dia. dan seperti yang orang lain tahu gue tumbuh jadi orang yang irit ngomong tapi semua itu gak akan gue lakuin sama orang yang deket dan buat gue nyaman. hidup gue sepi tanpa adanya kehangatan keluarga maka dari itu gue mohon tetep disini disamping gue dan jangan pernah tinggalin gue."

reivan bercerita panjang lebar dan viona mendengarkan dengan seksama, hatinya sakit saat mendengar kisah hidup reivan yang jauh dari kata bahagia dan sempurna.


setidaknya viona harus bersyukur karena masih ada keluarga nya yang memberikan kehangatan walaupun kisah cintanya tak sebaik yang ia harapkan.

lagi lagi reivan memeluk viona dengan cukup erat, dan berkata.

" jangan tinggalin gue" nada suara itu, mampu meruntuhkan dinding viona untuk tidak perduli lebih dalam pada reivan.

" iyh gue ga akan tinggalin loe." kata viona sambil melepas pelukan itu dan tersenyum pada reivan dan reivan membalas senyuman itu.

"yaudah kita harus balik ke sekolah karena nanti kita harus kumpul basket buat pemilihan ketua basket baru dan ngegantiin bang aldan." kata viona. ia hendak berdiri namun tangan nya di cekal oleh reivan.

" nanti aja. temenin gue disini dulu kita nonton dulu aja." pinta reivan pada viona.

dan viona hanya menganguk setuju.

" tapi janji, nanti kita harus balik sekolah buat kumpul basket. mana kita bolos lagi hadehh bisa di omelin gue sama bang aldan apalagi bonyok gue."   viona mengomel sambil berdecak kesal. dan reivan hanya tersenyum

reivan merasa setelah dirinya menceritakan kehidupannnya dulu iya merasa lega dan entah kenapa ia percaya pada viona begitu saja dan hanya orang terdekat nya saja yang tahu kisah hidup di masa lalunya.



stay with me please!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang