empat

1K 145 14
                                    

Angin pagi yang sejuk menghelai rambut hitam Naeun yang diurai begitu saja. Ia menatap gedung di hadapannya yang tidak seharusnya ia datangi dua hari berturut-turut. Harusnya ia menolak permintaan Taemin semalam. Tidak, seharusnya ia tidak mengangkat telepon dari lelaki itu. Karena jika ia sudah berbicara dengan Taemin, semuanya terlambat. Ia akan berubah menjadi mesin yang tidak bisa berkata tidak pada lelaki itu. Bukan karena ia penurut, tapi karena lelaki itu selalu melakukan hal yang sama untuknya.

"Dasar payah. Kau bahkan tidak tahu siapa Ong Seong Woo dan berpikir jika idola yang dimaksud penjaga itu adalah Lee Tae Min?"

Naeun mengernyitkan wajah mengingat perkataan Soojung sebelum ia pergi. Seharusnya gadis itu memberitahu tentang anak bernama Ong Seong Woo ini kemarin. Karena sekarang semuanya sudah terlambat. Naeun juga tidak bisa masuk begitu saja ke dalam asrama laki-laki, lalu bagaimana caranya untuk mencari anak itu?

"Malaikat!" jerit Naeun dalam hati ketika melihat seseorang baru saja melewati pintu keluar asrama.

"Malaikat!" jerit Naeun dalam hati ketika melihat seseorang baru saja melewati pintu keluar asrama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tidak. Naeun tidak bermaksud berkata bahwa tampang lelaki itu seperti malaikat. Yang ia maksud adalah ia bisa menanyakan orang yang ia cari kepada lelaki itu. Hanya itu.

Naeun segera menghampiri lelaki itu agar ia bisa segera menyelesaikan urusannya sebelum kelas pagi dimulai. "Permisi. Apa aku boleh menanyakan sesuatu?" Naeun sedikit menarik lengan baju lelaki itu agar menoleh ke arahnya.

Anak itu diam sesaat sebelum akhirnya tersenyum. "Tentu. Tapi aku masih baru disini jadi mungkin tidak bisa banyak membantu." jawabnya.

Naeun mengibaskan tangannya di depan wajah. "Tenang saja, aku hanya ingin bertanya tentang anak baru bernama Ong Seong Woo." jawab Naeun.

Kali ini anak itu terdiam lebih lama daripada sebelumnya. "Kenapa kau mencarinya? Kurasa kau bukan penggemarnya." jawab anak itu lagi.

"Bukan, memang bukan." jawab Naeun datar. "Sepertinya barangku tercampur dengan hadiah-hadiah untuknya. Aku ingin mengambil barangku kembali." jelas Naeun langsung kepada intinya.

Naeun menganga ketika lawan bicaranya tertawa. "Apa yang lucu?" tanya Naeun heran.

"Tidak. Hanya saja—" Lelaki itu menggelengkan kepala. "Barang apa kalau boleh tahu? Aku akan mengambilkannya." lanjutnya.

Mata Naeun kini berbinar-binar tidak percaya. Anak ini benar-benar malaikat penolongnya di pagi hari. "Sebuah baju. Aku menyimpannya di dalam tas berwarna putih dengan tali hitam. Apa kau benar-benar akan membantuku mengambilnya?" Nada penuh kegembiraan terdengar jelas disana.

Lelaki itu tertawa lalu mengangguk. "Aku akan kembali sebentar lagi." jawabnya lalu kembali masuk ke dalam asrama.

Naeun pun menunggu di tempat sebelumnya. Ia tidak berhenti melirik jam mungil di pergelangan tangannya. Sebentar lagi kelasnya akan dimulai dan jarak menuju kesana cukup memakan waktu. Begitu anak tadi kembali muncul di hadapannya dengan tas yang ia kenali ia pun menunduk sopan. "Terima kasih banyak. Tapi bagaimana bisa kau mengambilnya? Apa kau teman sekamarnya?" tanya Naeun setelah berpikir.

"Sebenarnya—"

"Aku terlambat!" Naeun menepuk dahinya dengan keras. "Maaf tapi aku harus segera ke kelas. Sekali lagi terima kasih!" Naeun langsung berlari meninggalkan anak itu menuju kelasnya.

Anak itu tertawa melihat tingkah laku gadis yang berhasil memperbaiki suasana hatinya di pagi hari. "Aku bahkan belum sempat bilang bahwa sebenarnya akulah yang kau cari." gumamnya sambil menatap punggung Naeun yang semakin menjauh.

»«

Naeun masih tidak bisa berhenti merutuk atas apa yang menimpanya pagi itu. Ia harus berlari-lari ke kelas hanya karena baju yang bahkan bukan miliknya. Bahkan Soojung sudah tutup telinga untuk mendengar keluhan Naeun tentang mantan kekasihnya yang menurut gadis itu sudah sangat keterlaluan.

"Apa dia pikir aku ini pembantunya?!"  sentak Naeun ketika kelas akhirnya sudah selesai.

Soojung membereskan buku dan memasukannya ke dalam tas. "Kau seharusnya menolak permintaan dia." jawab gadis itu pendek.

"Tapi lelaki itu benar-benar penolong. Ia bahkan mengambilkan baju bodoh itu dan membawakannya padaku." lanjut Naeun tanpa menghiraukan perkataan Soojung sebelumnya. "Kurasa dia teman sekamar Ong Seong Woo."

"Kudengar Seongwoo tidak memiliki teman sekamar." jawab Soojung.

"Kalau begitu ia hanya malaikat penolongku." jawab Naeun tidak peduli.

Baru beberapa detik senyum Naeun merekah sebelum akhirnya gadis itu kembali merengut ketika ingat ia harus memberikan baju itu kepada Taemin. "Soojung-ah, bisakah kau menggantikanku memberikan ini kepada Taemin?" tanya Naeun lalu memberikan tas kecil itu kepada Soojung.

Namun Soojung mendorong tas itu untuk kembali berada dipelukan Naeun. "Aku sangat ingin membantu tapi aku harus menemui asisten dosen sekarang. Sampai jumpa." Gadis itu langsung berdiri dan pergi meninggalkan kelas.

"Jung Soo Jung!" jerit Naeun namun tidak dihiraukan temannya itu. Tak ada pilihan lain, ia harus segera menemui Taemin dan mengakhiri semua urusannya dengan lelaki itu.

Naeun baru saja keluar dari pintu kelas ketika lelaki yang ingin ia temui sudah berdiri disana. Telinganya yang sensitif langsung dapat mendengar bisikan-bisikan orang di sekitarnya yang membicarakan tentang mereka. "Bisakah kita bicara sambil berjalan?" tanya Naeun yang lebih tampak seperti perintah karena setelahnya ia langsung berjalan menyusuri koridor.

"Aku sengaja menghampirimu agar kau tidak sulit mencariku. Tapi kau malah bersikap dingin?" keluh Taemin sambil menyamakan langkahnya dengan Naeun.

Naeun memberikan tas kecil yang sedari tadi ia genggam kepada Taemin masih sambil melanjutkan langkahnya. "Ini bajumu. Kalau begitu urusan kita selesai." ucap Naeun.

Bukan mengambil tali tas, Taemin malah meraih pergelangan tangan Naeun dan membuat gadis itu berhenti melangkah. "Urusan kita belum selesai. Buku catatanmu masih ada padaku." jawab Taemin.

Naeun menghembuskan nafas panjang mengingat hal tersebut. "Apa kau membawanya sekarang?" tanya gadis itu.

Taemin mengangguk. "Akan aku berikan sambil kita makan siang." jawabnya.

"Kata siapa aku mau makan siang bersamamu?" tanya Naeun sinis. "Simpan saja bukuku di asrama perempuan atau simpan saja untukmu." Ia mengakhiri percakapan itu dan melangkah pergi mendahului Taemin menuju kantin.

Naeun duduk sendirian di samping jendela kantin setelah ia memesan makan siang. Namun makanan tersebut belum masuk ke dalam mulutnya sedikit pun. Ia masih termenung dengan perkataan kasarnya kepada Taemin. Apa ia berlebihan?

"Apa aku boleh duduk disini?"

Naeun sedikit terkejut ketika seseorang tiba-tiba duduk di hadapannya. Melihat siapa yang ada disana, ia mengurungkan niat untuk mengusir. "Kita bertemu lagi." Naeun menyunggingkan senyum yang tersisa.

Lelaki itu tersenyum. Sang malaikat penolong di pagi buta. "Kenapa kau sendirian? Apa kau mahasiswa baru juga?" tanya lelaki itu.

Naeun menggelengkan kepalanya. "Kalau begitu kau mahasiswa baru?" tanya Naeun.

Lelaki itu mengangguk dengan senyuman. "Sepertinya kita belum saling mengenalkan diri." ucapnya.

"Ah, benar." Naeun menjulurkan tangannya. "Aku Son Na Eun. Mahasiswa tingkat kedua jurusan seni teater."

Lelaki itu menjabat tangan Naeun. "Aku Ong Seong Woo. Mahasiswa tingkat pertama jurusan seni tari."

»«

a/n:

karakter baru nih!
gimana ceritanya sejauh ini?
masih penasaran?
terima kasih untuk vote dan komentar dibagian sebelumnyaa!
terus dukung dan ikutin cerita ini yaa
thank u! x.

After Broke Up!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang