"Aku memiliki perasaan tidak enak mengenai ini." gumam Jongin ketika ia duduk di dalam sebuah ruang rapat yang masing-masing kursi sudah ditempati oleh mahasiswa-mahasiswa dari berbagai jurusan di fakultasnya.
Taemin yang juga tidak nyaman dengan posisi tersebut memilih untuk berpura-pura sibuk dengan ponsel di tangannya. Namun pekikan Seongwoo yang juga merupakan perwakilan dari jurusan seni tari berhasil membuatnya menoleh.
"Nuna!" pekik anak ceria itu lalu berpindah posisi dari sisi Jongin.
Hanya ada satu orang yang dipanggil oleh lelaki itu Nuna di kampus mereka. Ketika Taemin menoleh, Seongwoo sudah berpindah tempat ke sisi Son Na Eun. "Senyum anak itu sudah kembali." gumam Taemin melihat wajah ceria Seongwoo yang menghilang ketika berbicara dengan dirinya kemarin.
"Menurutmu kenapa kita dikumpulkan disini?" tanya Jongin yang tidak memerhatikan perubahan sikap temannya ketika mantan kekasihnya juga ikut bergabung dalam ruang rapat.
Taemin hanya mengangkat kedua bahunya. "Kita akan segera tahu." jawab lelaki itu tak acuh.
Tepat setelahnya, seorang wanita dan seorang pria masuk ke dalam ruangan. Kedua orang tersebut mengambil tempat untuk menjadi pemimpin dari rapat. "Sepertinya kalian semua sudah hadir." ucap sang wanita.
"Sebaiknya kau perkenalkan dirimu lebih dulu." ucap si pria.
"Ah benar," Wanita itu tersenyum lebar. "Aku Seo Na Ra, alumni jurusan seni teater." Ia membungkuk sopan.
"Aku Kang Ga Ra, alumni seni musik." sambung si pria lalu ikut membungkuk.
"Apa mereka kembar?" bisik Jongin.
Taemin menatap temannya dengan aneh. "Tentu saja bukan. Mereka memiliki marga yang berbeda." jawab Taemin.
"Kami tidak ingin membuang-buang waktu kalian, jadi kami akan langsung membicarakan alasan kalian berada disini." ucap Gara lalu sedikit bergeser untuk memberi ruang pada Nara.
"Kami dari perwakilan ikatan alumni fakultas seni ingin membuat sebuah proyek yang melibatkan mahasiswa dari seluruh jurusan di fakultas. Seperti yang kita tahu, selama ini hanya ada pertunjukan-pertunjukan yang diadakan oleh setiap jurusan secara terpisah. Dengan begitu kami ingin mencoba menggabungkan seluruh pertunjukan dalam konteks drama musikal." jelas Nara panjang lebar.
"Kau benar-benar langsung mengatakan intinya." celetuk salah satu mahasiswa.
Nara menunjuk Gara sebagai alasan. "Dia yang memintaku tidak membuang-buang waktu."
Gara kembali melangkah ke tengah. "Kalian adalah mahasiswa-mahasiswa terpilih dari jurusan kalian. Aku harap kalian bisa membantu kami untuk membuat drama musikal ini berjalan dengan lancar."
"Kurasa jurusan seni teater tidak mengirimkan mahasiswa terbaiknya untuk datang." gumam Taemin. Namun ruangan cukup hening untuk membuat suara lelaki itu sampai ke telinga anak-anak seni teater.
"Apa maksudmu?" sahut Naeun dengan kesal.
Taemin menoleh ke arah Jongin. "Apa suaraku terlalu keras?" tanyanya namun masih tidak cukup pelan untuk tidak terdengar oleh Naeun.
Naeun baru saja akan berdiri ketika Seongwoo menahan gadis itu untuk tetap duduk di bangkunya.
"Jangan tersinggung, tapi kita sama-sama tahu jurusan seni teater sedang sibuk memersiapkan SAT untuk musim dingin yang akan datang. Jadi kurasa mereka mengirimkan orang-orang yang sedang tidak sibuk untuk datang kemari." lanjut Taemin kembali menyulur api permasalahan.
Naeun membuang nafas berat. "Kau bosan hidup, Lee Tae Min-ssi?" gertak gadis itu. Namun Taemin tampak tidak peduli menanggapinya.
"Hei kalian tenanglah." Nara mencoba meredakan suasana.
Gara tersenyum kecil melihat pertikaian yang baru terjadi. "Ini akan menjadi sangat menarik." gumam pria tersebut.
»«
"Lee Tae Min." panggil Naeun ketika mereka sedang berjalan keluar dari ruang rapat.
Taemin yang berjalan tak jauh di depannya menghentikan langkah lalu menoleh ke arah gadis itu. "Apa kau membenciku sekarang?" tanya gadis itu.
"Tidak." jawab Taemin datar.
"Lalu apa yang kau lakukan tadi?" tanya Naeun masih tidak terima dipermalukan oleh Taemin.
Taemin mengangkat kedua bahu tidak peduli. "Aku hanya bersikap jujur." jawabnya.
"Kau merendahkanku sekarang?" tanya Naeun benar-benar tidak yakin dengan apa yang baru saja ia dengar. Taemin bukan lah orang yang bisa dengan mudah menjatuhkan orang lain.
Taemin menatap lawan bicaranya tanpa ada rasa tertarik sedikit pun. "Kau merasa seperti itu?" tanyanya datar.
"Katakan padaku apa kesalahanku hingga kau menjadi seperti ini." pinta Naeun, tak tahan lagi dengan sikap lelaki di hadapannya.
"Tidak ada yang salah." jawab Taemin. "Satu-satunya kesalahan adalah kita kembali terlibat dalam urusan yang sama." lanjut lelaki itu lalu kembali melangkah.
Naeun segera mengejar langkah lelaki itu dan menghalangi jalannya. "Kau bilang kau tidak akan melepaskanku. Tapi lihat apa yang baru saja kau lakukan?" tantang gadis itu dengan emosi yang menguap.
"Aku tidak bilang aku tidak akan melepaskanmu." jawab Taemin. Mata lelaki itu menusuk retina mata lawan bicaranya. "Aku bilang aku akan melepaskanmu setelah aku memastikan bahwa kau lebih bahagia. Dan kau, Son Na Eun, sudah memberiku jawaban."
Naeun menghembuskan nafas berat. "Apa yang membuatmu yakin bahwa aku lebih bahagia sekarang?" Mata Naeun berkaca-kaca ketika mengatakannya. Gadis itu sudah mencapai batas.
Taemin nyaris tidak tahan untuk tidak mendekap gadis di hadapannya. Tatapan itu adalah tatapan yang sama yang diberikan Naeun ketika gadis itu meminta untuk mengakhiri hubungan mereka. Tatapan yang masih sering kali menghantui diri Taemin bahkan ketika ia melihatnya lagi. "Karena kau sekarang bisa berdiri di hadapanku. Kehadiranmu saat ini adalah jawabannya. Tatapan matamu.. untuk kedua kalinya aku melihat tatapan itu." jawab Taemin tanpa mengalihkan pandangannya dari mata Naeun.
Naeun melihat pantulan dirinya di mata Taemin. Ia juga dapat melihat wajahnya saat ini. Tanpa ia sadari, hal itu membuatnya melangkah mundur. Perasaan ini adalah perasaan yang sama ketika ia mengakhiri hubungannya dengan Taemin. Perasaan berat untuk meninggalkan namun jauh lebih berat untuk bertahan. Apa ia mendepak Taemin untuk kedua kalinya tanpa ia sadari?
Taemin memerhatikan langkah mundur Naeun yang tiba-tiba. "Apa kau menyadarinya sekarang?" tanya lelaki itu. "Kau tidak benar-benar ingin berada disisiku. Lalu untuk apa kau masih berdiri disini sekarang?" lanjut Taemin dengan nada menusuk.
Naeun baru saja kembali membuka mulut ketika sebuah tangan mencengkram pergelangan tangannya dan membuatnya mundur selangkah. Ketika ia sadar, Seongwoo sudah berdiri di antara dirinya dengan Taemin. Lelaki itu menoleh ke arah Naeun tanpa senyum yang biasa lelaki itu tunjukkan. "Kau seharusnya menungguku sebelum keluar." ucap lelaki itu datar.
Taemin menghela nafas melihat genggaman tangan Seongwoo di tangan mantan kekasihnya. "Menyingkir dari hadapanku." ucap lelaki itu.
Seongwoo kini kembali menghadap senior laki-lakinya itu. "Kau yang seharusnya berhenti muncul di hadapannya." jawab Seongwoo mengarah pada Naeun.
Taemin menatap mata Seongwoo yang menyalak. Jelas sekali Ong Seong Woo sedang melemparkan ancaman kepada dirinya. Sekarang ini bukan lagi sebuah kesepakatan. Sekarang ini adalah perang.
---
a/n:
SELAMAT HARI RABU!!
Sesuai janji author update hari rabu juga yaa
Gimana nih kisah TaEun sejauh ini? Kira-kira udah ada bayangan belum akhir dari mereka kayak gimana?
Kirim komentar kalian yaa! Coba tebak kelanjutan cerita iniiAuthor ngucapin terimakasih sebanyak-banyaknya untuk kalian semua yang baca sampai ke bagian ini
Big love, x.
KAMU SEDANG MEMBACA
After Broke Up!
FanficHubungan yang sudah terjalin empat tahun lamanya terpaksa kandas ketika Naeun dan Taemin memasuki tahun kedua mereka di perguruan tinggi. Tali yang selama ini mereka pegang erat terpaksa mereka lepaskan untuk menghentikan rasa sakit yang selama ini...