dua puluh delapan

1.2K 119 29
                                    

Naeun menyerah. Gadis berusia dua puluh lima tahun itu tidak berhasil melawan ego terbesarnya untuk menjauh dari lelaki pertama yang datang untuk mengetuk pintu hatinya dan lelaki pertama pula yang berhasil menoreh luka di dalam hatinya. Namun sialnya, masih lelaki yang sama yang tidak bisa Naeun keluarkan dari dalam hatinya. Hanya dia, seorang lelaki bernama Lee Tae Min.

"Bagaimana kabarmu?" tanya Taemin untuk pertama kalinya setelah mereka berpindah ke tempat yang lebih privasi.

Naeun mencoba menatap Taemin dengan wajah datar. "Apa itu perlu kau tanyakan?" ucap gadis itu ketus.

Taemin tersenyum walaupun itu sulit. "Aku hanya ingin mendengar kabarmu dari mulutmu sendiri, bukan orang lain." jawab lelaki itu masih dengan nada lembut.

"Cukup katakan apa yang ingin kau katakan sehingga datang menemuiku." ucap Naeun. Ia tidak ingin berada disana lebih lama lagi. Ia tidak tahu sampai kapan ia bisa menahan diri untuk tidak lari ke dalam pelukan Taemin.

Kali ini Taemin menghela nafas. "Aku tidak sengaja menemuimu. Apa kau tidak percaya itu?"

Naeun hanya diam. Ia tidak yakin apakah yang dikatakan lelaki itu adalah benar, bahwa pertemuan mereka kali ini hanyalah sebuah kebetulan.

"Dan jika memang ini bukan sebuah kebetulan, apa tidak boleh aku datang menemuimu?" lanjut Taemin setelah Naeun terdiam lama.

Tidak. Kau tidak seharusnya kembali muncul dikehidupanku. Karena aku tahu akhirnya akan seperti ini. Aku tahu pada akhirnya aku pasti akan kembali padamu. Naeun hanya bisa menahan perkataannya di dalam hati. Ia tidak bisa mengatakan sepatah kata pun di hadapan Taemin.

"Aku bekerja disini."

Kalimat Taemin selanjutnya membuat Naeun menatap wajah lelaki itu. "Bukankah kau bekerja di agensi yang sama dengan Seongwoo?"

Taemin tidak langsung menjawab melainkan tersenyum. "Ternyata kau masih mencari tahu tentangku." goda lelaki itu.

"Aku hanya tidak sengaja mendengarnya dari Seongwoo." jawab Naeun datar.

Raut wajah Taemin berubah setelah Naeun menanggapinya dengan dingin. "Kau masih berhubungan baik dengannya?"

Naeun menghela nafas panjang setelah menyadari arah pembicaraan mereka yang mulai keluar jalur. "Bisakah kita kembali membahas soal pekerjaanmu sekarang, Lee Tae Min-ssi?" ucap gadis itu dengan tegas.

"Aku pergi ke agensi itu setelah lulus. Namun hanya bertahan selama satu tahun." jawab Taemin setelah didesak oleh Naeun. Ia masih ingat bahwa gadis itu tidak ingin berputar disebuah percakapan yang tak berujung, maka ia langsung mengatakan intinya.

"Lalu bagaimana bisa kau menjadi koreografer untuk debut solo Seongwoo?" tanya Naeun masih heran dengan hubungan antara dua lelaki itu.

Taemin tersenyum tipis. Tampak sangat jelas lelaki itu sedang mengingat hal-hal yang mungkin akan segera Naeun dengar dari mulutnya. "Itu seharusnya milikku untuk debut pertamaku.. namun aku memberikannya pada Seongwoo." jawab lelaki itu namun tidak tampak kecewa sama sekali.

Naeun hampir menjerit tidak percaya. Bagaimana mungkin Taemin membiarkan orang lain mencuri kesempatannya untuk debut? Terutama karena lelaki itu adalah Ong Seong Woo. "Apa kau sudah gila?" gertak Naeun tidak percaya. Namun Taemin tertawa mendengar gertakan Naeun.

"Apa ada yang lucu?" sentak Naeun kesal. Ia merasa tidak ada hal yang bisa ditertawakan untuk saat ini.

Taemin pun menggelengkan kepalanya. "Aku hanya merindukan gertakan manismu."

Naeun menghela nafas untuk menahan kesal. "Aku tidak sedang bercanda."

"Kau harus tenang.. ini bukan masalah besar. Lagipula Seongwoo sendiri yang datang dan memintanya padaku. Bagaimana mungkin aku tidak memberikannya?" jawab Taemin masih dengan nada tenang.

After Broke Up!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang