satu

1.9K 179 20
                                    

Segelas kopi yang melayang di langit kelas berhasil menarik perhatian seisi ruangan. Semua orang berseru dan meringis begitu cairan berwarna cokelat itu akhirnya mewarnai kaos putih yang dikenakan oleh seorang lelaki yang baru saja melewati pintu masuk kelas. Lelaki itu tampak terdiam sejenak seraya memejamkan mata. Namun semua orang dapat melihat gertakan gigi lelaki itu yang siap meledak saat itu juga.

"Kau benar-benar mendeklarasikan perang." bisik seorang perempuan ke perempuan lainnya yang sedang terduduk di lantai.

Perempuan yang duduk di lantai itu langsung terburu-buru bangkit dan menutup wajahnya dengan satu tangan. "Kenapa juga aku harus terpeleset disini?" gumam gadis itu lebih untuk dirinya sendiri.

"Hei Son Na Eun!" sentak lelaki berkaos putih itu. "Apa kau tidak bisa melangkah dengan benar? Bahkan tidak ada apa-apa disana dan kau terjatuh? Dasar bodoh."

"Apa?! Bodoh katamu?!" Naeun berdecak kesal mendengar sentakan lelaki itu. "Wah Lee Tae Min, cara bicaramu sudah seperti anak jalanan." balas gadis itu.

"Apa kau tidak berniat untuk minta maaf? Semua orang disini tahu kau yang salah." Taemin melangkah mendekat ke arah Naeun dengan tubuhnya yang mulai lengket.

Naeun menatap baju putih lelaki itu yang kini memiliki bercak-bercak cokelat. "Kau masih beruntung karena kopi itu tidak panas. Setidaknya tubuhmu tidak melepuh." jawab Naeun.

Taemin menganga mendengar jawaban yang diberikan Naeun. "Tubuhku lengket sekarang dan bagaimana kau akan bertanggung jawab? Sebentar lagi kelas akan dimulai!"

Kali ini Naeun mendelikkan mata setelah mendengar perkataan Taemin. "Kau bahkan tidak pernah peduli tentang kelas dan sekarang malah mempermasalahkannya." gumamnya.

"Kau!" sentak Taemin lagi.

Naeun menutup kedua telinganya. "Aku akan meminjamkan catatanku setelah kelas selesai. Jadi sekarang kau bisa pergi. Puas?" Gadis itu tahu persis apa yang diinginkan oleh lelaki di hadapannya.

"Temui aku di ruang latihan." Taemin tak lagi banyak bicara dan langsung hengkang dari ruangan tersebut.

Naeun menendang-nendang ke udara setelah lelaki itu hilang dari pandangannya. "Kenapa ada lelaki seperti itu di dunia ini?!" sentaknya lalu mulai kembali melangkah menuju tempat duduknya.

"Kalian pasangan yang sangat aneh." jawab Soojung, gadis yang sejak tadi hanya berdiri di samping Naeun seraya menyimak pertengkaran kedua orang itu.

Naeun menatap tajam ke arah temannya itu. "Kami bukan pasangan." tegasnya.

Soojung mengangkat kedua bahunya. "Sudah bukan." ucap gadis itu lalu duduk di sebelah Naeun.

"Dari semua orang yang ada di kelas ini kenapa harus dia yang terkena tumpahan kopiku? Apa ini takdir untuk aku balas dendam?" tanya Naeun memikirkan peluang terjadinya kejadian sebelumnya.

"Apa? Kau masih dendam karena Taemin menyandungmu hingga terjatuh di depan ratusan mahasiswa baru?" tanya Soojung mendengar kata balas dendam yang dilontarkan Naeun.

Naeun membanting dahinya ke meja begitu mengingat peristiwa memalukan seminggu yang lalu. "Bisakah kita tidak membahasnya? Itu sangat memalukan." keluhnya.

"Tapi kalian memang seperti magnet yang saling tarik-menarik. Apa kau tidak sadar itu?"

"Mungkin kau lupa magnet juga bisa saling tolak-menolak."

»«

Naeun masih berada di ujung lorong ketika ia melihat kerumunan gadis yang ia yakini adalah mahasiswa baru di depan ruang latihan seni tari. Ia mendesah kesal begitu mengingat bahwa kesanalah ia akan melanjutkan langkahnya. Walaupun ia menghentakan kaki dengan keras, tidak ada seorang pun yang menyadari kedatangannya. Tidak sampai ia tiba di depan pintu ruang tersebut.

After Broke Up!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang