sembilan

830 125 24
                                    

"Selamat! Aku sudah tahu kau pasti akan mendapatkannya."

"Wah hasilnya ternyata langsung diumumkan ya. Selamat."

"Terima kasih banyak. Terima kasih juga karena sudah datang."

Taemin menghampiri perempuan yang langsung menjadi pusat perhatian setelah mendapatkan peran terpenting dalam SAT mendatang itu. "Selamat, Park Ji Yeon Sunbaenim." ucap lelaki itu.

Jiyeon tersenyum mendengarnya. "Jangan ucapkan itu sekarang. Aku masih harus berusaha sampai pertunjukan yang sebenarnya." jawab gadis itu.

"Aku sudah tidak terkejut lagi dengan ucapanmu." jawab Taemin yang sudah mulai memahami gadis di hadapannya.

Jiyeon tertawa mendengarnya. "Ah iya," Ia teringat sesuatu. "Bagaimana dengan Naeun?" tanyanya penasaran.

Taemin menoleh ke arah Naeun yang berdiri di sudut lain ruangan tersebut. "Setidaknya dia sudah mencoba." jawab Taemin.

"Jadi dia tidak lebih baik dariku." jawab Jiyeon angkuh.

Taemin menatap kesal gadis itu. "Kau terlalu berlebihan untuk mengatakan itu." tegur Taemin.

Jiyeon hanya mengangkat kedua bahu tak peduli. "Apa kau akan datang?" tanya Jiyeon lagi. "Nanti malam akan ada acara makan malam jurusan kami untuk merayakan terpilihnya pemeran dalam SAT." lanjutnya melihat Taemin hanya terdiam.

"Itu berarti acara untuk merayakan keberhasilanmu." ucap Taemin.

"Tidak. Semua anak di jurusan akan datang." jawab Jiyeon. "Termasuk gadis itu." Ia melirik ke arah Naeun.

Taemin ikut melirik ke arah gadis itu. "Begitukah?"

Jiyeon menghela nafas mendengarnya. "Son Na Eun memang kelemahanmu." gumamnya.

»«

Naeun tidak bisa menikmati acara makan malam jurusannya itu. Selain dalam rangka penerimaan mahasiswa baru, acara tersebut juga sebagai acara pembukaan SAT tahun ini. Ia tahu tidak seharusnya ia berkecil hati karena gagal dalam audisi, tapi ia tidak bisa membohongi perasaannya sendiri. Ia merasa sangat kecewa.

Soojung tidak bisa datang karena ia harus mengurus sesuatu yang tidak bisa ditinggalkan. Dengan sangat menyesal Soojung harus meninggalkan Naeun di restoran itu sendirian. Naeun tidak benar-benar sendirian disana, tetapi ia merasa kesepian tanpa adanya Soojung disaat-saat seperti ini.

"Kau tidak makan, Nuna?"

Naeun mendongak dan mendapati Seongwoo sudah duduk di hadapannya. "Tidak bisakah kau berhenti muncul secara tiba-tiba?" keluh Naeun. "Dan bagaimana kau bisa ada disini?" tanyanya lebih heran lagi.

"Kenapa kau selalu bertanya bagaimana? Tentu saja dengan jalan kaki." jawab Seongwoo polos. "Aku sudah berada disini selama setengah jam. Apa kau tidak menyadari itu?" lanjutnya karena Naeun tidak memberikan respon apapun.

"Apa yang kau lakukan disini selama itu?" tanya Naeun.

"Aku berbaur dengan semua orang disini." jawab Seongwoo. "Sangat sulit untuk aku mendekatimu sejak tadi." lanjutnya lagi.

Naeun mengambil tasnya lalu berdiri. Tidak ada alasan lagi baginya untuk tetap duduk disana. Ia juga tidak tertarik untuk melanjutkan obrolannya dengan Ong Seong Woo.

"Apa kau baik-baik saja?" Seongwoo menatapnya khawatir.

"Jangan mengikutiku." ucap Naeun sebelum hengkang dari tempat itu.

After Broke Up!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang