dua puluh lima

709 104 15
                                    

"Ayo kita selesaikan pembicaraan terakhir kita."

"Biar aku luruskan dulu," potong Taemin. "Sebelum kita saling berteriak satu sama lain, yang kau maksud pembicaraan terakhir kita adalah soal tawaran agensi itu 'kan?" tanya Taemin memastikan.

Naeun pun mengangguk. "Aku sudah memikirkannya sejak kemarin.."

Taemin mendengarkan setiap kata yang diucapkan Naeun dengan cemas. Ia sangat berharap gadis itu memiliki keputusan yang berbeda dengan keputusannya yang terakhir kali.

"Dan jawabanku tetap tidak." putus Naeun.

Taemin menghela nafas mendengarnya. "Maka ini akan menjadi pembicaraan yang panjang." gumam lelaki itu.

"Aku siap membicarakan masalah ini sekarang sampai kita menemukan kesepakatan bersama." jawab Naeun masih tidak mau mundur.

"Dengarkan aku Son Na Eun," Taemin mengambil awal untuk menyela keputusan Naeun. "Kesempatan seperti ini tidak selalu datang di kehidupan setiap orang. Kau tidak tahu kapan kau akan mendapatkan kesempatan seperti ini lagi." jelas lelaki itu.

Naeun mendengarkannya dengan seksama sebelum menjawab, "Kau tidak berhak mengatakan itu setelah menolak belasan agensi. Kenapa aku tidak bisa menolak satu agensi ketika kau menolak belasan dari mereka?"

Taemin membuka mulut sesaat sebelum kembali menutupnya. "Aku memiliki alasan untuk itu."

"Begitu juga denganku."

"Tidak bisakah kau mengikuti perkataanku sekali ini saja?" kini Taemin mulai meninggikan nada suaranya.

Naeun yang mendengarnya juga mulai berdecak kesal. "Aku heran mengapa kau masih tidak mengerti perasaanku ketika kau pernah berada diposisi ini."

"Aku tidak ingin kau menyesal."

Naeun tertegun mendengar jawaban yang diberikan oleh Taemin. Ia tidak pernah menyangka bahwa lelaki itu menyesali semua keputusannya selama ini. Naeun menatap ke arah mata Taemin, mencari kebenaran di baliknya. "Kenapa kau tidak pernah mengatakannya?" tanya gadis itu. Ia tiba-tiba merasa jarak diantara dirinya dan Taemin semakin menjauh.

Taemin mencoba untuk tersenyum. "Aku baru menyadarinya sekarang. Aku baru sadar bahwa aku melewatkan banyak kesempatan berharga yang mungkin tidak akan pernah aku dapatkan lagi." ucapnya lalu menarik nafas panjang untuk menyembunyikan air matanya.

Naeun melangkah lebih dekat untuk menggenggam tangan Taemin. "Maafkan aku." Gadis itu menunduk.

Taemin menatap tangannya yang digenggam oleh Naeun. "Dengarkan aku Naeun," Ia mendongak. "Aku mungkin telah kehilangan kesempatanku, tetapi masih belum terlambat dengan dirimu." lanjut lelaki itu.

Naeun hanya bisa diam. Taemin tidak membuat dirinya menjadi ragu, tetapi malah membuat keputusan Naeun semakin bulat. Bagaimana mungkin ia menerima tawaran itu setelah menghancurkan semua impian lelaki di hadapannya? Ia tidak bisa.

Taemin dapat mengerti apa yang ada dipikirin Naeun karena gadis itu masih enggan menatapnya. "Aku akan semakin hancur jika kau menolak tawaran ini." ucap lelaki itu.

"Lee Tae Min, tolong jangan buat aku menjadi perempuan jahat." Naeun menatap tepat di manik mata Taemin.

Genggaman Taemin merenggang. "Kalau begitu apa aku harus melepasmu?"

Naeun merasa seperti dapat tamparan yang sangat keras di wajah. Ia tidak menyangka kata-kata itu benar-benar keluar dari mulut Taemin. Ia tidak bisa menahan air matanya lagi walaupun ia masih bisa menahan mimik wajahnya. "Lalu apa?" gadis itu kembali bersuara. "Apa yang kita dapatkan dengan menyakiti satu sama lain?" lanjutnya.

After Broke Up!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang