tiga belas

769 116 15
                                    

Air mata Naeun jatuh ketika Taemin melangkah pergi meninggalkannya. Ia menangis dalam diam. Ia bahkan tidak bisa menahan lelaki itu untuk tetap disisinya. Tidak ketika ia yang terlebih dahulu mendepak Taemin dari kehidupannya.

Naeun merasa sangat kesal dan sedih. Padahal ia datang untuk memperbaiki hubungan antara dirinya dengan Taemin. Padahal ia datang setelah memastikan perasaannya untuk Taemin. Padahal ia datang karena ia percaya dengan kata-kata terakhir lelaki itu. Tapi apa sekarang? Taemin berbohong kepadanya. Taemin tetap pergi walaupun ia tahu bahwa Naeun tidak lebih bahagia sekarang. Taemin melanggar perkataannya sendiri.

Naeun menutup wajah dengan tangan ketika tangisannya semakin menjadi-jadi. Semakin menyakitkan baginya jika mengingat apa yang sudah dilakukan olehnya kepada Taemin selama ini jauh lebih keterlaluan. Sesakit apa perasaan Taemin selama ini hingga akhirnya lelaki itu memutuskan untuk menyerah?

Seseorang tiba-tiba datang dan membawa Naeun dalam dekapannya. Ia mengusap rambut gadis itu dengan lembut. "Aku benci melihat kau seperti ini." bisik orang tersebut.

Naeun menurunkan tangan dari wajahnya untuk melihat orang yang memeluknya. "Ong— Seong Woo." ucap Naeun terbata-bata.

Seongwoo tersenyum. "Apa kau yakin tidak membutuhkanku?" tanya lelaki itu.

Naeun hanya terdiam dengan mata merahnya. Ketika gadis itu semakin merengut, Seongwoo kembali mendekapnya. "Menangislah. Tapi jangan menangis jika tidak ada aku." ucap lelaki itu.

Naeun tidak menolaknya. Ia terus menangis di bahu lelaki itu. Ia tidak bisa menghentikan tangisannya. Gadis itu melepas semua beban yang ia pendam sejak ia berpisah dengan Taemin. Naeun kira ia akan melepas semua bebannya di hadapan Taemin. Namun yang kini ada untuk menenangkannya adalah lelaki lain.

Setelah beberapa saat Naeun menangis, akhirnya gadis itu berhasil kembali mengendalikan diri. Ia melepas pelukan Seongwoo lalu melangkah mundur. "Terima kasih." ucap Naeun sambil menghapus sisa air mata di bawah matanya.

"Apa yang lelaki itu katakan?" tanya Seongwoo, tidak lagi menyebut Taemin sebagai seniornya.

Naeun hanya menggelengkan kepala. "Aku tidak ingin membahasnya." ucap gadis itu dengan suara serak. Ia menangis cukup lama hingga tenggorokannya kering.

"Baiklah." ucap Seongwoo tidak ingin memaksa. Ia pun merangkul bahu Naeun dengan lembut. "Aku akan mengantarmu ke asrama."

Naeun mengangguk dan hanya mengikuti langkah Seongwoo. Sepanjang jalan mereka hanya saling diam. Naeun tidak ingin bicara dan Seongwoo tidak ingin memaksa gadis itu untuk bicara. Seongwoo tahu untuk sekarang gadis itu butuh waktu untuk menenangkan diri.

"Masuklah." ucap Seongwoo ketika mereka sudah tiba di depan gedung asrama.

Naeun menatap lelaki di hadapannya dengan rasa bersalah. "Tentang ucapanmu di taman kemarin.."

"Lupakan." potong Seongwoo. "Istirahat lah. Jangan memikirkan apapun." ucap lelaki itu.

Naeun hanya bisa mengangguk. "Terima kasih." Ia pun berbalik dan masuk ke dalam asrama.

Seongwoo pun pergi darisana setelah Naeun menghilang dari jarak pandangnya. Ia juga harus segera kembali ke asrama laki-laki sebelum langit menjadi gelap. Namun rencana Seongwoo untuk pergi ke kamarnya harus ia tunda ketika ia melihat Taemin melintas di koridor asrama. Tanpa berpikir panjang lelaki itu langsung menghampiri seniornya atau lebih tepatnya mencegatnya.

"Ada yang ingin kubicarakan denganmu." ucap Seongwoo setelah menghadang langkah Taemin.

Tanpa Seongwoo duga Taemin mengangguk. "Kita harus bicara." jawab lelaki itu.

Kedua lelaki itu akhirnya pergi ke tempat yang lebih sepi agar bisa bicara dengan bebas. Taemin berdiri dengan bersandar pada bingkai jendela sedangkan Seongwoo berdiri dua langkah di depannya menghadap jendela.

"Apa kau menyerah sekarang?" tanya Seongwoo tanpa basa-basi.

Taemin menatap lelaki di hadapannya dengan fokus. "Kau bicara seperti itu seakan aku mengejar Naeun." jawabnya.

"Bukankah memang seperti itu? Kau bahkan memintaku untuk tidak lagi menemuinya." jawab Seongwoo dengan nada serius yang tidak pernah dilakukan oleh lelaki itu di hadapan orang lain.

Taemin tersenyum miris mendengarnya. "Kemana wajah ramahmu?" singgung lelaki itu dengan sengaja.

Seongwoo membuang nafas dengan kesal. "Berhenti berputar-putar dan jawab pertanyaanku." tegas Seongwoo.

Kini raut wajah Taemin berubah menjadi lebih serius. "Apa rencanamu?" tanya Taemin.

Seongwoo melipat tangannya di depan dada. "Tergantung apa jawabanmu." tantang anak itu.

Taemin tertawa melihat tingkah laku juniornya. "Aku akan berhenti menemui Naeun setelah memastikan sesuatu." jawab Taemin.

Seongwoo tampak kesal mendengar jawaban yang diberikan Taemin. "Jadi kau belum memastikan hal itu tapi sudah membuat Naeun menangis?" Emosi meluap dalam diri Seongwoo.

Taemin mengepalkan tangannya dengan keras mendengar bahwa Naeun menangis karenanya. Ia bahkan ingin meninju dirinya sendiri sekarang. "Apa yang akan kau lakukan jika aku berhenti menemuinya?" tanya Taemin menahan diri.

"Aku tidak akan menyerah bahkan jika kau tetap menemuinya." jawab Seongwoo. "Kau harus tahu, aku tidak akan melepas dengan mudah apa yang sudah menjadi milikku." lanjut lelaki itu.

Taemin tersenyum kecil mendengarnya. "Maksudmu tidak ada lagi yang bisa kulakukan jika dia sudah menjadi milikmu." simpul Taemin.

"Aku benci mengatakannya tapi untuk sekarang Naeun masih menyukaimu." ucap Seongwoo datar. "Tapi sekarang aku ada disini dan aku tidak akan membuatnya mudah untukmu." lanjut lelaki itu.

Taemin menghela nafas. Semua kalimat penuh ancaman yang dilontarkan oleh Seongwoo nyaris membuatnya tertawa. "Kau tahu, sebenarnya kita berada diposisi yang sama." ucap Taemin.

Seongwoo mengangkat salah satu alisnya heran.

"Tapi aku harap kau bisa menjadi lebih baik dari diriku." lanjut Taemin lalu menepuk bahu Ong Seong Woo. "Tolong jaga dia. Jangan sampai kejadian yang sama kembali terulang padanya." ucap lelaki itu lalu pergi meninggalkan Seongwoo.

Seongwoo tidak membiarkan Taemin pergi begitu saja dari hadapannya. Ia pun mengejar langkah lelaki itu lalu menarik bahunya dengan sedikit kasar. "Hanya itu? Apa kau benar-benar sudah menyerah sekarang?" tanya Seongwoo. Ia sangat kesal melihat sikap Taemin yang seperti ini saat Naeun menangis hingga kelelahan karena dirinya.

Taemin melepas tangan Seongwoo dari bahunya. "Kau ingin aku kembali pada Naeun? Kau bilang kau ingin memilikinya. Bukankah kau seharusnya senang?" tanya Taemin yang kini mulai mengeluarkan sedikit emosi.

"Aku hanya benci melihat sikap pengecutmu ini." gertak Seongwoo. "Kau sebaiknya tidak pernah menyesal atas apa yang kau katakan hari ini." lanjut Seongwoo.

Taemin menghela nafas. "Aku tidak akan menarik perkataanku." jawabnya.

"Simpan janji itu untuk dirimu sendiri." ucap Seongwoo lalu pergi meninggalkan Taemin.

Bagi Taemin, hanya ini cara terbaik agar Naeun bisa bahagia. Ia baru saja memastikan bahwa Seongwoo cukup pantas untuk gadisnya. Ia yakin lelaki itu tidak akan mengulang kesalahannya. Ia yakin Ong Seong Woo adalah satu-satunya orang yang bisa menjaga Naeun dan membuat gadis itu bahagia.

»«
a

/n:

SELAMAT PAGII!
Ada kabar baik nih dari author hehehehehe
Ngeliat dukungan kalian.. author mutusin untuk update dua minggu sekali! YEAY!
Untuk harinya mungkin hari Rabu dan Sabtu ya?

Terima kasih untuk dukungannya! Tetep tunggu kelanjutan cerita ini yaa!

p.s. Taemin nyerah nih? Hmm

X.O

After Broke Up!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang