lima belas

783 119 21
                                    

Naeun hanya bisa duduk diam di meja belajarnya sepanjang akhir minggu ini. Ia tidak bisa memfokuskan pikirannya pada hal lain selain kejadian dua hari yang lalu. Ia bahkan tidak bisa membenci Taemin. Ia membenci dirinya sendiri karena memulai semua permasalahan ini. Belum lagi kini ada Seongwoo yang juga masuk dalam pertimbangannya jika ia harus mengambil keputusan.

Soojung yang sudah mendengar semua cerita itu sejak awal hanya bisa mengangkat bahu. Ia merasa tidak terlalu baik untuk dirinya mencampuri urusan pribadi Naeun yang menyangkut masalah hati. Tidak hanya hati sahabatnya, tapi juga hati dua orang lainnya. "Aku harus pergi sekarang. Apa kau butuh sesuatu?" tanya Soojung ketika tengah memakai sepatu.

Naeun menoleh ke arah Soojung dan hanya menggeleng sebagai jawaban.

Soojung menghela nafas melihat tingkah teman sekamarnya. "Pastikan kau makan. Aku tidak bisa memperhatikanmu 24 jam penuh." ucap Soojung lalu berdiri. "Kalau begitu aku pergi." Gadis itu pun keluar dari kamar.

Naeun kembali diam di atas kursi. Kedua kaki ia naikkan lalu ia memeluk lututnya. Kehidupan indah yang selama ini ia bayangkan ternyata jauh lebih buruk dari bayangannya. Semuanya terasa hancur. Tidak ada yang berjalan dengan lancar. Baik itu cita-citanya untuk menjadi aktris maupun hubungannya dengan Lee Tae Min.

Naeun baru saja berdiri ketika ponsel gadis itu berdering. Ia melihat layar ponsel namun hanya nomor yang tertera disana. Sebuah nomor yang tidak ia kenali. Setelah ragu sejenak gadis itu pun akhirnya mengangkat sambungan telepon.

"Ini dengan siapa?" tanya Naeun tanpa menyapa terlebih dahulu.

"Ini aku, Nuna."

Tidak perlu berpikir panjang untuk tahu siapa lelaki diujung sambungan. Naeun pun menghela nafas dan mengangguk. "Dari mana kau mendapat nomor ponselku?" tanya gadis itu.

"Menurutmu butuh berapa lama untuk aku menemukan nomormu?" Seongwoo kembali menjawab dengan pertanyaan. Ia jadi teringat seseorang yang sering melakukan hal yang sama.

"Kalau begitu ada apa?" tanya Naeun lagi.

Untuk beberapa saat Seongwoo hanya terdiam. "Jika aku memintamu untuk datang, apa kau akan datang?" Lelaki itu tampak ragu ketika bertanya.

Naeun diam tidak bergerak. "Maaf, aku tidak ingin bertemu siapa pun untuk saat ini." Ia tidak ingin memperkeruh suasana.

Seongwoo terdengar menghela nafas diujung sambungan. "Baiklah, jaga dirimu baik-baik. Aku akan menghubungimu lagi." jawab anak lelaki itu.

Tidak perlu. batin Naeun. Namun yang keluar dari mulutnya adalah hal lain. "Sampai jumpa." ucapnya lalu memutuskan sambungan.

Gadis itu kembali menaruh ponselnya lalu pergi untuk mandi. Setidaknya ia harus mandi hari ini. Butuh sekitar tiga puluh menit hingga akhirnya Naeun kembali berada diposisi yang sama seperti sebelumnya. Duduk dengan memeluk lutut di atas kursi.

Ponsel Naeun kembali berdering. Namun kali ini bukan dari nomor yang tidak ia ketahui. Kali ini dari nomor yang bahkan jika tidak ia simpan ia tetap tahu siapa yang ada dibalik sambungan. "Ada apa?" tanya Naeun malas namun tidak bisa ia pungkiri senyuman kecil muncul di bibirnya.

"Turunlah. Aku ada di depan asramamu."

Cukup sebuah kalimat singkat untuk membuat Naeun beranjak dari tempatnya. Gadis itu mengikat rambutnya menjadi satu sebelum pergi keluar kamar untuk menemui mantan kekasihnya. Ia bahkan sudah lupa dengan apa yang baru saja terjadi dua hari lalu. Kejadian pahit itu seakan tidak pernah terjadi begitu Taemin datang untuk menemuinya.

After Broke Up!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang