delapan

779 116 13
                                    

Sudah satu minggu sejak terakhir kali Taemin melihat sosok Naeun. Ia malah tidak pernah lagi bertemu dengan gadis itu sejak gadis itu memutuskan untuk ikut dalam audisi. Satu pertanyaan terus menggantung dipikiran Taemin. Apa yang sedang dilakukan gadis itu? Ia menjadi tidak yakin apa keputusannya untuk membuat Naeun mengikuti audisi adalah keputusan yang tepat.

Karena segala kebimbangan itulah Taemin akhirnya memberanikan diri untuk datang ke kelas teater. Ia mencari dari satu kelas ke kelas lain untuk menemukan sosok perempuan yang berhasil membuat dirinya khawatir. Namun setelah tiga puluh menit ia mengelilingi gedung, gadis bernama Son Na Eun itu tidak kunjung menampakkan diri.

Taemin tiba disalah satu sudut gedung ketika ia melihat suatu pemandangan yang tak wajar. Empat orang perempuan berdiri disana atau lebih tepatnya tiga orang perempuan mengelilingi satu orang perempuan. Satu dari tiga perempuan itu mendorong perempuan lainnya sehingga ia terjatuh ke lantai. Melihat hal tersebut Taemin langsung berlari menghampiri tanpa berpikir panjang.

"Apa yang kalian lakukan?!" sentak Taemin.

Ketiga perempuan itu segera pergi ke lawan arah begitu melihat seseorang menghampiri mereka. Taemin tidak sempat melihat wajah ketiganya, namun ia sangat mengenal wajah perempuan yang kini terduduk di lantai. "Kau baik-baik saja?" Taemin meraih bahu gadis itu dan membantunya untuk berdiri.

"Sangat memalukan." gumam gadis itu lalu melepas tangan Taemin dari bahunya.

Taemin menatap gadis itu dengan heran. "Apa sekarang waktu yang tepat untuk bersikap seperti itu, Park Ji Yeon-ssi?" tanya Taemin tak percaya.

Jiyeon melirik ke arah Taemin sekilas sebelum kembali membuang muka. "Kau pasti menganggapku lucu. Seorang penindas yang ditindas." ucap gadis itu.

Taemin menghela nafas mendengarnya. "Kau memang sangat angkuh. Harga dirimu sangat tinggi." komentar Taemin.

Jiyeon hanya bisa diam. Baginya ini adalah hal yang sangat memalukan. Ia tidak pernah mengira bahwa Taemin akan melihat sisi lain dirinya yang sangat memalukan.

"Kenapa?" tanya Taemin. Kali ini Jiyeon mendongak menatapnya. "Pasti ada alasan kenapa kau diperlakukan seperti tadi." lanjut Taemin.

Jiyeon terdiam sejenak untuk berpikir. Apa tidak masalah jika ia menceritakannya kepada Taemin? Apa lelaki ini bisa dipercaya?

"Jika kau tidak ingin membicarakannya maka aku akan pergi sekarang." ucap Taemin lalu segera berbalik badan.

Tangan Jiyeon dengan sendirinya meraih ujung pakaian lelaki itu. "Jangan pergi." gumamnya.

Taemin kembali menoleh dan mendapati Jiyeon yang hanya tertunduk. Gadis ini tampak berbeda dengan dirinya yang selalu ia lihat selama ini. Tak ada lagi tatapan angkuh. Tak ada lagi senyuman sinis. Tak ada lagi genggaman kasar.

"Mereka mengecamku karena kembali ikut dalam audisi tahun ini. Mereka bilang aku angkuh dan tidak tahu sopan santun. Mereka bilang aku hanyalah boneka di atas panggung yang tidak berguna dikehidupan nyata." Jiyeon tertawa miris mendengar perkataannya sendiri. "Karena itu, aku pikir dekat denganmu dapat merubah situasiku saat ini." lanjutnya.

"Maksudmu kau hanya ingin memanfaatkanku?" tanya Taemin tak percaya.

Jiyeon kini kembali mendongak. "Itu terlalu kasar. Anggap saja aku mengajakmu berteman." jawabnya.

"Pertemanan itu sesuatu yang dilakukan dengan tulus, bukan karena menguntungkan satu sama lain." jelas Taemin dengan kesal.

Jiyeon memutar bola mata mendengar kalimat sentimental yang dilontarkan Taemin. "Untuk apa kau melakukan sesuatu yang tidak memberikan kau keuntungan." jawabnya tak peduli.

After Broke Up!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang