➖ Pdkt

3.4K 271 70
                                    


doyoung




doyoung ini tipe cowok yang kalo pdkt gak ngegas banget atau kendor banget. doyoung tipe yang let it flow.

kaya sekarang aja dia lagi naksir cewek dari jurusan sebelah. namanya kim sejeong. sejeong cantik, ramah, supel pokoknya perfect.

doyoung tahu kok yang deketin cewek itu gak cuma dia aja, banyak, banget malah. contohnya aja kang daniel, si presiden mahasiswa tahun ini ternyata juga lagi deketin sejeong.

nyerah?

gak dong. doyoung gak akan nyerah semudah itu.

"mau pulang?" tanya doyoung. gak sengaja sih ini dia ngeliat sejeong berdiri di depan kampus sendirian.

"eh, iya nih lagi pesen-"

"ojek online?" cewek itu ngangguk. "bareng gue aja."

"lo gak bareng ten?" tanya sejeong.

"si bule gila lagi bucin."

sejeong ketawa. "gak ngerepotin?"

"gak kok, santai."

akhirnya keduanya jalan ke arah parkiran. doyoung ngajak ngobrol sejeong tentang organisasi karna kebetulan mereka ada di divisi yang sama di organisasi.

sampai di parkiran sejeong nunggu doyoung ngambil motor di depan pilar basement.

doyoung nyamperin sejeong dengan motor maticnya. cowok itu bingung waktu ngeliat sejeong ngobrol.

masalahnya gak ada orang yang sejeong ajak ngobrol. di belakang cewek itu cuma ada pilar basement.

"sejeong, ayo pulang." doyoung berhentiin motornya di depan sejeong, lalu nyodorin helm cadangan.

sejeong make helmnya terus naik ke motor doyoung.

di tengah jalan......

"tadi ngobrol sama siapa?" tanya doyoung.

"hah... itu... tadi cuma latihan dialog wawancara kok."

doyoung gak bersuara lagi setelah itu. gak lama akhirnya mereka sampai di depan rumah sejeong.

"makasih ya doyoung." kata sejeong ngasihin helm cadangan cowok itu.

"sama-sama."

"hati-hati di jalan ya," sejeong senyum sambil lambaikan tangan lalu masuk ke dalam rumahnya.

doyoung hendak menarik gas motornya tapi samar-samar ia mendengar suara sejeong.

"itu temen, gak usah kepo."

"ck... gak usah macem-macem deh."

cowok itu noleh, ngeliat sejeong yang jalan di pekarangan rumahnya sambil ngobrol sendiri lagi.

entah kenapa dia mendadak merinding.





sejeong



sejeong tahu dirinya cukup banyak disukai lawan jenis, entah itu di kampus atau di lingkungan rumahnya.

bukannya sejeong mau sombong, tapi dia ngakuin kok kalo dia itu cantik makanya banyak yang suka sama dia.

sejeong bukan tipe pemilih, dia terbilang cukup welcome dan ramah saat menanggapi segala bentuk pdkt cowok-cowok.

tapi sampai saat ini gadis itu belum menentukan pilihannya.

kenapa?

karna belum ada yang membuatnya nyaman dan belum ada yang mampu mengambil seluruh hatinya.

yang terpenting belum ada yang kuat bertahan dengannya setelah mengetahui kenyataan kalau gadis itu indigo.

sejeong bisa melihat apa yang tidak dilihat orang lain. bahkan sekarang ia mampu berkomunikasi dengan mereka.

ini kelebihan sekaligus kelemahan buat sejeong.

sejauh ini mantan kekasihnya yang tahu kalau ia indigo tidak bisa bertahan lama dengannya.

dia akan berakhir diputusin karna alasan itu.

"sejeong kamu gak mesti harus ikut ngerokok cuma untuk nemenin saya."

di depannya ada pak diki, salah satu penjaga kampusnya yang setahun kemarin wafat.

sejeong senyum. "gak papa pak, kebetulan saya lagi pusing. sekali-kali juga gak papa kayanya."

"jangan keseringan. kamu perempuan gak bagus."

"iya pak saya tahu." sejeong mejentikkan jarinya, membuat abu di puntung rokoknya terjatuh.

"diminum pak kopinya."

"makasih-"

"permisi... boleh gabung?"

sejeong mendongak, melihat kim doyoung berdiri di depannya.

"h-hah boleh boleh..." sejeong langsung bergeser memberi ruang untuk cowok itu duduk.

"makasih. di dalem penuh banget soalnya." kata doyoung sambil duduk di sebelah ujung kanan.

sejeong cuma senyum. padahal dalam hati cewek itu udah ketar-ketir.

doyoung lihat dia ngomong sendiri gak ya?

duh, kalo doyoung lihat gimana????

dia bakalan takut gak-

"perempuan gak bagus loh ngerokok." doyoung ngeliatin sejeong yang bengong, di tangannya ada rokok yang masih setengah.

"ini... gak sengaja. mau nyobain aja, sekalian lagi pusing." sejeong langsung matiin rokoknya.

"pinjem koreknya boleh?" tanya doyoung.

"nih," sejeong nyodorin korek yang tadi ia beli pada cowok itu.

sekali lagi sejeong meruntuk, dia udah nyari tempat yang gak mungkin ditemukan orang tapi kenapa pula harus kim doyoung yang nemuin tempatnya??????

"makasih." doyoung balikin korek, cowok itu ngeliat ke ruang kosong di sebelah sejeong.

di sana ada rokok yang menyala dan segelas kopi yang masih penuh.

"ada orangnya?" tanya doyoung.

sejeong melihat ke arah pandang cowok itu, mendadak gugup. "ada... tapi kayanya udah pergi."

"oohhh...,"

"gue duluan ya-"

"mau kemana?"

"pulang." sejeong merapihkan barang-barangnya yang di atas meja.

"bareng gue aja, tunggu rokoknya abis dulu-"

"gak usah, gak papa." tolak sejeong.

"tapi-"

"gue duluan ya, doyoung." sejeong langsung pergi dari sana.

perasaannya campur aduk.

"duuhhhh kalo ketahuan gimana???"

If theyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang