➖ Marah

966 162 25
                                    

Karna sudah mendekati akhir tahun baik Sejeong atau Doyoung sama-sama mendapat libur, meski tidak lama tapi lumayan lah bisa dipake kencan hehehehe.

Kaya sekarang, Sejeong udah bolak balik masukin satu toko ke toko yang lain. Doyoung hanya mengekor sambil sesekali ikut melihat-lihat.

"Laper gak?" tanya Sejeong.

"Laper lah," jawab Doyoung. "Lemes nih aku dari tadi ngikutin kamu muter-muter tapi gak beli apa-apa."

Sejeong menyengir lebar. "Aku tuh nyari kemeja buat kamu, tapi gak ada yang bagus."

"Buat aku????"

"Udah ah yuk makan, laper." Sejeong buru-buru menarik Doyoung ke salah satu restoran terdekat.

"Padahal aku lagi pengen makan pizza," ujar Doyoung.

"Udah duduk gini, mau keluar lagi?" tanya Sejeong. Iya sih mereka udah keburu masuk dan duduk, mau keluar lagi juga malu.

"Gak usahlah, makan sushi aja kalo gitu." balas Doyoung sambil buka-buka buku menu.

Selama Doyoung asik mencari sushi mana yang enak, Sejeong terus-terusan menatap layar hape, sesekali senyum-senyum gak jelas.

"Chattan sama siapa sih, akunya jadi dicuekin gini." sindir Doyoung.

"Ini Mas Kyungsoo bales story ig aku, katanya dia juga lagi di deket sini." kata Sejeong antusias.

Doyoung otomatis diem, gak tau harus ngapain.

"Kamu mau makan ap—"

"Apa aja terserah kamu." Sejeong menyela cepat, gadis itu tak menoleh sedikit pun karna terlalu asik dengan hapenya.

Sambil menunggu pesanan datang Doyoung ikut mengeluarkan hape, bedanya pemuda itu kini asik bermain game.

"Doy, kalo Mas Kyungsoo nyusul ke sini gak apa-apa kan?" tanya Sejeong tiba-tiba.

"Hah gimana gimana?"

"Aku mau ngajak Mas Kyungsoo makan bareng, gimana?"

Doyoung langsung mendongak, menatap Sejeong dengan tatapan tidak setuju.

Yang bener aja! Kalo si Kyungsoo Kyungsoo itu nyusul ke sini nasib Doyoung tak jauh berbeda dengan tempo waktu lalu. Pemuda itu akan berakhir menjadi obat nyamuk.

"Gak usah, ngapain sih ngajak dia??"

Tapi yang keluar dari mulut Doyoung justru, "emangnya dia mau???"

"Bentar, aku tanyain Mas Kyungsoo dulu."

Shiitttmannnn, batin Doyoung.

"Jeje…"

"Hm?"

"Kamu masih ada rasa ya sama cinta pertama kamu itu?" tanya Doyoung.

Sejeong mendelik. "Rasa gimana maksudnya?"

"Siapa tahu aja gitu kamu masih suka sama—"

"Apasih, itu kan masa lalu. Toh aku juga udah punya kamu, mana mungkin aku masih suka sama Mas Kyungsoo???" sahut Sejeong.

"Ya kalo gak suka kenapa antusias banget sih??!!!" tapi lagi-lagi yang keluar dari mulut pemuda itu justru berbeda. "Oh bagus deh kalo gitu."

"Kamu cemburu ya?" Doyoung langsung mendelik, "apaan cemburu."

"Ngaku deh, kamu cemburu kan????" goda Sejeong. Gadis itu tersenyum lebar sambil menunjuk-nunjuk Doyoung.

"Ngawur kamu, aku biasa aja." elak Doyoung. "Emangnya apa sih yang kamu suka dari Do Kyungsoo itu?"

"Hmm..., ganteng??"

"Dih, apaan modelan mirip cimol begitu dibilang ganteng," dumal Doyoung.

"Kamu ngomong apa barusan??"

"Gak, aku gak ngomong apa-apa tuh."

Sejeong kembali mengecek hapenya, "Mas Kyungsoo bilang dia mau nyusul ke sini!"

Yah emang nasib sial buat Doyoung, siang itu dia lagi-lagi menjadi nyamuk di antara Sejeong dan cinta pertamanya.




🌹





Hari sudah mulai sore saat Doyoung dan Sejeong di jalan pulang. Perjalanan mereka terasa jauh karna macet panjang, maklum mau akhir tahun pasti macet dimana-mana.

"Bosen banget, setel radio ya?"

"Setel aja," jawab Doyoung, pemuda itu menyandarkan punggungnya pada kursi kemudi.

Satu tangan Sejeong yang bebas mengusap wajah sang kekasih, "capek ya?"

Doyoung yang kini memejamkan mata hanya berdeham pelan.

"Maaf ya aku keasikan ngobrol sama Mas—"

"Aduh jangan sebut nama itu lagi deh," Doyoung membuka mata, gantian menatap Sejeong tidak suka.

Gadis itu memincingkan mata, "dasar cemburuan."

"Wajar kali kalo aku cemburu," sahut Doyoung. "Aku paling gak suka kamu panggil dia dengan embel-embel Mas."

"Ya kan dia lebih tua dari aku, aku harus sopan dong."

Doyoung mencibir tanpa suara lalu kembali memejamkan mata, pusing dia kalah debat mulu bikin dia makin makan hati.

"Jangan marah dong," Sejeong menarik wajah pemuda itu, mencubit kedua pipinya sambil menggesekkan hidungnya dengan hidung mancung kekasihnya.

"Apasih," Doyoung memundurkan kepala, bermaksud mengelak sekaligus menjauh.

"Lucu banget sih kalo cemburuan gini," Sejeong tertawa sebentar. Tangannya kemudian menarik kerah kemeja pemuda itu dan mendaratkan ciuman di pipi Doyoung.

"Aku masih marah ya," cetus Doyoung. "Gak usah cium-cium."

Gantian Sejeong yang mencibir tanpa suara. Beruntung adu mulut itu terhenti karna Sejeong yang sibuk mencari channel radio yang bagus.

"Diganti-ganti mulu, pusing tau dengernya." cibir Doyoung.

"Radionya gak ada yang enak,"

"Udah jangan diganti, ini aja." kata Doyoung sambil menepis tangan Sejeong dari radio.

Sambil menggerutu Sejeong menyenderkan punggungnya lalu menatap keluar jendela.

"Hallo semuanya, itu tadi request lagu buat Kak Bulan yang katanya lagi kangen sama mantan. Duh duh Kak Bulan kayanya belum bisa move on nih dari mantannya."

"Oke, sekarang kita lanjut chit-chat soal tahun baru. Berhubung—"

"Mau ngapain?" tanya Doyoung, menahan tangan Sejeong yang terjulur, seperti akan bergerak untuk mengganti channel radio lagi.

"Ganti dong, males dengerin orang ngomul—"

"Jangan diganti," sekali lagi Doyoung menepis tangan Sejeong.

Sejeong sudah akan protes makanya Doyoung langsung menambahkan, "kesel kan dicuekin????"

Oke kali ini Sejeong kalah.






🌹

If theyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang