➖ Gavin & Kian

306 48 8
                                    

Gavin & Kian

Starring with

Starring with

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•°•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•°•


Hujan di tengah musim kemarau seharusnya disyukuri, tapi buat Kian gak ada yang bisa disyukuri dari kondisinya saat ini.

Terjebak di Ruang OSIS, sama Gavin, si manusia super duper nyebelin.

"Ck, harusnya tadi gue ikut Caca pulang duluan." dumal Kian, sepenuhnya merasa menyesal menolak ajakan Caca untuk pulang bareng.

Kan kalau aja Kian ikut Caca, pasti udah sampai di rumah, gak perlu kejebak nunggu hujan reda.

Sebenarnya menunggu hujan reda bukan masalah buat Kian, hanya saja menyadari fakta bahwa ia harus berbagi ruang dengan Gavinda tuh Kian gak rela banget.

Padahal dari tadi Gavin diam aja, sibuk menyusun time table untuk event sekolah mendatang. Kebetulan pemuda Adiwangsa itu ditunjuk langsung oleh Pembina OSIS untuk menjadi ketua acara.

"Apa gue terabas aja ya?" tanya Kian lebih pada dirinya sendiri.

Tapi berhubung suasana Ruang OSIS hening otomatis suara sekecil barusan sampai juga ke telinga Gavin yang duduk di pojok, bersebrangan dengan Kian yang duduk sambil menatap pintu kaca Ruang OSIS yang transparan.

"Tapi hujannya deres banget gak sih? Besok kan ada ulangan Matematika Peminatan, kalau sakit, gue males ulangan susulan." keluh Kian dengan bibir bawah yang sedikit dimajukan, dahinya sengaja di sandarkan pada pintu Ruang OSIS dan jari telunjuknya tanpa sadar mengetuk-ngetuk pintu.

Kian gak tahu kalau tindakannya itu menarik atensi dan perhatian Gavin.

Gavin mati-matian fokus sama laptopnya, tapi gak tahu kenapa tindakan Kian yang lucu itu selalu berhasil bikin fokusnya buyar.

Makin buyar saat Kian tiba-tiba nyanyi.

"Hujan-hujan pergilah… datanglah lain kali…" Kian mulai nyanyi dengan suara pelan, ketukan jari telunjuknya pada pintu kaca pun disesuaikan dengan ritme nyanyiannya. "Hujan-hujan berhentilah… supaya gue bisa cepet pulang…"

If theyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang