➖ Maaf

750 93 30
                                    

Doyoung bingung.

Semalam sesuai keinginan Seungmin—yang tiba-tiba menghubungi minta ketemu—mereka janjian di depan angkringan. Saat melihat wajah serius Seungmin malam itu Doyoung merasa kecil, karna tak biasanya bocah itu menatapnya kelewat tajam.

"Mau masuk dulu gak? Pesen wedang atau apa gitu?" tanya Doyoung berusaha mencairkan suasana.

"Gak usah, Seungmin cuma mau ngomong sebentar." jawabnya tenang.

Doyoung mengangguk kecil lalu menjejalkan tangan ke dalam saku celana. "Ngomong aja."

"Seungmin boleh minta sesuatu sama Bang Doyoung?" tanya Seungmin.

Doyoung mendelik dengan alis terangkat tinggi. "Minta apa?"

"Tolong jagain Teh Sejeong. Seungmin gak bisa jagain teteh sendirian, makanya Seungmin minta Bang Doyoung jagain teteh juga." kata Seungmin.

"Kalo Bang Doyoung gak bisa… jangan Kasih harapan lebih ke Teh Sejeong." lanjutnya.

Doyoung merasa tertohok. Ia tak percaya Seungmin akan mengatakan hal seperti itu.

"Cewek itu lemah Bang, Bang Doyoung toel sedikit aja dia jatoh."

"Seungmin—"

"Engga Bang." Seungmin memotong cepat, seakan tahu apa yang akan dikatakan Doyoung ia menambahkan. "Seungmin gak minta Bang Doyoung buat janji bakal jagain teteh kok."

"Cewek gak butuh janji palsu Bang. Dan cowok sejati gak akan berjanji kalo pada akhirnya gak akan ditepati." kata Seungmin lagi. Kali ini ia maju selangkah mendekati Doyoung, menepuk pundaknya beberapa kali.

"Cowok sejati membuktikannya dengan tindakan."

Lalu keduanya bertatapan untuk beberapa saat.

"Dan Seungmin yakin kalo Bang Doyoung ini cowok sejati."

—oOo—

Sejeong bingung setengah mati.

Seharian ini Doyoung selalu mengusiknya, entah itu semenit sekali kirim chat untuk sekedar tanya kabar atau dua jam sekali minta diajak video callan. Intinya perubahan drastis kekasihnya itu justru bikin Sejeong bingung.

Sekaligus pusing juga sih, gara-gara Doyoung gangguin terus kerjaannya jadi molorrr gak selesai-selesai.

"Kamu laper gak?"

"Beb., kamu mau martabak gak?"

"Oh iya katanya di mall situ gerai kokumi udah buka, mau beli gak?"

"Kayaknya makan nasi goreng enak deh, iya gak Beb?"

Sejeong menghela nafas lelah. Kekasihnya itu terus saja berbunyi seperti burung beo. Berisik banget.

"Di depan ada tukang sate—"

"Kim Doyoung." Sejeong menyela cepat, kepalanya sengaja ditolehkan ke samping. Matanya menatap Doyoung lamat-lamat.

"Kenapa?" tanya Doyoung.

"Kamu kenapa sih?" tanya Sejeong balik.

"Kenapa… gimana?"

"Kamu aneh. Seharian ini gangguin aku terus, gak kaya kamu yang biasanya." ucap Sejeong.

Doyoung tidak menjawab. Dia justru menambah kecepatan mobilnya agar cepat sampai tujuan yaitu rumah Sejeong.

"Emangnya kenapa kalo aku kaya gitu?" tinggal satu blok lagi sampai di rumah Sejeong, Doyoung membuka mulutnya. "Kamu risih?"

If theyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang