Fajar mulai menyingsing pertanda hari yang sibuk akan dimulai lagi. Tapi fajar sepertinya tidak mempengaruhi Sejeong yang kini justru semakin bergelung dengan selimut seolah tidak ingin bangun dari mimpi.
Berbeda dengan Sejeong, Doyoung malah sudah duduk manis di atas sofa, bergelut dengan kertas dan laptop.
Pemuda itu harus pintar-pintar mencuri waktu untuk menyicil pekerjaannya, kalau tidak begitu bisa dipastikan Doyoung tidak bisa bertemu dengan pujaan hatinya.
Di tengah keheningan itu ponsel Doyoung berdering nyaring. Doyoung buru-buru mengangkat telfonnya, takut Sejeong terusik.
"Ada apa?" Doyoung sengaja menjauh dari kamar, melangkah menuju ruang tengah.
"Dokumen yang semalam—"
"Aku baru saja mengeceknya, masih ada banyak kesalahan."
"Benarkah?"
"Ya, kalau hyung tidak percaya cek saja lagi."
"Baiklah kalau begitu maaf,."
Setelah sambungan dengan Taeil berakhir Doyoung kembali melangkah menuju kamar.
Hal pertama yang Doyoung lihat adalah Sejeong yang sudah bangun, duduk di atas kasur dengan mata yang masih setengah terpejam. Sepertinya gadis itu terbangun karna bunyi ponsel Doyoung tadi.
Pemuda itu tersenyum kecil lalu menghampiri gadisnya.
"Hei…" tangan Doyoung menangkup pipi chubby Sejeong. "Sudah bangun?"
Sejeong berdeham tidak jelas karna nyawa gadis itu belum sepenuhnya terkumpul. Melihat itu senyum Doyoung semakin melebar.
"Kalau masih mengantuk tidur lagi saja," kata Doyoung, "masih pukul tujuh."
Sejeong mendongak kali ini matanya sudah terbuka lebar. "Doyyyyoouunnggg???"
Tawa renyah Doyoung pecah saat itu juga pemuda itu tak bisa lagi menahan rasa gemasnya pada Kim sejeong.
"Iya ini Dddooooyyyyooouunnggg…"
Alih-alih menyahut Sejeong malah melingkarkan tangan pada badan Doyoung, sengaja membenamkan wajahnya di perut Doyoung.
Doyoung tidak kaget, dia sudah terbiasa dengan kebiasaan Sejeong saat bangun tidur. Unexpected.
"Mau tidur lagi?" tanya Doyoung, tangannya meraih ikat rambut Sejeong di atas meja nakas.
Lalu dengan telaten merapikan rambut panjang gadis itu, mengikatnya menjadi satu, persis ekor kuda.
"Gak mau tidur lagi…" jawab Sejeong sambil mendongak menatap Doyoung. "Kamu begadang lagi?"
Doyoung mengangguk kecil. Semalam pukul tiga pagi dia memang bangun untuk mengecek pekerjaannya.
Tatapan Sejeong berubah tajam, jujur saja Sejeong tidak suka kalau Doyoung bekerja terlalu keras. Sejeong sudah sering mengingatkan bahkan memarahi Doyoung soal bergadang itu tidak baik untuk kesehatan.
KAMU SEDANG MEMBACA
If they
FanfictionKalo Sejeong dan Doyoung......... Sebuah bank book kisah Doyoung-Sejeong, mirip permen nano nano.