Di awal tahun Doyoung disuguhi dengan setumpuk kerjaan. Pemuda itu pusing bukan main, rasanya baru kemarin dia dapat jatah untuk menarik nafas, tapi lihat sekarang.
Ckckck bossnya itu memang baik, sungguh baik hati ;")
Karna dikejar deadline mau tak mau Doyoung harus rela lembur, kerja kerad bagai kuda.
"Doy!"
Doyoung terkejut, nyaris menjerit. Sejeong justru tersenyum begitu lebar.
"Kamu ngapain di sini?" tanya Doyoung.
"Kun bilang kamu lembur, makanya aku nyusul sambil bawa makan nih." Sejeong mengangkat kresek berisi makanan di tangannya tinggi-tinggi. "Baik kan aku????"
Doyoung tertawa kecil. "Iya baik, pokoknya kamu yang terbaik." lalu kembali fokus dengan komputer dan setumpuk tugasnya.
Jangan aneh kenapa Sejeong bisa masuk ke kantor padahal gadis itu bukan karyawan di sini, sejak awal pacaran dulu Sejeong memang suka menyusul dan menemani Doyoung lembur.
Bahkan Sejeong sudah akrab dengan security di kantor Doyoung, makanya dia bisa masuk dengan mudah.
Sejeong menarik kursi kosong, sengaja dirapatkan dengan kursi yang Doyoung duduki.
"Kenapa, takut?" tanya Doyoung tanpa menoleh.
"Aku takut????" Sejeong mendelik lalu melihat ke sekitar. "Ada juga kamu tuh, takut gak kamu, soalnya di sini lumayan banyak."
"Udah tahu, kamu pernah bilang." sahut Doyoung.
"Masa sih?" tanyanya yang langsung diangguki oleh Doyoung. "Tapi ada beberapa penghuni baru loh, aku udah bilang belum?"
"Hah?"
"Itu di pojok sana dulu kosong, sekarang ada cewek yang nunggu." dengan santainya Sejeong menunjuk sudut yang dia maksud. "Ceweknya cantik Doy, hati-hati kamu dia suka ngikutin."
"Gak denger gak denger," Doyoung buru-buru menutupi kedua telinga dengan tangan. "Gak denger dan gak mau denger."
Sejeong tertawa. "Dasar penakut." ejeknya.
Siapa yang gak takut sih Jeong, sendirian di kantor yang segini gedenya ;")
"Bukannya takut," pemuda itu hendak mengelak tapi tidak tahu apa yang harus ia katakan. "Duh, kamu pulang aja deh sana aku jadi gak bisa fokus."
"Oh kamu ngusir nih???"
"Iya, sana pulang."
Sejeong berdiri, meraih tas kecil miliknya yang tadi dia taruh di atas meja kerja Doyoung. "Bener ya, aku pulang nih—"
"Gih pulang—"
"—hati-hati ya sayang si mbak di pojok sana dari tadi ngeliatin kamu terus."
Tangan Doyoung refleks menarik tangan Sejeong, menahannya agar tidak pergi.
"Jangan gitu dongggggg~" muka Doyoung sudah melas, Sejeong jadi harus menahan tawa.
"Loh aku kan cuma ngasih tahu."
"Mending aku gak tahu apa-apa deh, sumpah kalo udah kaya gini siapa yang gak takut sih Je?" sunggut Doyoung.
Terkadang disusulin Sejeong waktu lembur tuh ada enaknya tapi ada gak enaknya juga. Sejeong tuh usil, suka banget bikin Doyoung parno.
"Iya iya maaf deh kalo gitu." akhirnya Sejeong menyerah untuk menjahili kekasihnya lebih jauh lagi.
Gadis itu kembali duduk di tempatnya, kali ini dia sibuk menyuapi Doyoung nasi goreng yang tadi dibawa.
"Doy., kalo misalnya si mbak di pojok sana suka sama kamu gimana?"
"Jangan mulai—"
"Ini aku beneran nanya loh,"
"Tau ah, aku gak mau denger."
"Ih aku serius—"
"Udah dong, tau sendiri kan aku penakut—"
"—itu si mbaknya di sebelah kamu, Doy."
Kim Sejeong dengan segudang keusilannya.....
Rasanya Doyoung mau tenggelam saat itu juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
If they
FanficKalo Sejeong dan Doyoung......... Sebuah bank book kisah Doyoung-Sejeong, mirip permen nano nano.