Kiss or Hug?•°•
"Apa aku terlalu mencolok?" tanya Sejeong pada Mina.
Perempuan yang lebih muda menoleh kini menatap Sejeong dari ujung kaki sampai kepala. "Tidak Nona... ini natural." jawab Mina.
"Baiklah kalau begitu," Sejeong menyambar kacamata yang disodorkan Mina, lalu membuka pintu mobil lebar-lebar. "Kalau bosan menungguku kau boleh pergi."
"Ya, saya mengerti."
Kim Sejeong merajut langkah dengan pasti, mengintari kantor yang siang itu cukup sepi. Saat bertemu pandang dengan karyawan yang berlalu-lalang dia sengaja menutupi wajahnya dengan rambut.
Tidak ada yang boleh menyadari kehadirannya di sini, tidak boleh.
Inilah yang Sejeong tidak suka dari backstreet. Semua harus dilakukan diam-diam.
Termasuk saat mengunjungi sang kekasih pun harus diam-diam.
"Nona Kim???"
Sepandai-pandainya tupai melompat dia pasti akan terjatuh, itu jadi pribahasa yang tepat untuk mendeskripsikan situasi saat ini.
Usaha Sejeong berdandan lebih dari sejam untuk menyamarkan dirinya rupanya sia-sia saat Seo Johnny dengan mudah mengenalinya.
"Hi Mr. Seo Johnny," sapa Sejeong canggung, lalu menaruh jari telunjuk di depan bibirnya. Memberi isyarat pada Johnny untuk tidak berbicara terlalu keras. "Aku tidak bisa tertangkap di sini, Mr. Seo."
Johnny tertawa, dia paham maksud perempuan itu. "Anda seharusnya menghubungi saya lebih dulu,"
"Itu bukan surprise namanya," sahut Sejeong.
"Tapi kalau anda tertangkap pun tidak akan menjadi surprise," Johnny tersenyum kecil. "Justru akan menimbulkan kehebohan."
"Oh aku harap itu tidak terjadi."
"No,.," Johnny menahan Sejeong yang akan masuk ke dalam lift, "ke arah sini." lalu lelaki itu menuntun Sejeong ke lift yang lain.
"Ini khusus untuk para petinggi kantor," jelas Johnny tepat sebelum Sejeong bertanya.
"Doyoung... ada di kantornya, kan?" tanya Sejeong sembari membuka kacamatanya. Di lift ini tidak ada cctv dan sepertinya dia tidak perlu menutupi wajahnya lagi di depan Johnny.
"Tuan Muda bahkan tidak keluar dari ruangan sejak kemarin malam," ujar Johnny. Setengah mengeluh.
"Anak itu... kenapa keras kepala sekali," Sejeong mendengus. "Jangan bilang dia melewatkan makan siang lagi, Mr.Seo?"
Johnny melempar senyum canggung, "sayangnya begitu."
"Kalau begitu, boleh aku minta tolong?"
•°•
Ceklek!
"Bagaimana hyung, sudah dapatㅡoh Kim Sejeong?" Doyoung tampak terkejut mendapati Sejeong yang berdiri di depan pintu ruang kerjanya.
"What are you doing here?" lalu Doyoung kembali menunduk, memfokuskan matanya pada lembar kertas di tangannya.
"What are you doing here??? Seriously Kim Doyoung... begitu caramu menyapa kekasihmu?" kesal Sejeong sembari berkaca pinggang, sengaja berdiri di samping pemuda itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
If they
FanfictionKalo Sejeong dan Doyoung......... Sebuah bank book kisah Doyoung-Sejeong, mirip permen nano nano.