"Bun, Doyoung ada?"
Bunda Kim yang siang itu menyambut Sejeong datang berkunjung tersenyum tipis. "Ada, tuh masih tidur kayanya."
"Emang ya liburan gini kerjaannya tidur terus," dumal Sejeong.
Bunda Kim tertawa menanggapinya. "Biasa sih, bales dendam dia kalo hari biasa gak bisa puas tidur."
"Bunda lagi apa?" tanya Sejeong, mengekor Bunda menuju dapur.
"Masak nih,"
"Sejeong mau bantu, boleh?"
"Loh… kirain kamu kesini mau ketemu Doyoung?" bingung Bunda Kim.
Sejeong menyengir lebar. "Aku bantuin Bunda dulu deh, abis itu baru gangguin Doyoung hehehe..."
Bunda Kim menggeleng seraya berkata, "dasar anak muda."
🎢🌊
Ini sudah pukul sebelas, hampir tengah hari tapi Doyoung masih belum menunjukkan tanda-tanda untuk bangun.
Sejeong berdiri di dekat kasur pemuda itu, melipat tangan di depan dada sambil berpikir cara apa yang harus ia gunakan untuk membangunkan Doyoung.
"Doy… bangun."
Cara pertama, yang paling wajar. Menggoyangkan badan sambil menyuruh bangun dengan suara pelan.
Doyoung tak bergeming.
"Bangun Doyyyy.., udah siang."
Cara kedua, Sejeong sengaja menarik-narik rambut pemuda itu.
Doyoung bergerak pelan, mengubah posisi menjadi tengkurap. Setelah itu tak ada pergerakan lain.
Sejeong menarik nafas pendek. Gadis itu kini beranjak naik ke atas kasur, sengaja menindih pemuda itu tepat di punggungnya.
"Bangun, dasar pemalas." bisik Sejeong. Dia sengaja menempatkan kepalanya di belakang leher Doyoung.
"Hhhmm..."
"Jangan tidur terus ih, ayo bangun." Sejeong menjawil hidung mancung sang kekasih.
"Hm.,"
Pada akhirnya Sejeong menyerah untuk membuat pemuda itu bangun. Dia bergeser sedikit dari posisi awal, kini posisi badannya benar-benar menindih punggung Doyoung.
"Liburan gini kamu mau terus-terusan tidur?" tanya Sejeong lagi.
"Hanbin sama Hayi liburan ke Bandung," kata Sejeong random.
"Terus?" Doyoung menyahut tanpa membuka kedua matanya.
"Kemarin Kak Nayoung sama pacarnya juga udah otw ke Jogja, katanya mau tahun baruan di sana."
"Kamu mau pergi kemana emang?" tanya Doyoung. Kali ini pemuda itu membuka matanya.
Sejeong mencubit pipi kekasihnya. "Gak tahu,"
Kemudian hening.
Sejeong melirik Doyoung yang sepertinya akan menutup kembali matanya.
"Dodoy ih jangan tidur lagi!" seru Sejeong.
Doyoung tertawa. "Jeje…"
"Apa?"
"Kamu berat tau, aku engap ditindih begini."
"Tuh kan… kemarin aja aku mau diet dilarang-larang." Sejeong mendumal sambil beranjak duduk di pinggiran kasur.
Melihat itu Doyoung kembali tertawa, "ya maksud aku jangan nindih juga dong." lalu menarik tangan Sejeong hingga sang empu ikut berbaring di sebelahnya. "Kalo kaya gini kan mendingan."
KAMU SEDANG MEMBACA
If they
FanfictionKalo Sejeong dan Doyoung......... Sebuah bank book kisah Doyoung-Sejeong, mirip permen nano nano.