•°•
Take 01 : Our story
•°•
"Elo kenapa sih?"
Sejeong menoleh, mendapati sepasang iris hitam pekat milik Doyoung menatapnya tajam. Lipatan kulit di dahi pemuda itu secara tidak langsung menyadarkan Sejeong tentang seberapa besar rasa penasaran Doyoung.
"Dari tadi kaya orang gelisah gitu," ujar Doyoung lagi. "Kenapa, lo dikuntit orang lagi, iya?"
Tidak sampai sedetik raut gelisah Sejeong berubah, tangan pendek miliknya terulur, menoyor kepala pemuda Alubiru itu. "Kok lo ngomongnya gitu sih?!"
"Ya kan siapa tahu aja lo beneran dikuntit orang—aAW!" ringisan itu keluar kala Sejeong kembali menoyor kepala Doyoung. Lebih keras dari sebelumnya, sampai-sampai kepala Doyoung membentur kaca mobil.
"Kasar banget sih," Doyoung mendumal. "Kecil-kecil tenaga badak ya lo!"
Sejeong berdecak. Rasanya ingin sekali menghujani Doyoung dengan cubitan keras tapi mengingat pemuda itu tengah melajukan mobil, Sejeong jadi mengurungkan niatnya.
Kan bahaya kalau tiba-tiba fokus Doyoung pecah lalu mobil menabrak mobil lain.
"Kemarin gue dapet telfon, dari Yujin." ucap Sejeong. Si gadis Aletta itu menatap ponselnya dengan pandangan kosong.
Doyoung diam-diam melirik lewat ekor matanya. "Terus?"
"Ya gue dimaki-maki lah…" dua sudut bibir Sejeong terangkat, membuat senyum miring miliknya tersungging kecil. "She said i'm really bitch, jalang sialan yang deketin cowoknya."
Sejeong menggeser tubuhnya, sedikit dimiringkan ke kanan agar matanya bisa melihat reaksi yang Doyoung berikan.
Tapi sejauh ini si pemuda Alubiru itu hanya diam, menatap jalanan dengan tatapan datar.
Sejeong jadi menghela nafasnya. "Lo tuh pernah jelasin gak sih ke cewek-cewek lo?" tanyanya.
"Jelasin apaan?" tanya Doyoung balik, tanpa menoleh.
"Seriously Doyoung, jangan bilang lo gak pernah jelasin siapa gue sebenarnya?!!" Sejeong mendadak histeris, tanpa sadar tangannya mengguncang pundak Doyoung.
Doyoung jadi harus menoleh, menatap gadis itu dengan mata melolot. "Kalo lo mau kita mati gue bisa langsung tabrakin mobilnya sekarang juga, Jeong."
Si gadis langsung menarik tangannya tapi tak bisa mengalihkan tatapannya dari pemuda Alubiru itu.
"Ngomelnya nanti aja, please." sergah Doyoung. Tangannya mengusak puncak kepala Sejeong asal.
Sejeong menghela nafas, menepis tangan Doyoung dari kepalanya lalu kembali memposisikan tubuhnya sebagaimana seharusnya.
Dengan begitu yang Doyoung bisa mendapatkan kembali fokusnya langsung menambah kecepatan laju mobilnya.
Entah kenapa dia ingin cepat sampai di rumah.
Past record 01 : Play.
KAMU SEDANG MEMBACA
If they
Fiksi PenggemarKalo Sejeong dan Doyoung......... Sebuah bank book kisah Doyoung-Sejeong, mirip permen nano nano.