➖ Our secret 2

508 74 32
                                    

Menyembunyikan fakta perihal pernikahan mereka bukan lah keinginan Sejeong, apalagi Doyoung.

Keadaan yang memaksa mereka untuk menyembunyikan fakta penting itu. Jangan tanya keadaan yang bagaimana sampai-sampai kabar baik itu harus disembunyikan, karena jujur, butuh berjam-jam untuk menjelaskannya.

Iya serumit itu keadaannya.

"Happy first anniversary, honey."

Suara berat tapi anehnya terdengar lembut itu menyapa pendengaran Sejeong ketika dia mulai membuka kedua matanya, disusul dengan kecupan ringan di sebagian wajahnya, senyum si wanita merekah lebar.

"Happy first anniversary too, my bunny~"

Dua tangan panjang Sejeong langsung memerangkap badan si adam kemudian ia sengaja membenamkan wajahnya di perpotongan leher Doyoung.

"Gak kerasa ya ternyata udah setahun…" ujar Sejeong sambil lalu.

Doyoung berdeham pelan. "Kok bisa ya sampai sekarang aku betah aja sama kamu?"

"Apasih," Sejeong melirik sinis sambil jarinya mencubit bibir tebal Doyoung. "Kalo ngomong disaring dulu dong sayangku, masih pagi loh ini."

"Aku lagi males berantem ya, apalagi ini hari penting. Duh emang nasib banget punya suami gak ada romantis romantisnya."

Selagi Sejeong mengomel ini itu Doyoung hanya diam memperhatikan lalu diam-diam tersenyum sendiri.

"Ngapain kamu senyum-senyum kaya orang gila?" tanya Sejeong ngeri.

Bukannya mengatur ekspresi wajahnya Doyoung justru memperlebar senyumnya, Sejeong jadi bergidik ngeri saat menatapnya.

Demi Tuhan, senyum Doyoung terlihat seperti seorang orang mesum.

Atau jangan-jangan pikiran laki-laki itu memang mesum????

"Mau kemana?" tanya Doyoung heran sendiri melihat istrinya yang buru-buru bangun dari kasur.

"Mandi." Sejeong menjawab sambil lalu.

Doyoung ikut beranjak saat itu juga, mengekori istrinya masuk ke dalam kamar mandi. "Ikut."

Sejeong melotot galak. "GAK!" serunya.

Doyoung mendelik. "Kenapa sih? Udah lama gak mandi bareng, punggungku minta digosok—"

"Gak gak gak!" dengan beringas Sejeong mendorong si adam menjauh dari daun pintu kamar mandi.

"Sayang… aku kan cuma minta gosokin punggung—"

"Mohon maaf Tuan Kim Doyoung yang terhormat, gosokin punggung cuma alasan, saya tahu apa isi otak mesum anda." cecar Sejeong dalam satu tarikan nafas.

Melihat wajah bete suaminya Sejeong buru-buru menambahkan. "It's my period."

"Oh," Doyoung mengangguk mengerti tapi tidak langsung menyingkir dari sana, Sejeong kembali menatapnya bingung.

"Yaudah awas," usirnya.

"Nanti dulu…"

"Mau ngapain lagi si—hmph!!"

Sejeong nyaris terjengkang saat Doyoung menciumnya secara tiba-tiba, beruntung karena refleksnya bagus Sejeong langsung memeluk badan Doyoung erat.

"Kaget ya?" goda Doyoung tepat setelah ciuman tiba-tiba tadi berakhir.

Dengan wajah yang merah padam serta napas yang masih tidak teratur Sejeong kembali mendorong Doyoung. "Dasar nyebelin!!"

Tawa Doyoung menguar bersamaan dengan pintu kamar mandi yang tertutup dengan kasar.

If theyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang