SOR-5. WINALEX RICHARD

381 5 0
                                    

🔥🔥🔥🔥

Selamat membaca!

🔥🔥🔥🔥

"Gadis itu..."
Aku memandang gadis yang ku temui kemarin yang aku usir dari kaca. Dia sedang menunggu diluar dan bertemu dengan salah satu karyawan perusahaanku yang resign.

"Itu pacarnya? " tanyaku tak percaya.

"Itu mereka hanya sahabat, Sir" jawab salah satu seroang yang mendengar pertanyaanku. Aku kaget. Dan kudapat dia Adeline yang juga melihatnya.

"Kamu kenal? " tanyaku.

"Gadis itu namanya Santi. Dia dulu salah satu karyawan senior disini sebelum pergantian direktur dan manager baru. Dia dulu sekretaris Tuan Fatah. Terakhir dia diberi pekerjaan untuk menandatangani berkas di Washington DC. Lalu pergantian itu dia dibebastugaskan " ucapnya panjang lebar.

Aku menyimak dan mengingat sesuatu yang dia ucapkan.

'Namanya Santi' batinku.

Aku hanya mengangguk. Dan mengingat ucapan Adeline, karyawan senior dan sekretaris.

Siangnya,

"Hey broo.... " sapa seseorang siapa lagi kalo bukan adiknya, James.

"Eh iya? " tanyaku.

"Why are you? Your face is so sad? " tanyanya. Aku hanya diam saja.

"No think" ucapku dan meninggalkan kantor.

Aku langsung mengemudikan mobil menuju jalanan. Tapi entah kemana tujuanku akan pergi pun tak bisa ku ketahui.

Saat mengemudi, aku melihat sosok gadis yang aku lihat pagi hari di kantor sekarang berada di pinggir jalan. Dia? Kenapa dia ada disana? Aku melihatnya dan mengikuti kemana gadis itu pergi.

Tak kusangka, gadis itu masuk sebuah gedung besar nan mewah dengan arsitek yang terlihat mahal. Aku tahu. Itu bandara. Ya bandara.

'What is she doing?' batinku.

Aku mengikutinya dari belakang dan agak jaga jarak agar dia tidak tahu. Memang sih belum kenal, hanya beberapa waktu lalu saat aku mengusirnya.

Semakin terus ku kejar, hingga tak sadar gadis itu hilang secara tiba-tiba. Aku memandang sekitar bandara yang memang tidak membutuhkan waktu lama untuk parkir.

"Duh where's she going?" sambil menggaruk-garuk kepalaku yang tidak gatal.

Tiba-tiba ada seseorang yang memegang pundakku. Aku menoleh. Ternyata. Gadis. Itu.

"Oh maaf sir, saya mengganggu. Hmm sedang apa anda disini? Mengikuti saya?" tanya gadis itu bingung.

"What? No. Saya tidak mengikutimu dari tadi hanya mengantar sahabat kesini saja" jawabku bohong.

Kulihat gadis itu menatapku sedikit bingung dan curiga. Campur aduk.

Lalu gadis itu hanya mengangguk.

"Excuse me sir, saya harus masuk, cause sudah jadwal untuk waiting list..."

"Apa kamu sudah check in?" potongku agak terbilang bodoh.

"Ya teman saya yang melakukannya tadi saya hanya membeli minuman diluar bandara, disini dua kali lipat harga aslinya" lanjutnya.

Tanpa berlama-lama, gadis itu hanya mengangguk kepadaku dan bergegas pergi.

Disana, di pintu masuk terlihat karyawanku yang resign, Iksan bersama gadis itu.

Mereka langsung saling seperti bermesraan. Aku menatapnya iri.

Shades of Richard ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang