SOR-29. A SECRET

21 0 0
                                    

"Aku ulangi kembali, apa kau ingin kembali ke keluarga ini?" tanya Thomas lagi.

Win diam sambil meneguk segelas kecil Vodka itu.

"Aku-" —Win bingung apa yang ia katakan. Thomas ikut meneguk segelas Vodka itu sambil menatap tajam mata hitam Win. James hanya menatap bergantian.

"Cukup. Kau tidak usah memikirkan terlalu banyak. Kau cukup mengatakan ya atau tidak. Jika ya, aku akan memfasilitasimu berbagai macam seperti aku lakukan kepada James. Jika kau mengatakan tidak, maka-" —Thomas memotong ucapannya sambil melirik kearah James. James dibuat bingung olehnya.

"What? " tanya James penasaran.

"Aku akan menyuruh James untuk tinggal bersamamu" jawab Thomas santai.

James terkejut. Ia ternyata akan bebas dari kehidupan Thomas. Selama ini, James selalu berharap ia akan keluar dari semua ini.

Win melirik kearah James yang ia selalu panggil oleh kakak, tetapi ia memanggil Thomas sebutan paman. Ia bingung mengapa Thomas memanggil James dengan adik, sementara ia sendiri keponakannya.

"Apa yang kau pikirkan?" —Thomas menatap tajam kearah Win yang sedari tadi melamun.

"Apa urusanku dengan James?" tanya Win tak percaya.

"Kau akan tinggal bersama James sebagai adik kakak sementara aku akan hidup sendiri. James selalu ingin berharap dirinya tinggal bebas dariku. Maka dari itu, aku menunjukmu untuk tinggal bersama James" jawab Thomas panjang lebar dengan kaki disilangkan.

"Tapi kenapa aku tidak hidup bebas sendiri, Bro?" tanya James masih bingung.

"Kau ini merasa dirimu dewasa, tapi kau tidak bisa memecahkan masalahmu sendiri? Dari dulu, aku selalu mengurusinya. Sekarang kamu ada yang membantu jadinya kau tidak perlu merasa bebas terlebih dahulu" —Thomas meneguk Vodka keduanya sambil menatap 4 mata dihadapannya.

James dan Win melirik bergantian dan kembali ke hadapan Thomas.

"Terus apa yang kau lakukan saat James tinggal denganku?" tanya Win lagi.

"Aku akan hidup sendiri kan? Aku akan tinggal semauku. Urusan perusahaan di Amerika sudah ada yang menangani" jawab Thomas dan ia pun meninggalkan ruangan kerjanya untuk bertemu Santi.

James dan Win masih melihat kepergian Thomas dengan pikiran campur aduk.

"Apa yang sebenarnya ia lakukan sih?" tanya Win tak paham akan semuanya.

James menaikkan bahunya tanda tak mengerti.

"Ada suatu hal yang tidak aku mengerti darinya" ucap James tiba-tiba.

"Maksudmu?" tanya Win terkajut atas ucapan James barusan.

"Kamu pasti tahu sendiri, jika aku adalah entah Thomas menyebutku seorang adiknya dan aku selalu menjadi tempat curahan hatinya yang sangat rahasia. Tapi kali ini ia benar-benar merahasiakan kehidupan selanjutnya. Maka dari itu, mungkin saja ia menyuruhku untuk tinggal bersamamu agar siapapun tidak ada yang mengetahui rahasia lainnya" kata James panjang lebar.

Win menganggukan kepala. Memang Thomas orang yang tertutup soal rahasia. Tidak ada satupun orang yang mengetahui rahasia yang dimiliki Thomas. Bahkan james beberapa mengetahuinya, tetapi rahasia yang sangat ringan.

"Aku akan mengetahuinya lebih lanjut tentang rahasia yang dimilikinya" ucap James.

"Aku ikut.  Aku dari dulu ingin tahu siapa aku sebenarnya, dan mengapa Thomas menyebutku keponakannya. Siapa orang tuaku sebenarnya?" ucap Win.

James menganggukan kepala dan memukul pundak Win.

"Ayo kita pecahkan misteri ini" ajak James dan dibalas anggukan dari Win.

***

Thomas menuju luar halaman depannya dan melihat mantan kekaishnya berbincang-bincang dengan kedua sahabatnya yang ia sudah kenal lama. Thomas tersenyum dan melihat kecantikan yang dimiliki oleh Santi.

"Santi ayo pergi" ajak Thomas yang datang kearahnya. Santi melirik kearah dua sahabatnya, namun tangannya cepat ditarik oleh Thomas.

"Mau kemana kita?"

"Sesuai janjiku"

"Kalau kita pergi mereka gimana?" —Thomas berbalik dan menoleh kearah Santi kembali.

"Kalian bisa bermain Xbox atau Play Station di dalam rumahku. Tenang bersenang-senanglah atau kau bisa mengajak mereka, James dan Win pergi jalan-jalan" jawab James dan menarik tangan Santi menuju garasi untuk mengambil mobilnya.

Thomas dan Santi pun berlalu. Icha dan Iksan hanya diam mematung.

"So, apa yang kita lakukan sekarang?" tanya Icha sedari tadi hanya menyimak perkataan Santi dan Thomas tanpa merespon sedikitpun.

"Katanya kita tadi disuruh main game?" —Iksan berteriak kecil saat Icha mencubiti pinggangnya.

"Awhh.. Sakit Icha, apa yang kau lakukan?" Iksan mengelus pinggangnya.

Lalu, James dan Win keluar dari rumah dan melihat Icha dan Iksan yang berada di halaman depan.

"Hei, kalian melihat Thomas?" tanya James mencari ke segala arah.

"Dia sedang pergi bersama Santi" jawab Iksan.

James dan Win terkejut dan melirik satu sama lain.

"Kemana?" tanya Win dibalas gelengan kepala oleh dua orang Indonesia itu.

James dan Win menepuk jidatnya. Icha dan Iksan mengikuti gerakan yang sama dengan mereka.

"Kita harus cari tahu segera!" kata James penuh kekhawatiran.

"Iya benar" kata Win. "Kalian mau ikut?" tanya Win lagi.

Iksan dan Icha menganggukkan kepala.

Mereka pun akhirnya pergi dari rumah mewah nan elit itu. Entah mereka mau pergi menuju kemana.

***

Shades of Richard ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang