SOR-34. OUTCAST

28 0 0
                                    

"Permisi, Tuan apa boleh saya meminta sesuatu untuk dimakan?" lelaki berumur 17 tahun itu berkeliling di setiap daerah di ibukota Jakarta sambil meminta-minta. Namun, tak ada satupun orang yang memerhatikannya.

Lelaki itu tinggal di panti asuhan yang berada di kota tersebut. Sejak kecil umur 5 tahun, ia dibawa oleh tetangga tetangganya terdekatnya, karena orang tuanya meninggalkan mereka akibat ekonomi. Orang tua lelaki itu lebih memilih anak pertama itu, karena menghasilkan uang. Sementara dirinya yang kecil diabaikan.

Entah sampai kapanpun, ia tidak mengenal siapa orang tuanya dan kakaknya tersebut. Suatu hari, ia bersekolah dibantu yayasan panti asuhan, tapi itu tak membuatnya cukup tinggal dan mendapat sekolah yang layak. Ia harus mencari uang demi kelanjutan kehidupannya sendiri.

Bughh..

Lelaki itu menabrak seseorang yang terlihat asing baginya tak seperti wajah orang Indonesia lainnya. Putih, tinggi, kekar, dan asing memakai jas yang rapi.

"Are you have eyes?" bentak orang yang ia tabrak itu. Lelaki itu hanya menunduk.

"Are you listen me?" Lelaki itu akhirnya menengadah kepalanya dan menatap wajah orang asing tersebut sambil menangis.

Karena merasa iba, sosok asing itu memeluk dan meminta maaf ke lelaki itu.

"I'm sorry. I don't know" lelaki itu hanya mengangguk meski ia sedikit paham apa yang diucapkan sosok asing itu.

"You done lunch?" lelaki itu menggeleng. Lalu, sosok asing itu mengajaknya ke sebuah restoran menemani lelaki tadi.

"Where are you live?" tanya sosok asing. Lelaki itu berpikir keras.

Apa yang akan kuucapkan ke dia. Aku paham bahasanya, tapi tidak dalam lisan, batinnya.

Sosok asing mengetahui maksud yang dipikirkannya.

"Saya bisa sedikit berbahasa indonesia" tambah sosok asing membuat lelaki itu kian tersenyum. Akhirnya, ia bisa diselamatkan.

"Saya tinggal di panti asuhan" jawab lelaki itu jujur. Memang kenyataan.

"Kau tidak punya orang tua?" lelaki itu menggeleng pelan.

"Lalu mengapa kau berkeliling? Bukannya panti asuhan sudah menyediakan semuanya untukmu?"

Lelaki itu menggeleng lagi, "aku tidak ingin selalu bergantung dengan orang lain. Aku ingin berusaha sendiri".

Sosok asing itu senang melihat seseorang yang mau berusaha, walaupun sudah banyak fasilitas yang bisa ia dapat.

"Don't worry. I'm here!" sosok asing tersenyum dan lelaki itu ikut serta. Dan akhirnya mereka begitu akrab setelahnya.

Keesokkannya,

"Win?" panggil sosok ibu paruh baya yang merupakan pemilik panti asuhan tersebut.

"Ya bu?" tanya lelaki berumur 17 tahun bernama Win tersebut. Dari raut wajah sang ibu panti asuhan terlihat senang. Mungkin ada kabar baru untuknya.

"Kau akan diadopsi sama seseorang" jawab ibu itu. Win terlihat girang dan langsung menuju ruang tamu panti asuhan.

Setelah berada di ruang tamu, ia melihat sosok orang asing yang ia temui dan menjadi akrab dengannya. Sosok asing itu berdiri dan memeluk sejenak Win.

"Ini orang yang akan mengadopsimu" kata ibu panti asuhan itu. Win menoleh sejenak dan mengangguk.

"Terimakasih, ibu. Saya sangat senang ada seseorang yang mau mengadopsiku" ucap Win dan memeluk ibu panti asuhan yang selama ini telah mengasuhkan selama 12 tahun itu.

Shades of Richard ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang