18+
***
"Gabriel?"
Gabriel tersenyum kearah sosok lelaki yang dihadapannya. Ia duduk terpangku dan merasakan junior milik lelaki tersebut menegang.
"Aku bisa memuaskanmu sekarang juga" ucapnya sinis.
Thomas tanpa berkedip berusaha menyingkirkan gadis tersebut. Namun, Gabriel memegang junior miliknya yang masih terbalut oleh celana jeans.
"Sayang, kamu mau apakan aku? Mau blowjob? Tenang kok kamu cukup bayar aku 55 juta untuk sekali sampai sepuasnya" -Gabriel masih berambisi untuk mendapatkan hati Thomas. Karena rasa sakit yang ia derita saat melihat keluarganya bangkrut akibat Thomas.
Thomas mencengkram pergelangan tangan Gabriel dan mendorongnya hingga terjatuh di lantai. Gabriel merasakan bongkahan pantatnya terasa sakit akibat lantai tersebut.
"Cukup Gabriel!!!" bentak Thomas menatap tajam kearah Gabriel yang lemah.
"Beraninya kamu seperti itu kepadaku. Kau sudah mati!" lanjutnya tanpa melepas pandangan.
Gabriel memasang wajah penuh amarah, karena ia benar-benar menganggap dirinya sudah tiada dan tidak akan ada di dunia selamanya.
Sejujurnya, bantuan dari kakakkulah yang membuatku bisa bertemu lagi. Aku tidak mati, Thomas. Hanya saja kau memintaku untuk menjauhimu. Takkan bisa! -dalam hati Gabriel yang sangat dalam.
Secepat kilat, Gabriel berdiri dan memegang tanpa melepaskan junior milik Thomas itu kembali dan sesegera yang ia bisa melepas semua celana yang terpakai di tubuhnya.
"Apa-apaan kamu?? STOP!!! STOP GABRIEL!!!!" teriak Thomas. Gabriel tak peduli suara bentakan yang berasal dari Thomas.
Thomas geram akhirnya mendorong dan membuat bagian pinggang Gabriel sakit karena ketatap meja kayu milik Thomas. Thomas menghela napas dan memanggil para bodyguardnya yang selalu setia berada di pintu ruang kerjanya.
"Anton, Joy, bawa orang tidak waras ini keluar. SEKARANG!!" teriak Thomas membuat dua bodyguardnya terkejut dan takut, akhirnya membawa Gabriel untuk keluar. Gabriel menarik kedua tangganya yang dicekal, namun Thomas berjongkok di hadapannya.
"Kau ingin service? Lumayan kau bisa melayani para bodyguardku" ucap Thomas tersenyum sinis kearah Gabriel.
"Tidak, tidak akan! Kau sebenarnya menginginkanku kan? Lihat aku tidak mati, aku masih hidup" teriak Gabriel yang masih duduk di lantai menahan rasa sakit di pinggannya.
"Kau kabur dari alam kuburmu, hah? Aku akan mengembalikanmu lagi, setelah kau melayani semua bodyguardku. Bagaimana?" tanya Thomas sambil menyeringai jahat kearah Gabriel dan memberi jalan.
Suatu hari nanti aku akan membalas dendamku kepadamu, Thom! Aku takkan menyerah demi keluargaku -Gabriel berjalan keluar pintu dengan dibantu dua bodyguard milik Thomas.
Setelah Gabriel pergi dari ruangan kerjanya, salah satu bodyguard yang menjadi pihak keamanan di depan menuju Thomas yang mau pergi ke kamarnya. Thomas bertanya tanpa melihat kearahnya.
"Ada apa?"
"Win datang kemari...." -belum saja bodyguard dengan nama Kevin tersebut, ucapannya dipotong oleh Thomas.
"Ada apa dia disini? Tidak berguna. Dia mau mengusirku? Tidak akan" ucap Thomas membuat Kevin bingung.
Thomas melirik kearah Kevin yang sedari tadi bingung atas ucapannya dan entah dia mau mengatakan apa.
"Apa yang kau pikirkan?" tanya Thomas.
"Win kemari bersama mantan kekasih anda, Sir" lanjut Kevin. Dengan cepat, Thomas terkejut dan berlari kearah taman halaman depan rumahnya dan terdengar suara keramaian dari sana.
Thomas tiba di halaman depan dan melihat Gabriel dengan beberapa bodyguardnya sambil melerai Gabriel yang tengah bertengkar dengan mantan kekasihnya. Ya Santi Claire.
"Claire?" gumam Thomas.
"Ngapain kamu kesini? Mau memuaskan Thomas, hah? Thomas itu milikku, not you! Fucking!"
Thomas dengan cepat mencengkram tangan Gabriel sehingga Gabriel melihat kearahnya langsung, karena Gabriel berusaha menjambak rambut Santi.
"Pergi dari sini, atau kau akan menjadi budak nafsu bodyguardku!!!" bentak Thomas sekali lagi membuat suasana di halaman depan rumah Thomas hening.
Gabriel menatap tajam kearah Thomas dan bergantian kearah Santi. Ia menahan amarahnya dan pergi keluar gerbang rumah Thomas yang cukup besar.
Setelah kepergian Gabriel, semua bodyguard kembali ke tempat pekerjaannya masing-masing dan Thomas sendiri menatap kedatangan tamu-tamu dengan muka datar. Terutama dengan Santi.
"Apa yang kalian lakukan disini?" tanya Thomas beralih ke arah Win yang diam.
"Kau tidak mencariku?" tanya Santi polos membuat kedua sahabatnya, Icha dan Iksan serta Win berdiam.
Thomas tertawa kecil sambil melipat tangannga di dada, "Kau bilang kau tidak mencariku? Jika aku mencarimu, kau akan kabur lagi".
Santi menatap Thomas sambil mengerucutkan bibirnya dan tanpa sadar ia memeluk Thomas dengan erat. Iksan, Icha, Win apalagi Thomas terkejut dengan reaksi Santi yang tiba-tiba.
"Maafkan aku ya" ucap Santi. Thomas masih memasang muka datar. Belum waktunya. Jika sudah, ia akan mengecap semua tubuh milik Santi.
"Follow me" ucap Thomas dan menggandeng tangan Santi menuju ke dalam rumahnya yang besar.
Santi menoleh kearah ketiga temannya dan melambaikan tangan. Mereka masih terdiam dengan reaksi Santi kepada Thomas.
"Jadi apa yang kita lakukan sekarang?" tanya Icha tidak mengerti.
"Apa kita menunggu disini saja sampai Santi kembali?" tanya Iksan.
"Your eyes, memangnya kita mau apa jadi pengganti keamanannya dia?" jawab Icha sambil menjitak kepala Iksan.
"Mungkin kita bisa duduk sebentar di taman,yuk" ajak Win dan menuju sebuah taman disebelah rumah megah itu.
***
Santi menatap punggung berotot milik Thomas dan tersenyum senang saat Thomas menggandeng tangannya itu. Entah sadar atau tidak, mungkin Santi sekarang sedang tidak sadar dengan mantan kekasihnya yang pernah dikhianati tersebut.
"Apa maumu?" tanya Thomas sesampai di kamar besarnya dengan ranjang super king tersebut.
"Aku pengen..." -Santi memasang muka malu kearah Thomas membuat Thomas menjadi bodoh dengan tingkahnya.
"Pengen apa?" tanya Thomas sekali lagi.
"Aku pengen bercinta sama kamu"
DEG...
Jantung Thomas hampir saja ingin berhenti saat Santi mengajaknya untuk bercinta. Namun, Thomas masih mengingat kejadian terakhirnya bersama dia yang akhirnya Santi kabur.
"Nanti kamu kabur lagi" kata Thomas memasang muka adatarnya lagi.
"Tidak akan!" jawab Santi.
Tiba-tiba Santi perlahan membuka kancing kemejanya dan melemparnya ke sembarang tempat di hadapan Thomas. Thomas menelan salivanya cukup kuat sambil memandang dada yang terhalang oleh bra merah tersebut.
"Kau menyukainya bukan?" tanya Santi benar-benar polos membuat kejantanan Thomas menegang.
Perlahan-lahan Santi melepas celana jeans ketatnya, hingga tertinggal bra dan celana dalam yang sama-sama berwarna merah tersebut.
Cukup Tuhan. Dia waras kah? -batin Thomas.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Shades of Richard ✔
Romance"Semua berawal dari masa lalu yang begitu tercekam bagiku. Aku sudah pernah pergi tuk meninggalkannya, namun aku telah bertemu dengannya di kemudian hari. Disaat aku tidak ingin bertemunya lagi." - SC NB : - Pemain dalam tags (#) hanyalah imajinas...