Dua jam penerbangan dari Bali ke Jakarta. Sekarang tibalah di bandara Soetta. Semenjak tak sampai 5 hari berada di Bali.
Tiga insan itu turun dan mengambil barang-barang bawaannya dan langsung menuju pintu keluar. Kali ini mereka tak perlu menitipkan bawaannya di bagasi.
Mereka sudah berada di depan dan langsung menaiki bus tujuan BSD city yang terletak di Tangerang.
"Buruan keburu ilang tuh bis" kata gadis yang teramat dewasa.
Dua temannya pun berlarian mengejar bis.
"Rumah ur parent dimana cha? Di IKEA-nya kah?"
"Yaelah mana ada rumah ku di dalam IKEA? Asal aja kamu san"
Santi hanya berdiam memandang jalanan di Jakarta.
Santi lebih memilih untuk duduk sendirian, tetapi di belakangnya dijaga oleh Iksan dan Icha. Mereka sampai sekarang masih saja ribut dan terus ribut.
Apa tidak ada kesepian sekali ini aja. Gumam Santi dalam hati.
Santi memilih untuk mendengarkan musik lewat earphone-nya mungkin dia akan bisa tenang tanpa peduli melihat ulah 2 sahabatnya yang benar-benar membuatnya gila.
Sambil mendengarkan alunan musik, Santi mengingat sedikit demi sedikit ingatan masa lalunya dengan Thomas. Mulai dari memeluknya hingga Thomas mencium keningnya. Ya itu memang momen terindah.
Pernah saat acara pesta ulang tahun Thomas, Santi benar-benar mengingatnya. Ia menghadiri pesta yang sangat terbilang mewah. Bahkan banyak pejabat-pejabat tinggi perusahaan yang hadir disana, karena orang tua dari Thomas adalah seorang pengusaha terbesar dan kaya raya.
Sementara disaat lainnya juga gadis-gadis terbilang bahenol-nya terlihat menggoda di hadapan Thomas. Dia sedikit risih melihatnya. Ya memang waktu itu Santi dan Thomas hanya sebatas kakak alumni dan adik kelas yang masih belum seberapa dekat hubungan.
Bukan itu saja, gadis-gadis tadi membawa bingkisan hadiah yang begitu mewah yang beda hadiahnya dengan apa yang dibawa Santi. Santi hanya membawa sebuah surat kecil berisi ucapan ulang tahun. Dia tidak tahu harus kasih apa dia. Uang saja tidak punya, apalagi barang mewah.
Kemudian pada saat acara dimulai, Thomas berada di sebuah panggung mengambil mic disana di hadapan para tamu undangan pesta itu. Ia mengumumkan sesuatu. Santi hanya berdiri di dekat tiang atap pesta tersebut.
"Perhatian untuk semuanya. Selamat malam. Terimakasih untuk semua yang sudah hadir dalam pesta kemeriahan ini, pesta ulang tahun saya. Saya tidak bisa mengatakan apa-apa. Saya hanya bisa bilang terima kasih, karena ini semua kerjaan orang tua saya dan adik serta keponakan saya"
Santi melihat kearah dua lelaki yang tersenyum saat mungkin terlihat seperti kakaknya memanggilnya. Ya dua orang itu, James Richard dan Winalex Richard. Dulu Santi tak kenal dengan kedua orang itu. Orang tuanya saja tidak kenal.
"Disini saya tidak basa-basi, saya mau mengumumkan sesuatu kepada kalian"
Thomas berhenti sejenak dan menatap sekeliling para audience yang ada dihadapannya dan pandangannya berhenti ke salah satu orang yang berdiri sebelah tiang. Matanya bertemu dengan mata Santi. Thomas tersenyum.
Dia pun melanjutkan,
"Saya akan mengumumkan bahwa saya disini akan melamar seseorang untuk menjadi kekasih saya"
Ucapannya terdengar. Keluarganya pun terkejut. Apalagi para audience. Tidak juga pun dengan gadis di sebelah tiang itu.
"Dia akan menjadi kekasih saya"
KAMU SEDANG MEMBACA
Shades of Richard ✔
Romance"Semua berawal dari masa lalu yang begitu tercekam bagiku. Aku sudah pernah pergi tuk meninggalkannya, namun aku telah bertemu dengannya di kemudian hari. Disaat aku tidak ingin bertemunya lagi." - SC NB : - Pemain dalam tags (#) hanyalah imajinas...