(´・ω・')
Lisa duduk sendirian di restoran cepat saji yang mereka tentukan tadi. Jam masih menunjuk pukul 08.15 ketika Lisa datang. Tidak ada banyak uang di dompetnya sehingga ia hanya memesan minuman paling murah di restoran itu sembari menunggu seseorang bernama Lee Joongi yang tadi menelponnya.
Tepat pukul 08.00, dua pria memasuki restoran itu. Seorang pria berkacamata dan masker, sementara seorang pria lainnya tidak memakai apapun untuk menutupi wajahnya. Keduanya melangkah kemudian menghampiri meja Lisa.
"Lalisa Woo?" tanya si pria yang tidak menutupi wajahnya. Ini kali pertama Lisa bertemu seorang pria mirip aktor. Benar-benar tampan. "Ah... Maaf kami terlambat ya? Kau sudah lama menunggu?" lanjutnya setelah Lisa mengiyakan pertanyaannya tadi. "Saya Lee Joongi, manager BTOB dan ini Eunkwang, leader BTOB," tuturnya memperkenalkan diri sembari memberikan selembar kartu namanya pada Lisa.
"Ah ne... annyeonghaseyo, saya Lalisa Woo," balas Lisa berusaha sangat sopan dengan menjabat tangan kedua pria itu kemudian menerima kartu nama dari Joongi.
Lisa duduk berhadapan dengan Eunkwang ketika Joongi pergi untuk memesan makan malam— Sandwich tentu saja.
"Ku pikir aku tidak diterima kerja kemarin?" ucap Lisa ketika hanya ada dirinya dan Eunkwang di meja paling sudut itu.
"Eh? Ah... soal itu? Ya, sebenarnya sayang sekali karena pihak agensi sudah memilih tiga kandidat mereka. Tapi kau ada di urutan keempat setelah perhitungan skor interview kemarin. Sayangnya perusahaan hanya membutuhkan tiga karyawan baru," jelas Eunkwang sembari memberikan senyum khasnya.
"Lalu pertemuan ini? Apa ada kandidat yang membatalkan kontraknya?"
"Ng... tidak, ketiganya sudah mulai bekerja minggu lalu. Hari ini kami memintamu datang untuk memberimu sebuah penawaran, agensi tidak pernah melakukan penerimaan karyawan secara terbuka untuk bagian manager. Dan karena banyaknya jadwal, BTOB membutuhkan seorang asisten manager," jelas Eunkwang.
Pembicaraan mereka terus berlanjut dan Eunkwang sama sekali tidak berani menyinggung interview terakhir kali sampai Joongi kembali dengan tiga sandwich serta 3 soda diatas nampannya.
"Ini kontraknya," ucap Joongi di akhir pembicaraan mereka. Sandwich masing-masing sudah habis, begitupun dengan colanya, suasana sudah sangat kondusif untuk mengakhiri pembicaraan. "Kau bisa membacanya dulu, kemudian menghubungiku lagi ketika sudah cocok, kita juga bisa mendiskusikan beberapa hal kalau mungkin itu perlu,"
"Bisakah anda menunggu sebentar? Aku akan membaca kontraknya sebentar," tanya Lisa disusul anggukan kecil dari Joongi dan Eunkwang. "Ng... sebenarnya, eommaku- ah anniyo, itu bukan masalah dan aku sedang benar-benar butuh pekerjaan untuk membayar biaya perawatan eommaku jadi aku akan langsung menandatanginya saja,"
"Gaji dan jam kerjanya sesuai? Maksudku, pekerjaan BTOB tidak terikat waktu sehingga kau tidak bisa bekerja di tempat lain, dan tentu saja akhir pekan pun mungkin akan sibuk," ucap Eunkwang
"Disini tertulis akan ada bonus tambahan setiap kali bekerja di akhir pekan?" tanya Lisa sembari menunjukan poin nomor 6 dalam kontrak mereka.
"Dan kau tidak keberatan dengan itu?" kali ini Joongi yang bicara. Sedikit ragu karena Lisa yang terasa terlalu cepat mengambil keputusan.
"Tidak, satu-satunya yang kubutuhkan sekarang adalah uang untuk membayar tagihan panti jompo dan perawatan eommaku bulan depan, bahkan gaji yang kalian tawarkan sudah lebih dari cukup untuk membayar tagihan itu jadi aku benar-benar bersyukur kalau bisa mendapat pekerjaan ini. Aku akan bekerja keras agar tidak kehilangan pekerjaan ini," tutur Lisa yang kemudian menandatangani kontrak itu, kemudian memberikannya pada Joongi. "Terimakasih dan mohon bantuannya,"