(´・ω・')
Jarum jam masih menunjuk pukul 04.30 pagi ketika Jiyong melangkahkan kakinya masuk ke ruang tunggu bandara. Ia akan pergi ke Jeju pada Jumat pagi, seperti jadwalnya. Lisa bilang, ia pun akan pergi ke Jeju pagi ini dan menemui Jiyong sore nanti setelah mengantar artisnya kembali kebandara. Namun Jiyong tidak tahu kalau Lisa juga akan mengambil penerbangan pertama hari itu. Jadi tubuhnya sempat membeku ketika melihat Lisa, seorang pria berkacamata dan dua member BTOB tengah duduk di sudut ruang tunggu, sibuk tertawa sampai mereka tidak menyadari kehadiran Jiyong disana.
"Masih ada 30 menit sebelum penerbangan, aku akan pergi ke toilet," ucap Hyunsik yang kemudian berdiri dari duduknya dan menerima topi serta masker yang Lisa berikan.
"Jangan tertidur di toilet," pesan Lisa, membuat Hyunsik memamerkan senyuman manisnya yang disusul kekehan serta anggukan kecil. "Ya! Temani dia, kurasa dia akan benar-benar tertidur di toilet," suruh Lisa pada si pria berkacamata yang dengan canggung langsung menguruti suruhan Lisa.
"Whuu... sekarang kau sudah berani menyuruh..." ledek Ilhoon begitu si pria berkacamata pergi.
"Heish aku hanya di suruh Joongi oppa untuk mengajarinya sebelum dia mulai bekerja jadi manager calon girlband baru itu,"
"Haha ya ya ya, kalau begitu boleh aku menyuruhnya? Aku juga mau mengajarinya,"
"Kenapa kau bertanya padaku?" balas Lisa dengan nada ketus khasnya, membuat Ilhoon justru tertawa mendengarnya.
Lisa duduk berhadapan dengan Ilhoon, sibuk membaca buku catatannya dan Ilhoon pun sibuk menulis sesuatu di bukunya, sementara Jiyong hanya diam-diam memperhatikan mereka. Moodnya masih berantakan sejak terakhir kali ia melihat Lisa mengabaikannya dan masuk kedalam bus, tapi sepertinya Lisa sudah baik-baik saja. Dan melihat itu membuat mood Jiyong semakin berantakan.
"Haruskah ku batalkan saja undangannya? Aku tidak suka melihatnya tertawa seperti itu bersama pria lain," gerutu Jiyong tanpa melepas kacamata dan masker yang menutupi wajahnya.
"Ne? Siapa yang sedang kau bicarakan?" tanya Taehee, tidak benar-benar yakin dengan ucapan Jiyong yang baru saja di dengarnya.
Jiyong tidak menjawab. Pria itu justru fokus menatap Ilhoon yang sekarang pindah ke sebelah Lisa, ikut memunggungi Jiyong kemudian memakaikan headphonenya ke telinga Lisa. Jiyong fokus menonton mereka sembari berusaha keras untuk tidak menunjukan semua emosi yang berkecambuk dalam dirinya.
"Coba dengar ini," ucap Ilhoon sembari memutar sebuah lagu dari handphonenya. "Dan ini liriknya, beri aku komentar setelah mendengarnya,"
"Tidak bisakah kau menyanyikannya saja? Aku harus menjawab semua pesan ini, akan ku dengarkan sambil mengetik, ya?" pinta Lisa sembari melepaskan headphone di kepalanya.
"Tsk... kau harus membayar kalau mau mendengarku bernyanyi,"
"Tsk... ya ya ya ku belikan kopi nanti, cepatlah, sebelum tempat ini menjadi lebih ramai dan aku tidak bisa mendengar bisikanmu,"
Ilhoon berdecak, namun tetap memutar susunan nada yang sudah di buatnya selama beberapa minggu dan mulai bernyanyi dengan sangat pelan. Sehingga hanya Lisa yang dapat mendengarnya. Sehingga Jiyong yang duduk beberapa meter di belakangnya tidak dapat mendengar apapun tentang lagu itu.
"Ketika usiaku 7 tahun,
Aku adalah seorang anak yang tidak pernah mendengarkan,
Mama bilang kamu mungkin belum tahu,
Tapi hidup akan menjadi sulit seiring berjalannya waktu.
Kalau kamu hanya belajar bernyanyi, mungkin kamu hanya akan menyanyikan lagu pengantar tidur di malam hari.Aku tahu, aku akan mendapatkan banyak luka,
Jadi aku, Ilhoon, melakukan sesuatu,
Aku tidak pernah menyanyikan lagu seperti ini sebelumnya.
Tapi kau selalu ada di sisiku.
Kau selalu, selalu...