(´・ω・')
"Akan ada banyak orang yang membenci hubungan kita," ulang Lisa yang kemudian tersenyum lembut pada Jiyong. "Karena itu aku bilang padamu kalau kita tidak bisa berkencan. Oppa tahu bagaimana akhirnya hubungan Edawn dan Hyuna? Mereka berpisah. Karena ternyata cinta tidak membuat Edawn lantas bisa merelakan kerja kerasnya begitu saja. Banyak perkerjaan yang di batalkan karena ia berkencan dengan Hyuna. Dia bahkan tidak di ikut sertakan dalam promosi Pentagon karena fans merasa kecewa padanya. Edawn tidak mengatakan apapun pada Hyuna, namun semua orang bisa melihat kalau Edawn tidak baik-baik saja. Lalu hubungan mereka tidak lagi menyenangkan, Edawn kehilangan banyak hal, kehilangan kerja kerasnya dan Hyuna merasa bersalah karenanya,"
"Itu tidak berlaku untuk semua idol," jawab Jiyong, hanya ingin meyakinkan dirinya sendiri kalau ia bisa mempertahankan hubungannya agar tidak berakhir seperti itu. "Tablo hyung bisa hidup baik-baik saja dengan istrinya, mereka bahkan menikah di saat karir Tablo hyung sedang ada di puncaknya. Hyunsuk hyung dengan istrinya pun begitu, bahkan kau baru saja menghadiri pernikahan Gummy noona dan Jungsuk hyung,"
"Jangan berpura-pura tidak tahu oppa, istri Tablo oppa kehilangan banyak pekerjaannya setelah memutuskan untuk menikah di usia mudanya. Istri Yang Hyunsuk bahkan berhenti bekerja, oppa tidak berfikir ia berhenti bekerja karena memang ingin jadi ibu rumah tangga kan? Lalu Jungsuk oppa dan Gummy eonni... kapan terakhir kali Gummy eonni merilis albumnya? Aku yakin itu beberapa bulan sebelum beritanya berkencan keluar. Bahkan pekerjaan Taeyang oppa dan Hyorin eonni juga tidak baik-baik saja setelah berita hubungan mereka keluar. Film Hyorin eonni di tunda dan Taeyang oppa memajukan tanggal wamilnya untuk meredam cibiran orang-orang yang tidak menyetujui hubungan mereka," ucap Lisa tanpa berhenti memperhatikan raut wajah Jiyong yang sedang benar-benar terlihat serius. "Jangan menutup mata dan berpura-pura tidak mengetahui bagaimana cara kerjanya dunia tempatmu bekerja oppa, oppa yang lebih tahu dibanding denganku. Oppa bahkan mengatakan itu saat merekam MV Big Bang,"
"Apa hal seperti ini tidak akan terjadi kalau aku tidak memilih bidang ini dulu? Aku hanya ingin menjalani hidupku sendiri," jawab Jiyong yang merasakan sakit luar biasa dalam dadanya. Lisa takut berada dalam posisi Hyuna. Lisa tahu ia tidak akan kehilangan apapun, karena itu ia khawatir Jiyong yang akan kehilangan banyak hal.
"Kita tidak akan bertemu," jawab Lisa yang dengan hati-hati mengulurkan tangannya untuk mengusap rambut Jiyong. "Kalau oppa tidak memilih bidang ini," lanjutnya ketika Jiyong meraih tangannya dan meremasnya.
"Apa menurutmu kita bisa menyembunyikan hubungan kita?"
"Kita harus menguburnya sedalam apa agar tidak ada yang orang menciumnya? Harus di sembunyikan dimana agar tidak ada orang yang mengetahuinya?"
"Aku akan memikirkannya," jawab Jiyong sembari meraih handphonenya untuk mengirim sebuah pesan. Pesan yang ia kirim pada Hyeri untuk mengakhiri hubungan mereka. "Aku sudah meninggalkan Hyeri, bukan karenamu. Aku juga akan memikirkan bagaimana caranya agar hubungan kita bisa di rahasiakan, jadi bisakah kau memikirkan- mempertimbangkan untuk berkencan denganku?"
"Aku tidak-"
"Jangan menjawabnya sekarang, kau bisa memikirkannya lebih dulu, aku bisa menunggu, kau bisa memberiku jawaban lain waktu," potong Jiyong. Bukan benar-benar bermaksud untuk memberi Lisa waktu, bukan Lisa yang butuh waktu, namun dirinya sendiri. Dirinya sendiri butuh waktu untuk menerima apapun jawaban Lisa nanti.
"Oppa sudah tahu jawabannya," bisik Lisa yang kemudian mendekatkan tubuhnya pada Jiyong dan meraih bibir pria itu dengan bibirnya. Hanya sebuah kecupan singkat sebelum Lisa mulai berjalan untuk pergi ke kamarnya. Menghindari Jiyong untuk menyembunyikan degup jantungnya.
"Kau gila. Kau gila. Kau gila," rutuknya setelah ia menutup pintu kamarnya. Bersandar pada pintu kayu di belakangnya. "Kau tidak boleh jadi gadis egois Lalisa, dia tidak bisa menjadi milikmu, dia tidak boleh melepaskan semua kerja kerasnya hanya untukmu," gumamnya dengan sangat pelan. Meyakinkan dirinya untuk tetap menolak Jiyong. Meyakinkan dirinya agar tidak menyerah pada perasaannya dan menjerat pria hebat itu untuk jatuh bersamanua.
Apapun yang akan terjadi nanti, Jiyong tidak akan bisa hidup hanya dengan cintanya. Sama seperti kakaknya, Lisa tidak ingin Jiyong jadi seperti kakaknya.
Tidak usah mendengarkan apa kata orang, berkali-kali pikiran itu muncul dalam pikirannya. Berkali-kali pikiran itu melawan semua rasa takutnya. Tapi Jiyong hidup dan bekerja dari apa kata orang. Jiyong bekerja untuk di lihat dan di puji orang lain. Bohong kalau Jiyong tidak khawatir dengan apa kata orang.
"Siapa yang akan baik-baik saja setelah dihina? Jiyong oppa tidak akan tahan, kau pun tidak akan tahan, Lisa. Jadi jangan melakukan hal bodoh dengan mengencaninya dan menghancurkan segalanya. Lihatlah bagaimana sakitnya Edawn sekarang, Jiyong oppa akan jauh lebih sakit kalau kau berani mengencaninya lalu merusak karirnya yang sudah susah payah dibangunnya. Lihatlah bagaimana sulitnya menyembunyikan hubungan Minhyuk dan Jisoo. Kau tidak akan mampu menghancurkan hidupnya," tutur Lisa meyakinkan dirinya sendiri. Ia terus bersandar pada pintu kamarnya sampai Jiyong mengetuk pintu itu.
"Kalau kau memang mau melakukannya, lakukan dengan benar," ucap Jiyong begitu Lisa membuka pintu kamarnya dengan ragu. Lisa tidak dapat mengatakan apapun, ciuman singkat tadi adalah efek dari bom waktu yang meledak dalam dadanya.
Sekarang, giliran bom waktu dalam dada Jiyong yang meledak.
Pria itu menarik Lisa untuk mendekat padanya, menyentuh pinggang serta pipi Lisa sebelum ia mulai menyatukan bibir mereka. Melumat lembut bibir Lisa dengan miliknya, merasakan setiap sentuhan seakan ciuman itu tidak akan terulang lagi.
"Aku tahu," ucap Jiyong setelah ia mengakhiri ciuman mereka. Rasa kecewa sedikit mengalir dalam dada masing-masing, kecewa dan takut ciuman itu tidak akan terulang lagi. Kecewa dan takut, karena waktu terus bergulir dan tidak bisa mereka hentikan. "Aku tahu kau mencintaiku, aku tahu perasaanmu untukku jauh lebih besar dari milikku. Aku tahu kalau aku satu-satunya pria yang tidak berhak menyebutmu egois. Aku tahu kau melakukan semuanya untukku, untuk melindungiku. Tapi tidak akan ada yang mengetahuinya, kalau kita merahasiakannya. Aku tidak tahu sampai kapan kita bisa bertahan dengan hubungan rahasia ini, tapi tidak bolehkah kita menjalaninya saja? Bahkan kalau nanti semuanya memburuk, sekarang aku perlu menyembuhkan hatiku dulu,"
Jiyong memeluk Lisa, mendekap erat tubuh gadis yang sama sekali tidak bereaksi itu. Bukan hanya hati Jiyong yang perlu di sembuhkan. Hati Lisa pun sama terlukanya, bahkan lebih terluka karena melihat Jiyong melemah seperti itu.
Sudah berkali-kali Lisa melihat Jiyong menyerah dengan egonya. Sudah berkali-kali Lisa melihat Jiyong kecewa setelah bekerja keras, namun tatapan Jiyong malam ini adalah tatapan paling menyedihkan yang memohon padanya. Tatapan Jiyong malam ini penuh dengan harapan juga rasa takut.
"Ingat apa yang kau katakan padaku saat aku kecewa karena Hyunsuk hyung merubah rencananya dan menunda debutku? Ketika Hyunsuk hyung mengingkari janjinya untuk debut soloku dan membuatku harus menerima member lainnya?" tanya Jiyong sembari memeluk Lisa yang sama sekali belum bereaksi, masih berfikir. "Saat itu aku masih sangat muda dan dia bilang aku harus debut dalam sebuah boygroup. Aku benar-benar marah mendengarnya, aku merasa dia menipuku, aku menyesal karena sempat setuju untuk tinggal di dorm bersama yang lainnya dan kau memintaku untuk menjalaninya saja, katamu aku tidak bisa menebak apa yang akan terjadi besok, jadi kau memintaku untuk menjalaninya saja. Tidak bisakah kau melakukannya juga sekarang? Denganku,"
"Baiklah,"
(´・ω・')
Tamat?