13

1.5K 261 2
                                    

(´・ω・')

Menjadi asisten manager BTOB tidak mengerikan seperti yang sebelumnya Lisa bayangkan. Terlalu banyak tawa diantar  tujuh pria itu. Keluhan Chansub, omelan Sungjae bahkan makian Minhyuk ketika marah tidak pernah terasa sangat mengetikan.

Pelecehan seksual seperti yang Jiyong wanti-wanti? Sudah tiga bulan Lisa bekerja disana dan sama sekali tidak ada yang berani melecehkannya. Ketujuh pria itu lebih mirip sekumpulan anak laki-laki yang suka bermain dibanding grup idol dewasa. Semua tingkahnya terlalu kekanakan, terlalu konyol sampai jauh dari kata berbahaya. Terkadang mereka memang membicarakan beberapa topik dewasa namun tidak pernah sampai pada tahap melecehkan. Semuanya hanya lelucon, tiga bulan Lisa bekerja bersama mereka dan hanya lelucon yang Lisa dengar.

"Kau bisa pulang sekarang Lisa," ucap Joongi. "Biar aku yang menyelesaikan sisanya," tambahnya sembari merapihkan beberapa berkas di meja.

"Ne, besok aku akan menjemput Ilhoon, Eunkwang oppa dan Hyunsik oppa," balas Lisa yang juga membereskan barang-barangnya.

"Hm... jemput Peniel juga ya? Ada jalan pintas untuk kerumah Peniel dari rumah Hyunsik,"

"Arasseo, aku akan bertanya jalannya pada Hyunsik oppa besok, kalau begitu aku pergi dulu oppa," jawab Lisa yang kemudian berjalan keluar dari ruang meeting itu. "Ah aku gugup!" keluhnya disusul suara Joongi yang memberinya semangat. Malam ini, Lisa akan bertemu Big Bang full team dengan Hyunseung juga, karena itu ia sangat gugup.

"Manager Woo!" tegur Hyunseung, yang baru saja melintasi lobby untuk menghampiri Lisa yang baru saja keluar lift. Malam ini Hyunseung berjanji akan memberi Lisa tumpangan sampai ke rumah Seungri, tempat mereka akan berkumpul. "Ku dengar besok BTOB akan pergi ke Tokyo, kau tidak ikut?"

"Ah! Seungie- ups... maksudku Senior Manager Jung," balas Lisa yang kemudian tersenyum dan berdiri di hadapan Hyunseung. Lisa siap menemui Jiyong dan Hyunseung tapi masih gugup untuk menunjukan wajahnya pada Seungri, Seunghyun, Daesung dan Yongbae. "Aku tidak ikut ke Tokyo, ada meeting dengan produser drama musikal Eunkwang oppa,"

"Ah begitu? Kau menggantikan Eunkwang untuk datang?" tanya Hyunseung dan Lisa mengangguk, berjalan berdampingan dengan pria itu untuk pergi ke tempat parkir dan mengemudi ke rumah Seungri.

Tidak seperti perkiraannya, makan malam itu berlangsung debgan sangat menyenangkan. Tidak ada yang bertanya kenapa Lisa tiba-tiba menghilang, karena memang tidak ada yang benar-benar peduli mengenainya. Para pria itu hanya berkumpul, memberi satu tempat kosong untuk Lisa, membicarakan masa kecil mereka dan terus tertawa di sela-sela obrolan.

"Beernya habis, aku akan pergi membeli beer sebentar," ucap Lisa setelah ia kembali dari dapur untuk mengambil beer lainnya. Ada banyak alkohol disana, namun hanya beer yang sesuai dengan selera Lisa. Lisa tidak menyukai whiskey dan wine yang sangat di sukai Seunghyun dan teman-temannya itu.

"Ya... Lisa, ada wine seharga ratusan ribu won disini, kenapa mencari beer?" protes Seunghyun sembari menuangkan wine berwarna merah keunguannya dalam gelas Lisa.

"Aigoo oppa... perutku tidak bisa mencerna minuman mahal begitu, tunggu sebentar ya," balas Lisa, seakan ia tidak pernah menghilang sebelumnya. Seakan mereka memang selalu bersama selama bertahun-tahun lamanya.

"Ayo, ku antar," sela Jiyong yang kemudian bangun dan meraih sweaternya. "Aku juga ingin mencari udara segar," tambahnya yang kemudian mendahului Lisa untuk keluar dari rumah itu.

Lisa mengeratkan jacketnya sembari berjalan di sebelah Jiyong. Bukan kedinginan, gadis itu hanya ingin menyembunyikan suara degup jantungnya sendiri. Ketika awal bertemu Jiyong, ketika mereka mulai dekat karena Lisa harus mengajari Jiyong menjelang ujian kelulusan sekolah menengah, Lisa selalu berdebar-debar setiap kali harus berjalan berdampingan dengan Jiyong. Rasanya menyenangkan, rasanya memabukan dan hangat, berjalan berdampingan dengan Jiyong di malam yang sangat sepi. Seperti malam ini.

"Jalanan di dekat asramaku dulu, sekarang sudah tidak sesepi ini lagi," ucap Jiyong membuka obrolan diantara mereka. "Sekarang di sekitar YG sangat ramai bahkan sampai tengah malam sekalipun,"

"Bukankah sejak dulu memang sudah ramai?"

"Tidak seramai sekarang, ada banyak trainee yang baru pulang latihan setelah lewat tengah malam dan mereka sangat berisik saat sedang berkumpul bersama di jalan-jalan sekitar YG,"

"Bukankah oppa dan yang lainnya juga begitu dulu?? Kalian sangat berisik setiap kali berkunjung ke minimarket, padahal hanya membeli pensil,"

"Pensil? Haha kau ingat? Aku pernah mendapat bonus tiramisu cake saat membeli pensil. One plus one,"

"Tsk mana mungkin tidak ingat?" balas Lisa yang kemudian mempercepat langkahnya, ia tidak tahu apa yang dulu di pikirkannya sampai bisa dengan bodohnya memberikan sepotong tiramisu cake seharga 20 pensil secara gratis pada Jiyong sebagai bonus one plus one.

"Haha tapi apa benar kalau tiramisu itu bonus dari pensil? Aku terus memikirkannya tapi rasanya tidak mungkin, bukankah tiramisu lebih mahal dari pensil? Atau mungkin saja? Karena kasirnya terlalu baik? Atau terlalu bodoh?" tanya Jiyong membuat Lisa menghentikan langkahnya, berbalik di persimpangan jalan sepi dan menunjukan pada Jiyong wajah kesalnya. Membuat Jiyong ikut berhenti dan justru tertawa, menikmati wajah kesal Lisa. "Haha... arraseo, aku tidak akan meledek lagi, baiklah baiklah ayo pergi, perjalanan ke minimarket masih jauh,"

"Kenapa oppa sangat menyebalkan huh?? Aku jadi-"

Ucapan Lisa terhenti. Karena Jiyong yang menariknya, menarik Lisa dalam pelukannya untuk melindungi gadis itu dari sebuah mobil yang melaju cukup kencang. Memang salah mereka karena mengobrol di tengah persimpangan, namun laju mobil itu yang tidak biasa tetap membuat Jiyong mengumpat. Sementara Lisa membeku karena tubuhnya menabrak dada Jiyong dan hidungnya dapat mencium aroma pria itu.

"Kau baik baik saja?" tanya Jiyong setelah mobil itu menghilang melintasi persimpangan lainnya. "Dia pasti mabuk, bisa-bisanya menyetir seperti itu di jalanan sempit begini, bodoh,"

"Eh? Ya, aku baik-baik saja," jawab Lisa yang kemudian bergerak menjauhi Jiyong. Kembali berjalan mendului Jiyong untuk menuju minimarket di jalanan sepi itu.

"Ya! Tunggu aku," panggil Jiyong yang kemudian menyelaraskan laju kakinya untuk berjalan di sebelah Lisa. "Bagaimana pekerjaanmu? Baik baik saja?"

"Pekerjaan? Tentu, aku seumuran dengan Ilhoon jadi member lainnya memperlakukanku dengan baik, karena aku lebih muda dari mereka. Kecuali Sungjae tentu saja," jawab Lisa, menyembunyikan degup jantungnya yang tidak biasa.

"Kenapa dengan Sungjae? Dia memperlakukanmu dengan kejam? Sungjae itu keponakannya goblin kan?"

"Keponakan goblin? Ah di drama? Haha ya dia keponakan goblin," jawab Lisa sembari terkekeh karena Jiyong tidak bisa menghafal teman-teman seprofesinya. "Sungjae tidak memperlakukanku dengan buruk, hanya karena dia lebih muda dariku, dia jadi sedikit manja dan selalu minta didulukan. Tidak seperti Big Bang, maknae BTOB lebih mengerikan? Member lainnya tidak tega memarahi Sungjae dan membiarkannya melakukan apapun, memanjakannya? Kurasa begitu,"

"Huh?? Memang Big Bang seperti apa? Kami juga memperlakukan Seungri-"

"Kalian menyiksa Seungri, selalu menjahili Seungri dan memukul pantatnya, padahal Seungri sangat benci pantatnya di sentuh ahjussi-ahjussi mesum seperti-"

"Ya!! Jangan lari! Kemari kau Lalisa!" teriak Jiyong ketika Lisa tiba-tiba berlari setelah mengejekknya dengan sebutan ahjussi mesum. Malam itu, malam yang sepi itu membuat suara tawa Lisa dan Jiyong memenuhi jalanan di sekitaran rumah Seungri.

(´・ω・')

Tiramisu CakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang