(´・ω・')
"Aku akan mengambil yang ini saja," ucap Lisa sembari mengambil sebuah dress hitam polos yang ada di tumpukan baju-baju pilihan Jiyong. Lisa tidak terbiasa berbelanja di tempat mahal begitu. Memang bukan kali pertama ia masuk kesana, Changsub sering meminta Lisa untuk menemani adiknya berbelanja disana namun pakaian disana selalu menjadi lebih mahal setiap kali Lisa datang. Lisa selalu terkejut melihat tag harga dipakaian-pakaian itu.
"Hanya satu? Kenapa?"
"Harganya terlalu mahal-"
"Aku tidak memintamu membayar, aku hanya memintamu memilih yang kau suka,"
"Kenapa aku harus memilih? Bukan aku yang membayarnya, aku hanya akan membayar yang ini,"
"Siapa yang mengizinkanmu membayar?"
"Lalu untuk apa aku memilih kalau tidak akan membayar?" balas Lisa yang kemudian mengembalikan dress hitam itu pada Jiyong.
"Heish, aku akan membayar semua ini," ucap Jiyong yang kemudian memberikan beberapa hanger pakaian itu pada pramusaji disebelahnya.
"Anniyo!" tahan Lisa.
"Apa lagi? Aku tidak menyuruhmu memilih atau membayar,"
"Lalu untuk apa oppa membelinya? Oppa akan memakai semuanya?"
"Haha kau sedang bercanda ya? Singkirkan tanganmu, aku mau membayarnya,"
"Oppa-"
"Wae?? Apa lagi? Kau tidak mau memilihnya? Baiklah tidak perlu memilihnya. Apa memakainya juga sulit? Perlu ku pakaikan juga?"
"Aku tidak mau memakainya, kalau aku menerima semua ini darimu, aku juga harus membelikanmu hadiah yang seharga semua pakaian ini, haruskah aku menjual ginjalku untuk itu? Oppa sangat tahu bagaimana keadaanku," ucap Lisa setengah berbisik, berharap si pramusaji tidak mendengar apapun yang dikatakannya.
"Sebentar, tolong bungkus ini dulu, kami perlu bicara," ucap Jiyong pada si pramusaji. Jiyong menepis tangan Lisa dari tangannya yang memegang baju-baju itu kemudian memberikan baju-baju itu pada pramusaji.
"Kau gila? Aku hanya akan membelikanmu beberapa pakaian, kenapa kau berfikir sejahat itu? Aku tidak meminta apapun darimu, aku hanya ingin membelikanmu beberapa pakaian bagus karena kau selalu bilang kau tidak punya pakaian. Semua gadis senang di beri hadiah-hadiah seperti ini, tidak bisakah kau menunjukan perasaanmu yang sebenarnya saja? Bilang senang saat kau memang senang, alih-alih mengatakan omong kosong seperti tadi, bukankah seharusnya kau berterimakasih?" ucap Jiyong, setengah berbisik seusai pramusajinya tadi pergi membungkus pakaian-pakaian pilihannya.
"Gadis mana? Apa hakmu menyamakanku dengan gadis lain?" balas Lisa yang kemudian melangkah menjauh meninggalkan Jiyong. "Ah iya, tujuanku menemui oppa hari ini adalah mengganti uang ganti rugi eommaku kemarin. Ini bukan jumlah yang banyak untukmu tapi aku tidak ingin berhutang apapun padamu," ucap Lisa yang berbalik menghampiri Jiyong lagi kemudian memasukan sebuah amplop ke saku sweater Jiyong.
Beberapa menit lalu, Lisa terlihat baik-baik saja, ia tetap tersenyum walau Jiyong meledek selera pakaiannya. Walaupun Jiyong meledek pakaian yang di pilihnya. Namun raut wajah Lisa langsung berubah begitu mendengar Jiyong membandingkannya dengan gadis lain.
Selama hidupnya, Lisa selalu di bandingkan. Dengan kakaknya. Di bandingkan dengan anak-anak yang lebih kaya darinya. Dan sekarang ia merasa di bandingkan dengan 'para gadis yang senang di beri hadiah mahal' oleh Jiyong.
"Heish! Ya! Lisa!" panggil Jiyong yang kemudian meraih tangan Lisa dan menghentikan langkah kaki gadis itu. "Aku hanya ingin membelikanmu pakaian, kenapa kau sangat berlebihan begini? Jangan membuatku berteriak disini, kau mau menjadi tontonan?"
![](https://img.wattpad.com/cover/157534895-288-k410131.jpg)