(´・ω・')
Jiyong sudah siap dengan pakaiannya— setelan jas berharga jutaan won yang terlihat mahal dan santai— ketika ia keluar dari kamarnya kemudian melihat Lisa sedang memakai sepatunya. Sepasang high heels bertali yang juga hitam. Ia akan menghadiri sebuah acara pernikahan, namun saat memilih pakaian dan sepatu di lemari G.Na kemarin, Lisa benar-benar tidak bisa mengabaikan dressnya sekarang. Lisa sangat menyukai dress hitam yang seksi itu, bahkan setelah G.Na meragukan Lisa akan pergi ke pernikahan temannya atau ke sebuah acara pemakaman.
"Kau juga tidak bisa memakai sepatunya?" tegur Jiyong karena Lisa terlihat sangat sibuk dengan pita di sepatunya.
"Aku sudah mengikatnya berkali-kali tapi tali dan pitanya tidak bisa sama panjang," ucap Lisa disusul Jiyong yang kemudian berlutut di depan Lisa dan memasangkan pita di ujung sepatu itu ke kaki Lisa.
"Kenapa kau memakai pakaian yang tidak bisa kau pakai? Tidak ada pakaian lain yang lebih mudah- anniyo pakaian itu sudah sangat mudah di pakai, kenapa kau tidak memakai dress dengan bahu tertutup dan sepatu kets saja kalau kau tidak bisa memakainya dengan benar sendiri? Atau kenapa kau tidak bertanya pada Jina bagaimana caranya memakai pakaian itu? Caranya melepas tali bra dan mengikat sepatunya?" omel Jiyong setelah ia selesai dengan pita di sepatu Lisa.
"Sepatunya lucu... seperti sepatu balet dengan heels," jawab Lisa sembari memandangi high heels yang kini sudah terpasang sempurna di kakinya. "Aku selalu menginginkan sepatu seperti ini... tapi tidak banyak yang menjualnya dengan harga murah,"
"Dan apa alasanmu untuk dressnya?"
"Dressnya terlihat manis dan seksi sekaligus, aku suka hitam dan-"
"Lengannya, yang ku ingin tahu adalah alasanmu memilih dress dengan tali seperti itu,"
"Aku tidak punya dress bertali spaghetti, aku menginginkannya dan kurasa bahuku cukup indah dengan tali spaghetti seperti ini," jawab Lisa, sama sekali tidak mengangkat kepalanya, ia terus menunduk dengan Jiyong yang berdiri di hadapannya. Seperti seorang gadis kecil yang sedang dimarahi ayahnya. "Saat memilihnya, aku lupa bertanya pada Jina eonni tentang branya dan tadi aku malu untuk menelponnya hanya untuk menanyakan bra,"
"Luar biasa," komentar sinis Jiyong membuat Lisa mengangkat kepalanya untuk menatap Jiyong.
"Luar biasa? Iya kan? Dress dan sepatunya luar biasa kan? Aku cocok dengan pakaian ini kan? Aku sempat ragu untuk memakainya tadi, aku tidak pernah memakai pakaian seperti ini sebelumnya. Aku merasa sangat cantik dengan pakaian ini, oppa setuju kan?"
"Luar biasa, sudah berapa lama kau memakai bra? Bagaimana bisa seorang gadis tidak tahu caranya melepas tali branya sendiri dan meminta seorang pria membukakannya?" jawab Jiyong, membuat Lisa yang sempat antusias karena merasa di puji kembali menunduk untuk menghindari tatapan Jiyong. Gadis mana yang tidak malu ketika dimarahi seperti itu?
"Jangan melakukannya lagi, meminta seorang pria membukakan tali bramu sama seperti menyuruhnya menyentuhmu. Walaupun kau tidak menganggapku pria. Jangan melakukannya lagi bahkan padaku sekalipun, aku bisa saja memperkosamu tadi," lanjut Jiyong yang kemudian berbalik dan berjalan menuju pintu utama. Ia sengaja pergi begitu saja agar tidak perlu mendengar atau mengetahui jawaban Lisa— yang sebenarnya hanya mampu mengangguk, saking malunya.
Lisa menemui Gummy dan Dami terlebih dahulu sebelum muncul di tempat resepsi dan menyapa tamu-tamu lain yang di kenalnya. Kedua pengantin wanita itu memujinya yang datang bersamaan dengan Jiyong.
"Kalian sengaja? Sama-sama memilih warna hitam?" tanya Gummy setelah mereka berempat selesai berfoto bersama— Gummy dan Dami duduk di atas kursi putih mereka dengan gaun putih yang melekat pada tubuh masing-masing, sementara Jiyong berdiri dibelakang Dami dan Lisa berdiri dibelakang Gummy.