('・ω・')
"Ku dengar kau lulusan universitas bagus?" tanya seorang gadis ketika di pagi buta ini Lisa sedang menyapu lantai di lorong salah satu apartement di kawasan rumahnya. Jam masih menunjukan pukul 4 pagi, tapi gadis itu sudah berpakaian rapih dan berdiri menunggu didepan pintu apartementnya. "Kau punya pekerjaan lain selain bersih-bersih disini? Kalau memang lulusan universitas bagus harusnya kau melamar pekerjaan di perusahaan yang lebih bagus,"
"Ne-"
"Ah! Perusahaan tempatku bekerja sedang membuka lowongan untuk tim kreatif, tapi hari ini hari terakhir pendaftaran, pagi nanti... tapi kalau kau mau aku akan memasukan namamu,"
"Benarkah??"
"Hanya seleksi berkas, kau tetap harus datang interview, aku tidak punya banyak kuasa walaupun kekasihku punya. Tapi... kau tahu kan? Bekerja di perusahaan yang sama dengan kekasihmu itu menyebalkan,"
"Ah begitu? Entahlah, aku tidak pernah bekerja dengan kekasihku..." jawab Lisa, berkencan saja tidak pernah. Dan kalau ia ingat-ingat, sudah satu minggu sejak ia terakhir kali bertemu Jiyong tapi Jiyong tidak menghubunginya.
Ada sedikit rasa kecewa karena Jiyong tidak datang mencarinya, meminta maaf atau setidaknya mananyakan kabarnya. Namun sebagian dari perasaannya juga bilang kalau seharusnya ia yang meminta maaf lebih dulu.
"Tapi... kenapa kau berdiri di lorong dan bukannya masuk atau pergi bekerja?" tanya Lisa setelah ia mengusir Jiyong dari kepalanya.
"Apa lagi? Tentu saja menunggu kekasihku,"
"Dan kenapa tidak menunggu didalam?" tanya Lisa sembari menaikan sebelah alisnya. "Baiklah, lakukan semua yang membuatmu senang nyonya, aku akan membersihkan tempat lain dulu,"
"Hm... ah iya! Namaku Jisoo, Kim Jisoo sekretaris wakil CEO dan jangan lupa datang interview siapapun namamu," teriak Jisoo pada Lisa yang berjalan menuju tangga di ujung lorong.
"Ne! Terimakasih nyonya!" balas Lisa yang kemudian membungkuk untuk sopan santun.
Awalnya Lisa tidak berfikir gadis yang ditemuinya di lorong itu serius. Gadis itu tidak terlihat pintar, tidak terlihat seperti sekretaris wakil CEO sebuah perusahaan besar, penampilannya pun tidak terlihat luar biasa. Lisa bahkan tidak menanyakan di perusahaan mana gadis itu bekerja. Namun, tepat di pukul 5 sore, sebuah pesan masuk ke handphone Lisa. Pesan yang berisi kalau Lisa lolos seleksi administrasi di Cube Entertaiment, seleksi untuk mengisi satu posisi kosong di bagian tim kreatif. Lisa tidak tahu apa saja yang di kerjakan tim kreatif dan interviewnya akan di lakukan lusa.
Haruskah Lisa bertanya pada Jiyong? Tapi mereka sedang bertengkar.
Rasanya tidak perlu, Lisa memutuskan untuk tidak bertanya pada Jiyong dan mencaritahu semua yang ingin di ketehauinya— sendiri. Seusai membersihkan seluruh bagiannya di bangunan apartement 21 lantai itu, Lisa pulang dan memutuskan untuk mempelajari semua yang mungkin dibutuhkannya nanti.
Sudah lama sejak Lisa terakhir kali merasakan hari libur. Ia membaca semua berita yang berhubungan dengan Cube entertaiment sembari bersantai di lantai kamarnya. Tidak ada camilan, hanya air mineral tapi itu lebih baik dibanding tidak ada apapun sama sekali. Dinginnya lantai dan seringai matahari di pukul 10 pagi membuat Lisa terlelap. Menikmati hari liburnya dengan melakukan sesuatu yang hampir tidak pernah ia lakukan— bermalas-malasan dan tidur.
"Permisi!" teriak seorang pria dari balik pintu rumahnya membangunkan Lisa. "Pesanan ayam goreng!" teriak orang itu sekali lagi membuat Lisa terpaksa bangun dan duduk di tempatnya. Rasanya ia tidak pernah memesan ayam, uang apa yang bisa dipakainya memesan ayam? Semua gajinya masuk ke tagihan panti jompo ibunya.