(´・ω・')
'Dia memang menyebalkan, sangat dingin, sulit diraih dan terlalu sombong. Dia merusak segalanya. Tapi jangan melepaskannya, hatimu yang sakit akan membutuhkannya,' begitu tulisan sebenarnya dalam fortune cookie yang ingin Jiyong sembunyikan.
Jiyong tidak tahu siapa yang menulis isi fortune cookienya, namun rasanya tulisan itu merasuk dalam pikirannya.
Lisa memang menyebalkan, sangat egois, terlalu sombong dan sulit ia raih. Rasanya, gadis itu sudah berkali-kali melukai harga diri Jiyong. Rasanya, gadis itu akan menghancurkan semua kerja keras yang sudah dibangunnya selama ini. Rasanya, gadis itu bisa dengan mudah meratakan karir Jiyong dengan tanah ketika mereka memutuskan berkencan nanti. Rasanya, gadis itu memang berbahaya.
Tapi, seperti yang di tulis dalam fortune cookie itu. Untuk saat ini, hanya gadis itu yang dapat menyembuhkan hati Jiyong. Hati Jiyong yang sudah berkali-kali terluka, karena berbagai hal.
Berdiri di tempatnya sekarang, bukanlah sesuatu yang mudah, bukan sesuatu yang bisa di dapatkan semua orang. Ada banyak hal yang sudah dikorbankannya— tanpa di ketahui siapapun. Hanya karena Jiyong tersenyum bukan berarti ia baik-baik saja.
"Akhirnya acaranya selesai juga, ini pertama kalinya aku datang ke acara pernikahan dari awal sebelum di mulai sampai seluruh makanannya habis," ucap Lisa setelah ia masuk ke dalam family roomnya— dengan Jiyong yang juga berjalan di belakangnya. Rasanya sedikit aneh karena mereka masuk dan keluar dari kamar yang sama secara bersamaan seperti itu, ada rasa menggelitik di perut mereka setiap kali memikirkan pendapat orang lain yang mungkin melihat mereka.
Apa yang orang lain pikirkan ketika melihat G Dragon masuk dan keluar dari kamar hotel yang sama dengan seorang gadis? Memang tidak ada sentuhan atau rangkulan, namun pemandangan itu tentunya akan memberi kesan 'romantis' bagi siapa pun yang melihatnya.
"Rasanya melelahkan, tamunya banyak sekali," balas Jiyong yang kemudian menutup pintu utamanya dan melepas jas hitamnya. Melemparnya ke sofa kemudian melepas dua kancing teratas dari kemeja putihnya.
"Tidak lebih banyak daripada fan meeting atau konsermu, oppa,"
"Siapa yang bilang begitu?"
"Aku? yang datang ke fan meeting dan konser BTOB saja sudah sangat banyak... bagaimana denganmu? Mungkin dua kali lipat dari fans yang datang ke acara BTOB? Ku dengar G Dragon dan Big Bang punya tamu paling banyak di konsernya,"
Jiyong hanya menggumam, mengiyakannya kemudian berbaring di atas sofa sembari menyentuh layar handphonenya. Menelpon Hyeri yang sejak pagi tadi tidak lagi menghubunginya.
"Tidak diangkat?" tanya Lisa yang saat itu juga sedang menelpon seseorang. Gadis itu meninggalkan handphonenya di kamar agar bisa benar-benar berpesta tanpa diganggu dering telpon.
"Hm..." gumam Jiyong yang mengiyakan pertanyaan itu. Dengan malas Jiyong menaruh handphonenya di atas meja dan menyalakan TV, sementara Lisa duduk di sofa single sembari melepas sepatunya dan mulai bicara di telpon. Menelpon Joongi untuk menanyakan mengenai pekerjaannya.
"Arraseo, aku akan menelponnya sendiri kalau begitu," ucap Lisa sebelum ia mengakhiri panggilannya dengan Joongi.
"Ada yang terjadi?" tanya Jiyong sembari memandangi TV di depannya.
"Anniyo, Ilhoon menelponku sejak siang tadi, ku pikir ada masalah dengan BTOB atau pekerjaannya, tapi Joongi oppa bilang tidak ada hal penting yang terjadi. Mungkin Ilhoon hanya menelpon untuk menceritakan sesuatu,"
"Kalian sudah sangat dekat sepertinya,"
"Oppa tidak dekat dengan managermu? Ah, sebentar, halo?" ucap Lisa begitu Ilhoon menjawab panggilannya. "Kenapa menelponku sejak tadi?" tanya gadis itu pada seseorang yang di telponnya. Jiyong tidak tahu apa yang di katakan Ilhoon namun Lisa terlihat sangat antusias ketika mendengarnya. Gadis itu membawa sepatunya ke dalam kamarnya, kemudian menghabiskan waktunya untuk bicara dan tertawa bersama Ilhoon didalam kamarnya.