Bab 13: Punishment

108K 9.3K 397
                                    

Babang Fazio kambeeekk...

yeeeyyy kemarin tuh aku lagi males update. lagi mumeeeeet banget.

kenapa? karena sakit gigi! wkwkwk...


kalo ada typo mention ajah ya.



*************************************



Saat ini Genaya berada di rumah Fazio yang besar dan megah, ia terpaksa harus mengantar Adrienne pulang begitu jam kantor berakhir karena anak perempuan itu terus merengek agar dirinya ikut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat ini Genaya berada di rumah Fazio yang besar dan megah, ia terpaksa harus mengantar Adrienne pulang begitu jam kantor berakhir karena anak perempuan itu terus merengek agar dirinya ikut. Lagi dan lagi Genaya tak bisa menolaknya ketika Adrienne merengek. Kini ia berada di kamar Adrienne, duduk di ranjang sambil menyisir rambut panjang Adrienne yang berwarna cokelat kemudian mengepangnya.

"Mommy jangan pulang," kata Adrinne seraya berbalik ketika Genaya selesai mengepangnya.

Genaya tersenyum lembut, mengusap rambut Adrienne. Ia melirik jam tangannya sendiri dan waktu sudah menunjukan pukul 7.15 malam dan Fazio belum juga pulang. Kini ada satu hal yang Genaya ketahui fakta tentag Fazio, pria itu sangat menyukai bekerja. Sesaat ia terdiam sambil memandang Adrienne dengan sendu.

Anak sekecil Adrienne harus kehilangan ibunya, dan ayahnya sibuk bekerja. Pantas saja Adrienne terlihat sangat kesepian, bisik Genaya dalam hati.

"Mommy  makan malam di sini kan?" tanya Adrienne lagi.

Genaya mengangguk untuk membahagiakan gadis kecil itu. "Iya, sweetheart," jawabnya meski ia sendiri merasa tak mungkin melewati makan malam di rumah ini.

Pintu diketuk dari luar dan seorang pelayan datang membawa sebuah nampan berisi makan malam untuk Adrienne. Genaya bangun dan menerima makanannya, lagi-lagi makan malam pun hal yang sama, hanya kacang-kacangan rebus dengan saus kacang dan roti bakar. Ia merasa Adrienne sangat butuh makanan pendamping lainnya, dan ia merasa pelayan juga pengasuh tak bisa berbuat apapun karena semua kuasa ada di tangan Fazio.

"Apa makan malam Adrienne hanya ini?" tanya Genaya lagi.

"Iya, Miss Madeleine, Mr. Herbert tak memperbolehkan nona Adrienne memakan makanan yang lain."

"Besok pagi, buatkan sereal untuknya. Jangan daging panggang dan kacang-kacangan lagi," kata Genaya.

"Tapi saya tidak berani jika tak ada izin dari Mr. Herbert."

Genaya pun hanya bisa mengangguk paham, ia mengambil makanannya dan mulai menyuapkan makanan Adrienne yang masih duduk di depannya. Sedangkan pelayan sudah undur diri dan keluar dari kamar.

"Mommy tidak makan?" tanya Adrienne.

"Ya, setelah kau makan. Sekarang makanlah yang banyak."

Fazio's Secret GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang