(Mature romance/contemporary romance/romance western)
Genaya Madeleine, gadis 21 tahun yang berasal dari Inggris dan bekerja di New York. ia selalu dibayangi mimpi-mimpi kelam yang tak diingat. Ia gadis ceria dan polos, tapi hasutan Sisilia sepupuny...
yeeeyyyyy akhirnya emak Zuka kambeeeeekkk ke wattpad setelah beberapa bulan ngilang sampe pada cemas. hahaha...
alhamdulilah aku baik-baik ajah kok. kabar kalian sendiri gimana? baik kan? semoga baik-baik ajah ya.
aku juga udah kangen sama komenan-komenan kalian di wattpad, hahaha...
terus ini jari agak kaku dipake ngetik karena emang rada lama juga gak ngetik. selama ramadhan malah aku hiatus, biasa... taubat. wkwkwk
oh ya, aku bawa cerita baru nih ya. ini baru posting prolognya ajah. terus aku ada info, Damien's Lover lagi open PO sampai 22 juli ya. jadi kalian yang ingin mendapatkan papa mama meong segera kontak aku di WA dan line.
line; damien_adria
WA: 0895358798129
okelah, kita cuuuuusss lah.
btw, kalian kange gak sama akuuuuhh?? hahaha
(*0*)(*0*)
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Udara malam yang dingin dan menusuk tulang, dengan sepoi angin yang membawa pesan kegelapan seolah menyelimuti malam itu, dengan Seorang gadis cantik sedang berlari di tengah jalanan dengan hanya mengenakan gaun tidur dan tipis. Keringat mulai membasahi kening dan lehernya. Napasnya terengah dan air mata mengalir di pipinya, dari mata indahnya yang berwarna biru cemerlang. Rambut cokelatnya yang panjang terurai berantakan, hingga menempel di pipinya yang basah.
"Tunggu aku!" Ia berteriak dengan lantang sampai kakinya tersandung dan terjatuh di aspal.
Gadis itu terus berlari meski ia meringis kecil sambil memegangi perutnya. Sampai langkahnya tiba di belakang seseorang, ia menjatuhkan tubuhnya ke aspal di bawahnya kemudian terduduk sambil terisak dengan rambut berantakan.
Satu sosok yang ia kejar berjongkok di depannya, tangan besarnya yang kokoh dan hangat meraih dagunya kemudian menahannya agar ia tak mendongak.
"Genaya..." suara itu berat dan kuat, seakan memberikan sebuah getaran yang menyesakkan.
"Yaa.." gadis itu membalas dengan suara halusnya yang mencicit kecil.
