Bab 24.2

68.5K 8.2K 507
                                    

Babang Fazio hereeeeeee.... 🕺🕺

Vote dan komennya yes. 



💖💖💖💖💖💖💖


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sepanjang hari melewati jam kerja, Genaya tak pernah bisa tenang. diliputi waswas dan ketakutan dalam dirinya. Bagaimana pun email itu telah menghebohkan orang-orang di gedung itu. Mungkin semua orang tahu dan tidak heran jika Fazio tidur dan berkencan dengan banyak wanita, tapi informasi yang tertulis di email itulah yang telah menghancurkannya.

Setelah mendapat email-nya, Genaya meminta Mrs. Lily untuk membawa Adrienne pulang meski gadis kecil itu menolak dan menangis, tapi Genaya terus membujuknya. Ia tak bisa konsentrasi pada apapun, ia masih sangat penasaran siapa yang telah menguntit mereka. Jelas sekali ada yang menguntitnya.

"Bisa kita bicara?" Suara Alex terdengar dari atas biliknya, dan Genaya mendongak untuk menatapnya.

Genaya bangun dan menatap Alex dengan wajah lesu dan pucat. "Konsep untuk iklannya belum selesai, aku akan menyelesaikannya."

"Bukan itu. Ikutlah ke ruanganku."

Genaya pun bangun dan mengikuti Alex ke ruangannya. Saat ini dia hanya ingin sendiri, menyibukkan diri dengan pekerjaannya dan tak mau bertemu orang-orang. Akan tetapi ia harus bisa menjaga sikap dan profesional. Mereka pun masuk ke ruangan Alex, dan pria itu menarik tirai putih untuk menutupi pintu dan tembok kaca agar buram.

"Kau tidur dengan Mr. Herbert?" tanya Alex tiba-tiba.

Genaya menegang, ia menatap Alex sambil menelan ludah. Ada perasaan tak nyaman yang menjalar, karena bagaimana pun itu masalah pribadinya.

"Tidak heran, Genaya. Kau memang sangat cantik dan memiliki tubuh yang indah. Juga Mr. Herbert adalah pria kaya dan memiliki segalanya dalam hidupnya, dan wanita manapun tak akan pernah bisa menolaknya."

Genaya mengerutkan dahi merasa tersinggung. "Apa maksudnya?"

"Bukan, bukan aku menyinggungmu. Maaf, Genaya. Aku hanya sedikit prihatin padamu, aku hanya ingin menguatkanmu, kau jangan terbawa beban terlalu dalam. Aku sangat membutuhkanmu di divisi marketing, kerjamu bagus dan jangan menyerah." Alex memberikannya tatapan lembut dan ramah.

"Aku tidak akan mengundurkan diri hanya karena skandal itu," balas Genaya dengan perasaan yang mulai lega karena Alex tidak mengintimidasinya.

Alex mendekat dan menepuk bahu Genaya. "Kau tidak bersamanya seperti yang dikatakan email misterius itu?"

"Aku tidak bisa menyangkalnya, karena semua itu memang benar. Foto-foto itu telah menjadi bukti, tapi aku tidak merebutnya dari istrinya. Dia tidak memiliki istri atau kekasih, kau harus percaya, Alex." Wajah Genaya memerah dan air mata siap tumpah.

Fazio's Secret GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang