Bab 15: Don't Call me

113K 9.9K 516
                                    

zuka kambek...

semoga kalian masih suka sama ceritanya ya.

kalo ada typo mention ajah. jangan lupa vote dan komennya. muach!




💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tak ada yang bisa Genaya lakukan di minggu pagi, selain berbaring dan berguling-guling di kasur setelah berhari-hari bekerja. Ia ingin tidur lebih banyak, menghabiskan waktu dengan membaca novel atau melakukan hal lainnya untuk mencerahkan kembali pikirannya. Sudah dua hari dirinya tak bertemu dengan Fazio dan Adrienne. Ia merindukan celotehan gadis kecil itu saat mengacau di kantor.

"Apa yang bisa aku lakukan hari ini?" gumam Genaya.

Seketika pikirannya terlempar pada malam di mana Fazio diliputi emosi dan dirinya mendapatkan hukuman yang terdengar sangat mengerikan, tapi itu tidak mengerikan. Hanya menyiksanya. Genaya segera bangun dan berjalan ke ruang tengah, ia tak melihat keberadaan Sisilia di ruang tengah. Ia pun beranjak ke dapur untuk membuat secangkir kopi dan menikmatinya sambil memikirkan apa yang akan dilakukannya hari ini sebelum senin kembali menjemput.

"Kau sering pulang malam dan bahkan pulang pagi, aku juga menemukan obat pencegah kehamilan di kamarmu. Kau tidur dengan siapa, Ge?" suara Sisilia menyentakkan Genaya.

Genaya yang sedang mengisi cangkir kopinya dengan air panas dari dispenser pun menoleh dan menemukan Sisilia sedang berdiri di ambang pintu dapur hanya mengenakan jubah mandi dan secangkir kopi di tangannya.

Genaya mengerutkan dahinya sesaat sampai aroma kopi menusuk penciumannya. "Kau minum obat pencegah kehamilan?" bukannya menjawab, Genaya balik bertanya.

"Aku yang bertanya padamu, Ge, jangan balik bertanya." Sisilia mendengkus seraya mendekati Genaya.

Genaya mengambil roti tawar dan mengoleskan selai nanasnya, membuat dua sandwich untuk dirinya dan Sisilia. Ia mengambil duduk di salah satu kursi meja makan dan mulai memakan sarapannya.

"Aku tidak tidur dengan sembarangan pria. Maksudku pria yang hanya aku pilih."

"Dan pria yang kau inginkan adalah Fazio Herbert. Kau tidak tidur dengannya kan?"

"Dia bersih, dia begitu seksi dan menggoda. Semua wanita tak akan mampu menolak dirinya, ketika dia mengatakan ingin tidur denganku, tebak apa yang aku pikirkan?"

"Kau menerimanya dan tidur dengannya, dasar gadis bodoh!" Rutuk Sisilia dengan wajah yang tak habis pikir dengan jalan pikiran Genaya. Sisilia mendekat dan duduk di depan Genaya, menatap wanita itu dengan serius. "Kau serius dengan Fazio Herbert?"

Genaya mengangguk pelan dengan mulut penuh, setelah menelan makanannya ia balas menatap Sisilia. "Aku tidak pernah seserius ini. Aku jatuh cinta padanya, dan dia menginginkanku. kami memiliki rasa menginginkan yang sama, dia ingin tidur denganku dan aku juga."

Fazio's Secret GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang