Bab 23.2

80K 7.5K 211
                                    

babang Fazio kambeeeekkk



💖💖💖💖💖💖💖

Genaya berlari menuju kamar apartemennya begitu di jalan mendapat telepon dari Sisilia bahwa dua polisi tadi kembali datang untuk memberinya informasi atas laporan yang mereka buat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Genaya berlari menuju kamar apartemennya begitu di jalan mendapat telepon dari Sisilia bahwa dua polisi tadi kembali datang untuk memberinya informasi atas laporan yang mereka buat. Fazio tak bisa turun dari mobil dan Genaya memahaminya.

"Sil," panggil Genaya ketika ia membuka pintu apartemen dan di ruang tamu ada Sisilia bersama Robert dan dua orang polisi. Genaya bergabung dengan mereka dan duduk di samping Sisilia.

"Miss Madeleine, kami sudah bertemu dengan anak lelaki yang tertangkap CCTV bersama Anda. Dia bernama Jordan Scott, kami menemukannya di rumahnya dan menemui orang tuanya. Kami menanyakan perihal buket itu, dan berdasarkan laporannya ia mendapatkan satu kantong cokelat dan sejumlah uang dari seorang wanita untuk diberikan pada Anda, dia sendiri tidak mengenal wanita itu. Kami meminta ciri-ciri wanita itu dan dia bilang wanita itu mengenakan kacamata hitam juga selendang yang menutupi kepalanya. Kami masih menyelidikinya." Salah satu polisi yang lebih tua memberikannya laporan.

"Kami ingin bertanya, apa Anda terlibat sebuah masalah dengan seseorang? Apa Anda––" Polisi yang lebih muda melirik sang rekan sebelum meneruskannya, kemudian menatap wajah Genaya dengan yakin. "Apa Anda terlibat hubungan dengan seorang pria dari wanita lain?"

"Apa?" Genaya terkejut dan nyaris terlonjak mendengar pertanyaan yang menohoknya itu.

"Maafkan kami, tidak seharusnya kami bertanya hal pribadi, tapi demi penyelidikan ini berjalan lancar kami harus menanyakannya. Berdasarkan teror pertama yang menggunakan bangkai tikus dan surat itu kami menyimpulkan teror itu dari seorang wanita yang nekat. Akan tetapi setela teror kedua yang mendapatkan jari manusia kami menyimpulkan hal lain, pelakunya bukan seorang wanita yang cemburu. Hanya saja, mengingat yang memberikannya seorang wanita kami kembali pada kesimpulan awal. Tadi pagi kami mendapat laporan penemuan mayat seorang lelaki di NoHo, dan saat ini sedang di otopsi. Kami sedang mencocokkan DNA jari itu dan si korban, serta mencari identitasnya. Jika memang itu jari milik korban kami akan mengaitkan dua kasus ini."

Genaya mencengkeram pinggiran sofa dengan kuat. Perasaan aman dan tenangnya berkat Fazio tadi kembali hancur, tergantikan dengan rasa ketakutan yang mencekiknya. Ia tak menyangka teror yang diterimanya begitu mengerikan, dan berkaitan dengan kasus pembunuhan.

"Siapa yang melakukan ini semua," bisiknya dengan nada tercekat dan wajah memanas.

"Kami akan menghubungi Anda untuk memberikan kesaksian selanjutnya," kata sang Polisi yang lebih tua itu.

Dua polisi itu undur diri dari apartemen mereka, sedangkan Genaya kembali menaikan kedua kakinya dan memeluknya. Ia meringkuk di sudut sofa dan ketakutan jelas terlihat di wajahnya. Jantungnya terasa berdetak dengan keras, karena ada seseorang yang sedang mengintainya. Ia tak tahu atas motif apa dan dendam apa orang itu menerornya.

Fazio's Secret GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang