Bab 1: First Day

146K 10.7K 375
                                    

Zuka kambeeeeeekk...

Yeeeeyy akhirnya part 1 di post. Hahaha

Okeeeeh...
Semoga kalian suka ya sama kisahnya babang Fazio dan Genaya. 😘

Jangan lupa vote dan komennya ya, kita ngerusuh lagi. Haha

(edited: mungkin buat Author Note nggak aku ubah. ceritanya pun gak ada yg diubah, murni cast doang yang diubah wkwk)



******

******

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kita bisa terlambat, Genaya!" suara lengkingan terdengar dari dalam apartemen sederhana itu.

Genaya memutar bola matanya sambil berdiri di depan cermin lemari, ia sedang memulaskan lipstik peach di bibirnya yang merah alami. Ia juga menggunakan maskara untuk menambah lentik bulu matanya. Matanya mengerjap beberapa kali, menampakan mata birunya yang indah dan bulat. Wajahnya kecil dan tulang rahangnya yang halus dengan dahi sedikit lebar membuat wajah Genaya bagai boneka barbie yang hidup. Setelah selesai, Genaya mengikat rambutnya ekor kuda dan keluar dari kamarnya. Ia menatap Sisilia yang sedang berdiri di tengah ruangan dengan kedua tangan terlipat di dada.

"Di hari pertama aku bekerja, aku harus tampil cantik. Ya Tuhan, ini pertama kalinya aku bekerja di perusahaan besar. Aku harus apa ya? Ya ampun, bagaimana jika aku mematahkan heels-ku karena gugup? Bagaimana jika aku berkeringat? Oke, aku harus tenang..." Genaya menarik napasnya pelan kemudian mengembuskannya secara berulang.

"Genaya kau menghabiskan beberapa menit hanya untuk meracau," gerutu Sisilia dengan kesal. "Kau itu sudah sangat cantik tanpa perlu polesan foundation dan lipstik," lanjutnya.

Genaya mendongak dan menatap Sisilia dengan senyuman merekah, "Kan memang aku cantik, tidak usah kau sebutkan, Sil. Aku tak punya uang untuk mentraktirmu makan."

"Dasar gadis sinting," gerutu Sisilia seraya berjalan ke arah pintu keluar.

Genaya tertawa renyah. Ia berlari menuju pintu menyusul Sisilia, dengan penampilan yang sangat cantik dan memesona. Secara sekilas, Genaya terlihat menawa dan elegan dengan blazer biru muda yang membungkus blouse putihnya, juga celana dengan warna senada.

Mereka memasuki lift dan menunggu sampai beberapa saat, hingga lift terbuka kembali di lobi. Sisilia berjalan lebih dulu diikuti Genaya.

"Kau harus melewati lagi satu kali interview sebelum menjadi karyawan The Herbert," kata Sisilia.

Genaya mengangguk paham sambil mendorong pintu kaca yang berputar kemudian mereka keluar bersama, berjalan di trotoar bersama orang lain. Pemandangan pagi kota Manhattan dengan aktifitas masyarakat yang hendak pergi bekerja menjadi pemandangan yang biasa.

"Oh aku gugup! Aku harus apa ya jika bertemu dengan karyawan di sana? Ada pria tampan tidak, Sil?" tanya Genaya.

Sisilia menghentikan langkahnya, ia menoleh pada Genaya dan tersenyum misterius kemudian mendekatkan bibirnya pada telinga gadis itu. "Di sana banyak sekali pria Amerika yang gagah dan menggoda, mereka bahkan sangat menggairahkan di ranjang. Kau bisa melewati satu malam dan melakukan seks yang hebat bersama salah satu diantara mereka, Genaya."

Fazio's Secret GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang