Extra

49 5 0
                                    

Seorang gadis remaja yang cantik berjalan dengan memakan eskrim yang sudah mulai menipis akibat beralih masuk kedalam lambung pencernaan nya .

"Somi-ya"

Suara laki laki terdengar menyapa telinganya gadis yang dipanggil somi itu berhenti tanpa menoleh kebelakang .

Hosh hosh hosh , suara engahan napas yang memburu membuatnya menolehkan matanya kesamping .

"Apa"
Tanya nya pada pria yang masih menarik napasnya pelan .

"Ini"
Pria itu menyodorkan sebuah kotak yang berisi beberapa jenis cokelat yang mahal .
Dan sebuket bunga mawar merah kepada somi .

Somi mengernyitkan keningnya bingung .

"Sudah ku bilang kan kalau aku belum mau ...."

"Ini bukan untuk mu"
Pria itu menggelengkan kepalanya lucu dan apa apaan itu semburat merah menghiasi wajahnya .

"Jika bukan untukku lantas untuk siapa .
Jangan bilang kalau ini untuk ..."

"Hum , ini untuk eonni mu .
Bisahkan kau memberikanya"
Pria itu menatap wajah somi memelas .

Somi hanya mendengus selalu saja seperti ini .
Harus berapa kali ia bilang kalau itu bukan eonninya .

"Minggyu dengar , aku sudah sering bilang padamu kan .
Dia bukan eonni ku tapi oppa ku , kenapa kalian gak mau percaya padaku .
Tidak dirimu , tidak Jun tidak juga yang lainya".

Somi pusing soalnya laki laki disekolah ya akan selalu memberikan ia hadiah berbagai jenis jika ia mau memberikan nomor telepon eonni aish maksudnya oppanya itu .

Atau setidaknya mereka dikasih tau nama nya saja mereka sudah senang .

Seperti pagi tadi .

"Somi-ya aku terima lah ini .
Aku membelinya di London"

Somi hanya diam dia sudah tau kelanjutannya apa .

"Tapi kau harus memberikan nomor ponsel eonni mu atau namanya saja tak apa kok "

Kan benarkan somi sudah menduganya .

Kembali lagi pada Minggyu yang masih menunggu jawaban dari somi .

"Minggyu berikan sendiri pada eonni ku"

Somi meninggalkan Minggyu dibelakang nya .

"Tunggu apa lagi ayo cepat"

.
.
.
.

"Aku pulang "

Somi berteriak dengan kencang .

Hingga membuat Minggyu yang disampingnya menutup telinganya rapat rapat .

"Kau sudah pulang somi"

Suara yang membuat Minggyu dan beberapa lelaki lainnya menggila akhirnya menunjukkan wajahnya juga .

Somi sudah duduk meninggalkan Minggyu yang masih menatap wajah rupawan itu dengan lekat bahkan ia lupa kapan terakhir kalinya ia berkedip .

"Hei , apa kau teman somi"

Sosok itu berdiri dideoanya , tolong Minggyu sekarang ia lupa caranya bernapas .

Minggyu hanya mengaguk saja .

"Kau mau minum apa , aku akan menggambilkan untuk mu"

Sosok itu akan pergi ke dapur tapi lengannya dicekal oleh Minggyu .

"Noo-noona ini untuk mu"

Minggyu menyodorkan kotak coklat dan sebuket bunga mawar itu pada nya .

Sosok itu hanya diam apa ia tak salah dengar pria ini memangilnya  Noona sekali lagi Noona .

"Dengar aku tak tau apa yang dikatan oleh somi padamu tapi aku ini laki laki sama seperti mu"

Minggyu terdiam dan somi sudah tertawa dengan kencang .

"Aku sudah mengatakannya pada  mereka tapi mereka tak mau percaya padaku "
Somi kembali menatap layar ponselnya yang terus berkedip .

Sosok itu memegang kedua pundak Minggyu erat .

"Anggap saja kau hanya kagum padaku , kau laki laki harusnya aku bersama dengan perempuan apa kau paham "

Minggyu menggeleng .

"Aku tak mau aku mau Noona , hanya Noona "

Somi terkejut dia pikir temanya ini akan berhenti mengejar oppanya tapi apa yang ia dengar ternyata jauh dari realita .

Sosok itu menggaruk kepalanya .

"Wonu apa somi sudah pulang .
Eh ada minggyu"

Wanita anggun itu menuruni tangga .

"Apa yang kau lakukan disini "

Ia penasaran bagaimana mungkin Minggyu ada disini .
Apa Chae Won tau kalau putranya main kerumahnya .

"Jadi mereka anak Jisoo imo"

Jisoo heran , jadi selama ini Minggyu tak tau kalau ia punya anak dua .

"Tentu saja mereka anakku .
Perkenalkan ini putra pertama kami namanya Jeon Wonwoo tapi panggilanya wonu dan itu pasti kau sudah tau kan"

Minggyu mengaguk kalau somi ia sudah tau .

"Wonu"

"Apa"

.
.
.

Wonu berdiri mematung setelah mendengar kata kata dari anak yang usianya jauh darinya .

"Kalau aku tak bisa memiliki wonu Noona maka tak boleh ada siapun yang boleh memiliki wonu Noona"

Tolong tenggelamkan saja wonu saat ini .

.
.
.
.






End .....

Kenapa menjurus keyaoi gini ya .
Ya pokoknya suka suka gue lah kan gue yang nulis .
Ok silahkan muntah dengan cerita ini .
Bye .......

I Miss YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang