My Annoying Girlfriend : 2

20.3K 230 5
                                    

"Ahhhh... Terus... Iya... Terus... " wantia itu mengerang keenakan.
"Makan ini Jalang! Oh shit..." si pria tak berhenti mengumpat sambil memaju mundurkan pinggulnya keenakan.
"Terus sayang... Lebih keras... Ahhh... Aku mau keluar sayang... "
"Ahhh aku juga..." seraya lebih keras menggenjot surga dunia si wanita itu.
Mereka pun mencapai klimaks bersamaan. Sudah semalaman mereka bercinta sampai pagi harinya mereka masih belum puas. Pasangan ini memang gila dan candu terhadap sex. 

Seketika wanita bertubuh molek itu terkulai lemas. Dan si pria menjatuhkan tubuhnya di atas ranjang dengan nafas tersengal-sengal.
"Kamu emang hebat, Darren!" wanita bernama Marry itu mengelus dada kekasihnya dengan lembut.
"Kamu juga. Wanita yang tidak pernah puas! Aku suka itu!" Puji Darren dengan nafas yang masih belum stabil.
"Ya sudah aku harus pergi. Kamu tahu kan kenapa aku harus pergi?" Marry menyunggingkan senyum di bibir tebalnya membuatnya semakin sexy dan Darren paling tidak tahan dengan bibir Marry yang sexy itu.
Cupp. Darren mendaratkan ciuman di bibir Marry. Kenyal dan manis. "Iya. Aku juga harus ke kantor hari ini!"

Marry beranjak dari tidurnya dan segera memunguti pakaiannya yang semalam dilucuti Darren dan dilempar ke sembarang arah. Kini dia masuk ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Sementara Darren masih mengumpulkan tenaganya setelah melakukan petualangan yang luar biasa tadi malam.

***

"Darren!" suara yang sudah tak asing bagi Darren memanggilnya.
"Hm?" Darren menoleh ke arah suara itu.
"Kemana aja sih? Dari pagi dihubungin susah banget! Kau tau kan hari ini ada meeting penting?" Marco mengomel pada kakaknya itu.
"Bisa santai sedikit?" jawab Darren dengan dingin.
"As always!" gerutu Marco sembari meninggalkan kakaknya itu ke ruangannya.

Darren Arthawijaya dan Marco Arthawijaya merupakan kakak adik yang sangat bertolak belakang. Meskipun sama-sama tampan tapi perilaku mereka sangat jauh berbeda. Pemilik perusahaan Artha Group itu memang selalu jadi perbincangan di perusahaan bahkan di media massa. Darren si sulung yang menginjak kepala 3 itu senang sekali membuat skandal. Wajahnya yang tampan dengan bibir merah yang membuat wanita akan mudah jatuh ke pelukannya. Bukan hanya wanita yang biasa yang dia anggap cantik, banyak kalangan selebritis juga yang menjadi mantan kekasihnya. Tak heran jika pria bertubuh atletis itu sangat digandrungi para wanita, selain wajahnya yang tampan Darren juga merupakan owner dari Artha Group sebuah perusahaan ternama dan terbesar di Indonesia.

Lain halnya dengan si adik, Marco. Pria tampan berjambang ini sangat lembut. Sikapnya sopan dan berpenampilan rapih. Jika sang kakak adalah seorang playboy yang banyak kencan dengan wanita, Marco di usianya yang 28 tahun sudah menikah dan memiliki seorang anak perempuan berumur 6 bulan. Banyak karyawannya yang mengagumi Marco sebagai atasannya dibanding dengan Darren. Darren orangnya dingin dan pemarah saat pekerjaan karyawannya tidak sesuai harapannya, beda dengan Marco yang selalu membimbing karyawannya dengan baik. Senyumnya sangat hangat membuat siapa yang melihatnya merasa tenang. Sedangkan Darren jarang sekali tersenyum pada orang yang tidak terlalu dekat dengannya. Mr. Jutek begitulah julukan dia sejauh ini.

"Hei kamu!" Darren memanggil sekretarisnya yang sedang menatap layar komputer. "Siapa nama kamu?" Darren menyerngit.
Sekretaris itu menghela nafas panjang. "Cindy, Pak!" jawabnya. Dia masih saja heran dengan boss nya itu yang selalu lupa namanya padahal sudah lama dia menjadi sekretaris Darren.
"Oh iya Cindy. Jadi hari ini ada meeting jam berapa?" Darren melangkahkan kakinya menuju ruangannya diikuti Cindy dari belakang.
"Jam 9 Pak! Meeting dengan investor dari Singapur!" katanya seraya melihat buku schedule di tangannya.
"Gila kamu ya!" Darren menyerngit. "Ini udah mau jam 09.00 terus kamu baru ngasih tahu kalo ada meeting?" nadanya mulai meninggi.
"Maaf Pak. Saya sudah menghubungi Pak Darren tapi nomor Bapak tidak aktif, saya juga sudah menghubungi Bapak ke telepon rumah tapi Bapak tidak ada di tempat." Cindy menjelaskan sambil menunduk takut kalau-kalau dia kena semprot lagi boss gantengnya itu.
"Terus? Sekarang bagaimana? Meeting tanpa persiapan? Begitu?"
"Maaf Pak saya terpaksa menghubungi Pak Marco untuk menghandle ini. Beliau sudah mempersiapkan semuanya!"
"SHIT!! " rutuk Darren. "Kenapa kamu laporan sama si brewok itu! Kamu tahu kan saya paling tidak suka kalo urusan saya jadi urusan dia! Ngerti kamu Cintya?"
"Ci...Cindy Pak!"
"Ah terserah!" Darren menghempaskan bokongnya ke kursi kerajanya lalu mengusap wajahnya dengan kasar.
"Ada apa lagi sih?" Marco memasuki ruangan Darren.
"Bukan urusan kamu!" Darren menatap dingin Marco.
Marco menggelengkan kepalanya. "Ren, kalau kamu professional, gak akan mungkin aku ikut campur!"
"Kamu keluar!" Darren mengisyaratkan Cindy untuk keluar. Marco mengangguk mengisyaratkan juga pada Cindy dengan lembut. Cindy mengangguki.
"Ren denger dulu. Perusahaan ini perusahaan kita. Kalau kamu nggak peduli akan banyak yang dirugikan bukan cuma kita!" Marco menatap Darren penuh harap.
"Kenapa kamu selalu ikut campur urusan aku? Entah itu tentang perusahaan bahkan tentang cewek sekalipun! Aku tahu apa yang harus dilakuin jadi gak perlu kamu ikut campur!"
Marco menghela nafas panjang lalu duduk di depan Darren yang sedang memegangi kepalanya yang mungkin sedang pening.
"Itu karena aku peduli, Ren!"
"Sekarang kamu pimpin meeting dengan Investor dari Singapura! Aku gak ada gunanya disini. Terbukti semua yang aku punya selalu direbut!" Darren menarik kasar kunci mobil yang berada di atas mejanya.
Sementara Marco hanya tertunduk diam. Lemas seketika.

My Annoying GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang