My Annoying Girlfriend : 18

6.6K 179 1
                                    

Satu minggu berlalu El masih betah dengan kesibukannya di rumah saja. Omelan dari sang Ibu yang menyuruhnya mencari kerja pun sudah kebal di telinganya. El masih trauma jika dia harus mencari kerja lagi lalu jatuh cinta pada boss nya dan kemudian patah hati. Ah sepertinya El terlalu berlebihan.

Saat sedang menonton televisi sambil makan cemilan yang dia suka dia mendapati ada notifikasi dari ponselnya. Sebuah email masuk dan dia berpikir mungkin hanya email sampah dari sosial media saja. Tapi karena penasaran akhirnya El membuka email tersebut.

El membelalak tak percaya. Sebuah email masuk dari perusahaan yang menawarinya panggilan sebagai akuntan. Kini panggilan kerja itu sesuai dengan basic-nya.
"Akuntan? Di Artha Group? Lagi?" El membelalak tak percaya. Haruskah dia masuk ke dalam lubang singa itu. Lagi?

El terdiam sambil berpikir. Dia memang sangat butuh pekerjaan tapi tidak di Artha Group juga, tempat dimana dia menyimpan kenangan bersama Darren. Belum lagi nanti dia akan sering melihat pria tampan itu dan itu akan membuatnya sakit.

"El!!!" teriak Lucy yang sedang berada di dapur.
"Kenapa Mommy?" balas El teriak tapi tidak beranjak dari duduknya.
"Astaga, Elliana!" Lucy mulai mengomel lagi dan menghampiri sang anak yang tidak kunjung datang mendatanginya ke dapur.

"Elliana!" pekik Lucy. "Dipanggil kok diam saja?"

"Kenapa, Mom?"

"Beliin Mommy gula merah sana ke warung!"

"Ahh... El males Mom nanti ditanyain kerja dimana sekarang? Kapan nikah? Kan gitu kalo ibu-ibu udah ngegosip!" keluh El masih sambil ngemil keripik singkong pedasnya.

"Ya makanya cari kerja dong!" sindir Lucy.

"Iya ini lagi nyari, Mom!"

"Nyari kemana kamu di rumah terus kerjaannya nonton tv sama main hp!"

"Ya udah besok El interview deh!"

"Hah?" Lucy keheranan. "Kok bisa? Jadi tiba-tiba besok?"

El mengangkat bahu tidak tahu. Dia malas harus menjelaskan semua kejadiannya pada Lucy.

"Ya sudah sekarang kamu pergi beli gula merah sana!" kata Lucy lagi kali ini sambil menyerahkan uang selembar seratus ribuan.

"Ya udah tapi kembaliannya buat aku beli pulsa ya?" pinta El sambil nyengir.

"Dasar kamu! Ya sudah sana!"

El langsung ngibrit masih dengan piyamanya.

***

Hari ini begitu cerah tapi tidak dengan hati El. Ada keraguan dalam benaknya saat akan mendatangi interview yang ditawarkan langsung dari bagian HRD Artha Group.
"Kenapa harus Artha Group sih dari sekian banyak perusahaan yang aku lamar?" sungut El pagi itu seraya menatap dirinya di cermin. El sudah siap dengan blazer biru donker dan celana yang senada. Semakin pas dengan kemeja biru muda sebagai inner-nya. Rambutnya diikat rapih dan make up natural seperti biasa membuatnya semakin elegan. El rupanya semakin lihai mempercantik diri setelah berkali-kali di make over. Dan itu semua karena Darren.

El menghela nafas panjang jika mengingat nama Darren Arthawijaya di kepalanya. Ada perasaan yang belum selesai dengannya tapi dia harus sudah terbiasa dengan perasaan itu. Dan akan lebih baik jika dia bisa melupakan pria tampan itu selamanya.

Tok... Tok... Tok...
Suara ketukan pintu membuyarkan lamunan El.
"Masuk!" katanya sedikit berteriak.

"Maaf Non. Di depan ada yang nyariin Non!" kata Mbok Atem dengan sopan.

My Annoying GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang