My Annoying Girlfriend : 21

4.2K 89 0
                                    

Darren kini sudah merasa putus asa. Tidak ada yang bisa dilakukannya lagi untuk mendapatkan hati El kembali. Dia merasa bahwa kali ini kesalahan yang dia lakukan amat fatal. Mungkin seharusnya dari awal Darren tak perlu jatuh cinta pada gadis polos itu karena baginya perasaannya terhadap El sama saja membuatnya menderita seperti dulu. Lagi.

"Hai Darren!" panggil seorang wanita dengan pakaian yang cukup sexy.
Sontak Darren menoleh ke arah gadis tersebut. "Lidia?"
"Iya ini aku. Masa kamu lupa sama wajahku sih?" Lidia terkekeh.
Darren hanya membalasnya dengan senyuman miring.
"Kamu sendirian aja?" tanya Lidia lagi.
Darren hanya mengangguk seraya meneguk minuman berakohol di depannya.
"Mau aku temenin?" kali ini Lidia mendaratkan kedua tangannya di atas bahu kekar Darren.
Darren hanya terdiam beberapa saat kemudian melepaskan tangan Lidia dari bahunya. "I'm okay!" kata Darren dengan seulas senyum terpaksa.
Lidia menghela nafas panjang kemudian duduk di samping Darren. "Come on!  I know you, Darren! Ada masalah apa? Gak segala masalah bisa selesai dan terlupakan hanya dengan sex saja, Darren! Aku juga bisa jadi teman curhat!" Lidia tersenyum tulus menatap Darren.
"Hidupku sudah berakhir, Lidia." kata Darren lirih.
"Apakah ini tentang berita perselingkuhan yang sedang up di media massa itu?"
Darren hanya mengangkat bahu.
Lagi-lagi Lidia menghela nafas panjang melihat Darren begitu tak bersemangat. "Ku dengar kamu akan menikah dengan dia, jadi, aku tebak kamu gak cinta kan sama si penyanyi sexy itu?"
"Kamu tahu itu." Darren menenggak kembali minumannya. Kali ini sampai habis tak tersisa.
"Ada wanita lain?" tebak Lidia.
Darren menyerngit bagaimana bisa Lidia tahu akan hal itu.
"Aku tahu kau, Darren! Aku juga pernah jatuh cinta. Aku tahu ini menjadi sulit buatmu karena kamu sedang jatuh cinta pada seseorang kalau tidak kamu tidak akan ambil pusing dengan masalah ini!"
Darren tersenyum miring serasa ingin menertawakan dirinya sendiri. Apa yang dikatakan Lidia itu benar. Semua terasa berat karena Darren mencintai El. "Lalu aku harus apa? Sepertinya memang hidupku sudah berakhir!"
"Cinta itu memang buta, Darren! Kamu cukup membuka matamu dengan lebar agar tidak terbawa kebutaan itu juga!" Lidia tersenyum. "Mungkin perjuanganmu belum maksimal, Darren! Aku rasa kamu harus perjuangkan dulu sampai titik darah penghabisan jika tidak berhasil juga aku bersedia menemani kamu mabuk-mabukan disini!" Lidia tersenyum lebar seraya mengangkat alisnya.
Darren terkekeh sambil menggeleng. "Gila kamu!"
"Ya cinta juga memang gila, Ren!" Lidia tertawa. "Aku harus pergi seseorang sedang menungguku! Aku sarankan kau untuk memikirkan apa yang tadi aku katakan!"
Darren mengangguk dengan senyum tipis.
"Bye!" Lidia mengecup pipi Darren.

Darren kembali terdiam setelah wanita bernama Lidia itu pergi. Dia berpikir apa benar yang dikatakan Lidia. Apa benar dia harus berusaha lagi?

***

Sebuah mobil hitam melaju pelan. Ya, mobil itu dikendarai Darren setelah dia pergi ke bar dia memutuskan untuk pulang ke apartemennya. Namun, di sebuah jalanan yang cukup sepi Darren menghentikan mobilnya. Terlihat seseorang yang mengendarai sebuah motor menghalangi jalannya. Keadaan bertambah mencekam karena saat itu sudah sangat larut pukul 02.00 WIB dini hari.
"Ada masalah apa kau?" tanya Darren garang melalui jendela mobilnya.
Pria berbadan besar itu menghampiri Darren. "Turun!" titahnya kasar.
Darren menyerngit keheranan. Dia sama sekali tak mengenal pria itu. Merasa tidak takut Darren pun turun dari mobilnya.
"Siapa kau?" tanya Darren.
"Kau tidak perlu banyak bicara! Karena hari ini mungkin akan jadi hari kematianmu!" pria itu mulai mengancam.
Darren terkejut dan mundur selangkah. Sesaat setelah itu muncul empat orang pria lagi dari sebuah mobil dan menghampiri Darren.
"Kalian siapa dan mau apa?" Darren masih kebingungan.
Tanpa menghiraukan pertanyaan Darren akhirnya segerombolan pria itu mengeroyok Darren tanpa ampun. Tendangan, tinjuan dan berbagai pukulan mendarat di wajah dan tubuh Darren. Dia berusaha melawan tapi jumlah lawan yang banyak membuatnya tidak berdaya. Setelah dipukuli dengan keji Darren dibiarkan terkapar di jalanan tersebut. Wajah lebam dengan darah yang bercucuran membuat Darren kehilangan kesadaran dan sesaat setelah itu dia merasakan semuanya begitu gelap.
.
.
.
.
.
.
Hello guys I'm back 😆

My Annoying GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang